Pria yang kerap mengkritik keras pemerintahan Presiden Rusia Vladimir Putin, Alexei Navalny, dalam keadaan kritis akibat diracun pada akhir bulan lalu. Pada Rabu lalu (2/9), pemerintah Jerman yang merawat Navalny menyebut di dalam tubuh pria kelahiran 1976 itu ditemukan racun novichok.
Walau diperkirakan nyawa Navalny akan selamat, dia diprediksi tidak akan bisa pulih dengan seutuhnya. Jarang terdengar ketimbang sianida, apa sebenarnya racun novichok itu? Apakah bahan tersebut sangat berbahaya?
Berkenalan dengan Cara Kerja Racun Novichok
Menurut dr. Nabila Viera Yovita, racun novichok merupakan agen kimiawi yang sangat bisa mengancam nyawa seseorang.
“Racun ini bekerja dengan cara memengaruhi transmisi sinyal saraf ke otot. Makanya ini disebut juga sebagai racun saraf,” jelasnya.
Ketika saraf bekerja dengan baik (tidak terganggu oleh zat apa pun), ujung saraf akan melepaskan asetilkolin (sebuah neurotransmitter penting). Jaringan otot, yang tadinya relaks atau diam saja, akan berkontraksi dan bergerak sesuai instruksi otak.
“Di dalam tubuh kita ada yang namanya enzim asetilkolinesterase yang bertugas untuk menonaktifkan pergerakan otot biar relaks kembali. Ketika bertemu dengan racun novichok, ia menempel ke enzim tersebut sehingga otot korban akan terus berkontraksi,” kata dr. Nabila.
Dia menambahkan, “Apabila sudah sampai mengenai otot pernapasan, korbannya akan kekurangan oksigen, gagal napas, dan kelelahan ekstrem karena bergerak terus-menerus (sama sekali tidak ada fase istirahat). Racun ini memang berbahaya sekali.”
Artikel lainnya: Kenali 7 Tanda Keracunan Makanan
Lebih Berbahaya daripada Racun Lainnya!
Tak cuma itu, racun novichok juga berpotensi menembus masker gas dan pakaian pelindung. Racun ini sebenarnya dikembangkan secara rahasia oleh Uni Soviet sejak 1970-an.
Novichok diklaim lebih berbahaya daripada racun saraf lainnya, VX, buatan Inggris pada 1950-an. Racun VX pernah digunakan untuk membunuh Kim Jong-nam, saudara tiri pemimpin Korea Utara Kim Jong Un, pada 2017 di Malaysia. Bahkan novichok disebut lebih mematikan ketimbang gas saring buatan Jerman pada era Nazi.
Selain itu, racun novichok sangat sulit untuk diidentifikasi dalam tubuh, butuh peralatan yang canggih dan ketelitian yang ekstra untuk mendeteksinya. Tak perlu waktu lama untuk membuat racun itu menyebar ke seluruh tubuh, menyiksa, dan membuat korbannya meninggal dunia. Hanya butuh 30 detik - 2 menit setelah terkontaminasi, racun langsung menyebar.
Karena bisa dimodifikasi menjadi gas, bubuk, dan cairan, plus bisa dicampur dulu dengan suatu benda agar tidak mencelakai kurirnya, racun novichok menjadi lebih mudah dipindahkan dan dipakai sebagai alat pembunuh. Dalam kasus Navalny, novichok diduga dimasukkan ke dalam minuman teh miliknya.
Artikel lainnya: Mengenal Gejala Keracunan Obat Kedaluwarsa
Bisakah Diberikan Pertolongan Pertama?
Menanggapi pertanyaan tersebut, dr. Nabila mengatakan, akan sulit untuk memberi pertolongan pertama pada korban racun novichok. Sebab, gejala yang timbul bisa menyerupai penyakit lain dan tidak spesifik.
“Jadi, saat melihat ada orang yang terkena racun ini, lebih baik langsung bawa ke rumah sakit terdekat secepatnya. Biarkan tenaga medis yang mengurus dan rumah sakit bisa memberikan obat penawarnya,” dia menyarankan.
Melihat dahsyat dan cepatnya efek novichok, adakah orang yang berhasil selamat jadi jerat racun ini? Jika bicara soal korban selamat, dua tahun silam ada dua orang yang selamat dari racun mematikan tersebut.
Mereka adalah Yulia Skripal dan Sergei Skripal, anak dan ayah asal Rusia yang tinggal di Salisbury, London. Sergei Skripal adalah mantan double agent Rusia-Inggris yang dianggap pengkhianat oleh pemerintah Kremlin.
Kepada media, Yulia menjelaskan bahwa proses penyembuhan yang ia alami sangat menyakitkan dan lambat. Untungnya, dia dan sang ayah berhasil sembuh.
Bila masih ada pertanyaan terkait keracunan maupun keluhan medis lainnya, tanyakan pada dokter kami lewat fitur Live Chat 24 Jam di aplikasi KlikDokter.
[HNS/ARM]