Dua minggu pasca-vaksinasi virus corona pertama di Indonesia, ada saja kabar simpang siur yang bermunculan. Salah satu yang cukup kencang beredar di dunia maya adalah keberadaan chip di vaksin Sinovac yang disuntikkan kepada masyarakat.
Salah satunya dibagikan dalam unggahan Novi Hardian. Pemilik akun mengunggah sebuah gambar dengan tulisan:
“Ketika di vaksin, microchip yang sangat kecil dipasang tanpa terasa dg diam2. Tujuannya lain selain utk corona juga utk membunuh yg diprogram secara remote orang yg tdk disukai oleh Dajjal baru.”
Bersama gambar dan tulisan tersebut, pemilik akun juga menuliskan caption: “WASPADALAH BAGI UMAT ISLAM SEMUA DENGAN ADANYA VAKSIN YANG MAU DI PROGRAMKAN PEMERINTAH... PADA AWAL TAHUN 2021 UMAT ISLAM HARUS BERANI TEGAS MENOLAKNYA KALAU TIDAK MAU DI BUAT TARGET PEMBANTAIAN 7,5 MILIYAR NYAWA...”
Tak hanya di Indonesia rupanya, isu yang sama juga berembus di Amerika Serikat. Dilansir dari Reuters, ada sebuah video di Facebook yang sudah lebih dari 8.300 kali dibagikan mengenai klaim pemasangan microchip dalam label jarum suntik vaksin virus corona.
Video tersebut menyebut, chip di vaksin akan memberikan informasi kepada beberapa orang penting tentang siapa saja yang sudah divaksinasi.
Kabar ini juga dikaitkan dengan pendiri Microsoft, Bill Gates, yang dituduh menjadi dalang dari pembuatan microchip pada vaksin virus corona.
Teori konspirasi ini muncul akibat suntikan dana ratusan juta dolar AS dari Gates untuk membantu penanganan COVID-19 di Negara Adidaya itu.
Artikel lainnya: MedFact: Vaksin Sinovac Bisa Memperbesar Penis?
Chip Pemantau Ada di Vaksin Virus Corona, Benarkah?
Akibat berita tidak bertanggung jawab ini, tidak sedikit masyarakat yang akhirnya meragukan efektivitas dari vaksin, dan enggan untuk menerima vaksin Sinovac. Namun, apakah teori tersebut valid?
Menanggapi hal ini, dr. Devia Irine Putri dengan tegas menepisnya. “Tidak, kabar kalau ada microchip di vaksin COVID-19 itu adalah hoaks,” kata dia.
“Vaksin Sinovac itu berisikan virus yang sudah dilemahkan dan nantinya akan membantu tubuh untuk merangsang antibodi. Jadinya vaksin ini akan membentuk antibodi untuk melawan virus corona,” ujar dr. Devia.
Selain virus yang dilemahkan, beberapa isian lain dari vaksin Sinovac adalah alumunium hidroksida yang berfungsi untuk meningkatkan kemampuan vaksin.
Lalu, ada juga kandungan fosfat yang berfungsi sebagai penstabil. Di dalam vaksin Sinovac juga ada larutan garam atau bisa disebut juga dengan natrium yang berfungsi sebagai isotonis. Cairan ini berguna untuk memberi kenyamanan pada saat proses penyuntikan.
Artikel lainnya: Medfact: Anjuran Minum Air Kelapa untuk Menetralkan Vaksin COVID-19
Apa Fungsi Microchip dalam Bidang Kesehatan?
Meski kabar tersebut hanyalah hoax vaksin COVID-19 belaka, tapi penanaman chip di bidang kesehatan nyatanya ada.
“Dalam bidang kesehatan, microchip sendiri bisa dimanfaatkan untuk memantau obat yang dikeluarkan,” tutur dr. Devia.
“Misalnya, untuk ke depan bisa diaplikasikan kepada penderita diabetes mellitus yang gulanya naik atau tidak terkontrol. Jadi, otomatis chip ini yang akan melepaskan obat untuk mengontrol gula darah penderita,” katanya.
Selain itu, seperti dilansir dari NCBI, menurut peneliti, penggunaan microchip juga berpotensi dalam kemoterapi pasien kanker otak.
Dalam pengujian kepada tikus, kemoterapi kanker otak dimasukkan ke dalam chip. Selanjutnya, chip ditanamkan ke dalam tubuh tikus.
Untuk studi pada manusia, penggunaan microchip masih dibatasi untuk mengobati beberapa penyakit tertentu, seperti diabetes.
Penanaman microchip ini baru ada di beberapa rumah sakit karena masih masuk dalam tahap penelitian. Bahkan, menurut dr. Devia, penanaman microchip bisa saja menimbulkan efek samping seperti infeksi.
“Karena ini (microchip) termasuk benda asing. Jadi bisa saja terjadi reaksi peradangan lokal di tempat dimasukkannya microchip. Bisa saja nanti timbul infeksi atau bengkak,” tutur dr. Devia.
Penggunaan microchip dalam pengobatan medis masih sangat terbatas dan membutuhkan penelitian mendalam. Atas alasan itu pula, keberadaan chip di vaksin COVID-19 tidak perlu Anda percaya. Pemerintah juga sudah menjamin keamanan vaksin Sinovac.
Dapatkan informasi yang valid dan tepat seputar virus corona dengan mengunduh aplikasi Klikdokter.
[HNS/JKT]