Musim hujan dan banjir memiliki kaitan yang erat dengan penularan berbagai penyakit. Salah satu penyakit yang dimaksud adalah leptospirosis.
Leptospirosis atau dikenal sebagai penyakit kencing tikus sangat berbahaya, karena dapat menyebabkan kerusakan berbagai organ penting di tubuh. Ada pula beberapa komplikasi leptospirosis yang dapat mengancam keselamatan penderitanya.
Mengenal Leptospirosis Lebih Dekat
Leptospirosis adalah infeksi bakteri Leptospira interrogans. Penyakit ini utamanya ditularkan melalui urine tikus kepada manusia. Tak menutup kemungkinan, leptospirosis juga bisa terjadi akibat paparan urine anjing, mencit, dan beberapa hewan ternak seperti sapi.
Hewan-hewan yang menularkan leptospirosis mungkin tidak mengalami gejala. Tetapi, hewan tersebut bisa menjadi pembawa bakteri penyebab penyakit tersebut di dalam ginjal mereka.
Jika seseorang berada di sekitar tanah atau air tempat hewan yang terkena infeksi, bakteri dapat masuk ke dalam tubuh melalui luka di kulit. Selain itu, bakteri Leptospira juga bisa masuk melalui hidung, mulut, atau alat kelamin seseorang.
Leptospirosis sulit ditularkan dari satu manusia ke lainnya. Meski begitu, penyakit ini bisa ditularkan melalui hubungan seks atau menyusui.
Pada manusia, leptospirosis dapat menyebabkan berbagai macam gejala. Misalnya, sakit kepala, sakit perut, demam, nyeri otot, dan diare.
Artikel Lainnya: Musim Hujan Datang, Awas Serangan Leptospirosis!
Komplikasi Leptospirosis yang Dapat Terjadi
Penderita leptospirosis ringan dapat sembuh dengan sendirinya. Namun pada kasus yang berat, penyakit ini dapat memicu berbagai komplikasi yang membahayakan keselamatan.
Menurut dr. Muhammad Iqbal Ramadhan, mayoritas komplikasi leptospirosis adalah gagal organ. Di antaranya:
-
Gagal Ginjal
Berdasarkan dr. Iqbal, gagal ginjal merupakan komplikasi leptospirosis yang paling sering terjadi. Jumlahnya diperkirakan hampir 95 persen kasus.
Gangguan ginjal akibat leptospirosis ditandai dengan pembengkakan dan peradangan dalam ginjal (nefritis tubulointerstitial) dan disfungsi tubular.
-
Gagal Hepar (Hati)
Komplikasi leptospirosis yang satu ini terjadi akibat fungsi organ hati yang menurun sama sekali. Kerusakan hati tahap lanjut diketahui dapat mengakibatkan ikterus atau perubahan warna kulit menjadi kuning.
-
Gagal Napas
Gagal napas atau sering disebut Acute Respiratory Distress Syndrome (ARDS) juga bisa terjadi akibat komplikasi leptospirosis. Pada kondisi ini, pasien memerlukan tindakan intubasi (memasukkan alat bantu pernapasan berupa tabung) dan ventilator.
Artikel Lainnya: Waspada! Ini Penyakit yang Ditularkan Melalui Tikus
“Jadi, sebenarnya, komplikasi leptospirosis (itu) multiorgan failure atau kegagalan banyak organ. Organ-organ tersebut tidak mampu berfungsi sebagaimana mestinya. Jadi, (komplikasi leptospirosis) itu memang fatal sekali,” terang dr. Iqbal.
Mengingat adanya risiko komplikasi, seseorang yang curiga mengalami gejala leptospirosis wajib segera memeriksakan diri ke dokter. Tujuannya adalah untuk mendeteksi dini dan memastikan kondisi.
Apabila memang benar mengalami leptospirosis, dokter akan memberikan pengobatan sesuai dengan gejala yang dialami. Pemberian obat sesegera mungkin dapat menaikkan peluang tingkat kesembuhan penderita.
Selain pengobatan, pencegahan terhadap risiko leptospirosis pun cukup penting. Anda mesti merawat sanitasi dengan baik, menghindari terkena air banjir yang menggenang, dan hanya mengonsumsi makanan yang higienis.
Di samping itu, terapkan juga gaya hidup sehat, olahraga teratur, istirahat cukup, dan pola makan bergizi seimbang agar agar daya tahan tubuh terjaga dengan baik.
Cegah bahaya leptospirosis dengan selalu memperhatikan kebersihan diri dan lingkungan. Jika Anda merasa mengalami gejalanya, tak perlu tunda untuk segera berobat ke dokter.
Anda yang ingin berkonsultasi lebih lanjut mengenai komplikasi leptospirosis juga bisa chatting langsung dengan dokter melalui LiveChat 24 jam. Jika ingin lebih simpel, Anda dapat mengunduh aplikasi KlikDokter.
(NB/JKT)