Sianida menjadi salah satu nama racun yang sudah tidak asing lagi bagi kebanyakan orang. Apalagi, racun ini kerap kali muncul di beberapa kasus keracunan yang berakhir dengan kematian, termasuk kasus pembunuhan yang diduga dilakukan oleh Jessica Wongso terhadap kawannya sendiri, Wayan Mirna Salihin pada 6 Januari 2016 lalu.
Namun, bagaimana sebenarnya cara kerja racun sianida? Apa gejala yang bisa muncul akibat keracunan zat berbahaya ini? Mari ketahui selengkapnya seputar fakta racun sianida lewat ulasan berikut ini.
Fungsi Sianida
Pada dasarnya, sianida adalah gas kimia beracun yang bisa mencegah tubuh untuk menyerap oksigen. Ini merupakan bahan kimia yang mengandung ikatan karbon-nitrogen.
Zat beracun ini bisa berupa gas atau cairan tidak berwarna, seperti hidrogen sianida (HCN) atau sianogen klorida (CNCl).Mengutip dari Centers for Disease Control and Prevention, jenis sianida juga dapat berbentuk kristal padat, seperti natrium sianida (NaCN) atau kalium sianida (KCN).
Sebenarnya, fungsi sianida sering digunakan dalam banyak industri. Biasanya, dimanfaatkan untuk menghasilkan plastik, kertas, pakaian, atau insektisida pembasmi hama.
Selain itu, sianida juga dapat ditemukan dalam jumlah sedikit di sekitar kita, contohnya terkandung di dalam asap rokok.
Artikel Lainnya: Daftar Racun Berbahaya dan Mematikan dalam Rokok
Bahaya Racun Sianida Jika Masuk ke dalam Tubuh
Sianida sering dideskripsikan memiliki bau yang menyerupai almond pahit. Namun, tak jarang, zat ini juga tidak mengeluarkan bau, sehingga sulit terdeteksi keberadaannya.
Ketika masuk ke dalam tubuh, sianida bisa menimbulkan sejumlah efek. Berikut sejumlah bahaya sianida jika masuk ke dalam tubuh:
- Sakit kepala
- Kehilangan keseimbangan
- Nyeri perut
- Mual dan muntah
- Sesak napas
- Nyeri dada
Gejala keracunan sianida bisa berkembang sangat cepat. Jika terpapar sianida dalam jumlah besar, ini bisa menyebabkan bahaya yang semakin parah, seperti:
- Tekanan darah tinggi atau rendah
- Penurunan kesadaran hingga pingsan
- Kejang
- Cedera paru-paru
- Koma
- Kematian
Artikel Lainnya: 10 Gejala Keracunan Sianida
Cara Kerja Racun Sianida di dalam Tubuh Manusia
Sianida bisa masuk ke dalam tubuh lewat berbagai cara. Berikut cara kerja sianida dalam tubuh manusia:
1. Masuk Melalui Saluran Pernapasan atau Pencernaan
Ketika sianida dilepaskan ke udara, seseorang bisa terpapar lewat kontak kulit, mata, atau menghirup gas sianida tersebut. Selain itu, seseorang juga bisa terpapar sianida lewat minuman atau makanan yang terkontaminasi racun sianida.
2. Diubah Menjadi Tiosianat
Setelah terpapar, sianida akan masuk ke dalam aliran darah dengan cepat. Tubuh akan menangani sianida dalam jumlah yang kecil. Dalam dosis kecil, sianida dalam tubuh akan diubah menjadi tiosianat. Ini tidak akan berbahaya dan dapat dikeluarkan melalui urine.
Bahkan, New York State Department of Health mengungkapkan bahwa sianida dalam jumlah kecil dapat menyatu dengan bahan kimia lain untuk membentuk vitamin B12 yang dapat menjaga kesehatan saraf dan sel darah merah.
3. Timbul Keluhan pada Tubuh
Paparan sianida dalam konsentrasi yang lebih rendah umumnya akan menimbulkan sejumlah gejala seperti mati rasa, lemah, vertigo, mual, dan denyut nadi yang cepat. Laju pernapasan awalnya akan meningkat dan di tahap selanjutnya akan menjadi lebih lambat dan terengah-engah.
Jika seseorang selamat dari fase keracunan ini, maka ia bisa pulih tanpa gejala yang tersisa.
Artikel Lainnya: Pertolongan Pertama pada Keracunan Makanan yang Harus Diketahui
4. Menghentikan Metabolisme Sel Tubuh
Dalam dosis yang besar, tubuh tidak bisa mengubah sianida menjadi tiosianat. Oleh karenanya, gas kimia beracun ini dapat menyebabkan tubuh kesulitan menyerap oksigen.
“Sianida akan berikatan dengan enzim yang penting untuk pernapasan sel. Ikatan ini menyebabkan sel tubuh tidak mampu menggunakan oksigen,” tutur dr. Atika.
Tak heran, gejala keracunan sianida akan muncul dalam beberapa menit setelah menghirup, menelan, atau mengalami kontak dengan sianida.
Mengutip dari buku National Research Council (US) Subcommittee on Acute Exposure Guideline Levels, sianida dapat menghambat respirasi sel, mulai dari sistem pernapasan, saraf pusat, hingga kardiovaskular.
Racun ini dapat menghambat enzim sitokrom C oksidase yang ada di mitokondria, sehingga sel-sel tubuh bisa mengalami kematian. Ketika keracunan sianida akut, organ tubuh yang memiliki kebutuhan oksigen tertinggi, seperti otak dan jantung, menjadi organ yang paling terdampak.
5. Menyebabkan Kematian
Dalam konsentrasi tinggi, paparan sianida bisa menyebabkan pernapasan terhenti. Jika terus berlanjut, ini bisa menyebabkan seseorang mengalami ketidaksadaran.
Apabila terpapar dosis sianida dalam jumlah yang tinggi dan tidak segera ditangani, ini dapat mengakibatkan kematian.
Penting untuk diingat, semakin besar dosis racun yang terpapar, maka semakin berat gejala yang akan dialami. Oleh karenanya, kamu perlu berhati-hati.
#JagaSehatmu dan orang lain dengan segera lakukan pertolongan pertama. Pastikan untuk menjauhkan diri dari paparan sianida dan lakukan CPR pada korban yang kesulitan bernapas.
Bila punya pertanyaan lain seputar racun sianida, kamu bisa tanya langsung kepada dokter lewat layanan Tanya Dokter di aplikasi KlikDokter, ya!
(NM)
- Centers for Disease Control and Prevention. Diakses 2023. Cyanide.
- New York State Department of Health. Diakses 2023. The Facts About Cyanides.
- National Research Council (US) Subcommittee on Acute Exposure Guideline Levels. Diakses 2023. Hydrogen Cyanide: Acute Exposure Guideline Levels.
- StatPearls Publishing. Diakses 2023. Cyanide Toxicity.