Saat mengalami luka bakar ringan seperti terciprat minyak panas atau tersenggol setrikaan, penanganan ala rumahan kerap dipilih. Sebagian orang biasanya akan mengoleskan pasta gigi atau mentega di area yang terbakar.
Mitos lainnya yang banyak dipercaya terkait penanganan luka bakar adalah mengoleskan minyak goreng atau mengompresnya dengan es batu. Apakah bahan rumahan ini benar-benar efektif mengatasi luka bakar? Ataukah mitos hanya belaka?
Berikut beberapa mitos terkait penanganan luka bakar yang sebaiknya tak perlu Anda percaya, beserta fakta di balik mitos tersebut.
1. Mengoleskan Luka Bakar Minyak Goreng atau Mentega
Khasiat bahan rumahan seperti mentega dan minyak, untuk menyembuhkan luka bakar adalah mitos belaka. Sampai sekarang, belum ada penelitian yang mengatakan bahwa bahan-bahan rumahan tersebut bisa mengatasi pasien dengan luka bakar.
Selain tidak memberikan efek penyembuhan, bahan rumahan itu juga dianggap tidak higienis. Bahan-bahan tersebut juga dapat menimbulkan efek panas yang nantinya bisa memperlambat proses penyembuhan.
Artikel Lainnya: Putih Telur Bisa Mengobati Luka Bakar, Benar atau Tidak?
2. Mengoleskan Pasta Gigi di Bagian Luka Bakar
Pasta gigi mengandung berbagai macam bahan kimia yang digunakan untuk memutihkan gigi dan pengharum napas. Kedua bahan ini justru bisa memberikan efek buruk karena bisa meningkatkan kondisi peradangan dan memperlambat proses pemulihan.
Pasta gigi juga mengandung kalsium dari peppermint yang bisa meningkatkan risiko infeksi dan merusak jaringan kulit.
3. Mengompres Luka Bakar dengan Es Batu
Es batu dengan suhu dingin (bisa mencapai minus 4 derajat Celcius) dapat menyebabkan pembuluh darah di kulit mengecil dan menghambat aliran darah. Padahal, suplai darah yang baik sangat dibutuhkan untuk proses penyembuhan luka.
Mengompres luka bakar dengan es batu justru dapat memperburuk kondisi luka bahkan hingga terjadinya kematian jaringan atau nekrosis. Sebaiknya, basuh luka bakar ringan dengan air ledeng mengalir untuk menghentikan proses kulit yang terbakar.
4. Lenting Sebaiknya Dipecahkan
Pada kondisi luka bakar derajat satu, dapat timbul lepuhan berbentuk gelembung berisi cairan atau bula. Lepuh ini kerap menyebabkan rasa nyeri dan banyak orang mencoba untuk memecahkan gelembungnya. Beberapa berharap, dengan memecahkan lepuhan, nyeri bisa hilang dan luka lebih cepat sembuh.
Faktanya, memecahkan lepuhan justru akan menimbulkan luka terbuka yang dapat menjadi pintu masuk kuman penyebab infeksi.
Artikel Lainnya: Efektifkah Atasi Luka Bakar dengan Pasta Gigi?
5. Menyiram Luka Bakar dengan Alkohol
Dalam film laga, Anda tentu pernah melihat sang tokoh utama menyiram berbagai luka, termasuk luka bakar, dengan alkohol. Nah, inilah menjadi pemicu maraknya mitos menyiram luka bakar dengan alkohol agar "steril" dan luka terasa dingin.
Hal ini sangatlah keliru. Menyiram luka bakar dengan alkohol, apalagi minuman beralkohol sangatlah tidak dianjurkan. Paparan alkohol secara langsung di luka bakar justru dapat menyebabkan rasa nyeri hebat dan membuat luka menjadi kering. Akibatnya, proses penyembuhan luka menjadi terganggu.
6. Luka Bakar yang Tidak Nyeri Tidak Membutuhkan Perawatan
Luka bakar derajat tiga mungkin dapat menimbulkan rasa nyeri yang jauh lebih ringan daripada luka bakar derajat satu. Hal ini dikarenakan serabut saraf sensori di permukaan kulit sudah hancur terbakar bersama lapisan kulit di sekitarnya.
Untuk itu, selalu perhatikan kondisi luka bakar Anda dan lakukan pertolongan pertama secepatnya. Jika luka bakar terlihat dalam, misalnya sedalam uang koin, maka segera cari pertolongan medis.
Jika tidak segera diobati, luka bakar memang bisa berbahaya serta menimbulkan bekas dan luka parut di kulit. Namun, jangan asal memberikan pengobatan dan harus sesuai dengan derajat keparahan luka bakar Anda.
Apabila luka bakar terlalu besar dan dalam untuk ditangani di rumah, segeralah minta bantuan dokter. Untuk tahu informasi lain mengenai fakta dan mitos kesehatan atau penanganan luka bakar, baca terus artikel kesehatan di aplikasi Klikdokter.
(OVI/JKT)