Narkolepsi merupakan gangguan tidur yang dapat terjadi pada setiap umur, namun paling sering menyerang usia awal remaja. Seorang penderita narkolepsi akan mengeluhkan rasa kantuk yang tak tertahankan sepanjang hari, terutama di siang hari.
Alhasil, penderita narkolepsi dapat tidur tanpa disadari, bahkan di waktu tidak tepat seperti saat sedang bekerja, makan, menyetir, atau bahkan saat berbicara. Sampai saat ini, penyebab pasti gangguan narkolepsi belum diketahui. Rasa kantuk yang tak tertahankan juga bukan karena kualitas tidur yang tidak cukup.
Akan tetapi menurut beberapa penelitian terbaru, penyebab dari gangguan narkolepsi bisa disebabkan oleh kombinasi dari beberapa faktor yang menyebabkan berkurangnya hormon hipokretin seperti gangguan autoimun, riwayat keluarga, atau trauma otak.
Terdapat dua jenis tipe narkolepsi yaitu:
1. Tipe 1 narkolepsi.
Narkolepsi tipe ini disertai gejala katapleksi, dan kadar hormon hipokretin rendah berdasarkan hasil pemeriksaan darah. Hormon ini membuat tubuh tetap terjaga dan mengatur fase tidur nyenyak (fase REM).
2. Tipe 2 narkolepsi.
Narkolepsi tipe ini tidak disertai gejala katapleksi, dan hasil pemeriksaan darah menunjukkan kadar hormon hipokretin yang normal.
Selain adanya gangguan tidur yang tak disadari oleh penderitanya, terdapat beberapa gejala penyerta lain dari gangguan tidur narkolepsi, yaitu:
● Lemasnya otot secara mendadak. Gejala ini dinamakan katapleksi, yang dipicu oleh emosi sedih atau senang. Penderita narkolepsi dapat menjadi lemas di beberapa bagian otot, dan mendadak terjatuh atau tidak dapat mengendalikan bagian tubuh tertentu.
● Halusinasi. Penderita narkolepsi dapat mengalami gangguan halusinasi, yaitu melihat atau mendengar sesuatu yang tidak nyata.
● Kelumpuhan saat tidur. Gejala lain pada penderita narkolepsi adalah kelumpuhan otot, yang bekerja di bawah kesadaran, yang terjadi pada waktu awal tidur.
Jika Anda memiliki gejala sering mengantuk dan tidur tanpa disadari, diikuti beberapa gejala penyerta seperti di atas, segeralah berkonsultasi dengan dokter.
Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang seperti pemeriksaan darah, pemeriksaan EEG (rekam aktivitas listrik di otak), dan tes genetik.
Jika sudah dinyatakan menderita gangguan tidur narkolepsi, Anda harus istirahat tidur dengan waktu yang sama setiap harinya, rutin berolahraga setiap hari, dan konsumsi obat yang sudah diberikan oleh dokter.
Menghindari konsumsi alkohol, kafein, dan makan besar sebelum tidur, serta tidak merokok di malam hari, dapat membantu proses penyembuhan.
[BA/ RVS]