Sebagian orang yang baru saja mendapat tindakan operasi sebaiknya tak buru-buru naik pesawat. Sebab, meski tindakan operasi itu hanyalah bedah minor dan sepertinya luka operasi juga sudah mengering, naik pesawat setelah operasi konon bisa memperparah keadaan si pasien. Lantas, benarkah demikian?
Penyebab naik pesawat setelah operasi itu dilarang
Ternyata, menurut dr. Arina Heidyana dari KlikDokter, larangan untuk naik pesawat setelah operasi itu bukan tanpa alasan. Sebab, jika orang yang habis melakukan tindakan operasi langsung bepergian naik pesawat, bukan tak mungkin dia mengalami pembekuan darah saat pesawat mencapai ketinggian tertentu.
Dalam dunia medis, kondisi pembekuan darah itu disebut deep vein thrombosis (DVT). Empat minggu pasca melakukan operasi, pasien akan rentan mengalami pembekuan darah bila dia melakukan perjalanan jauh selama berjam-jam. Bahkan, kemungkinan terburuknya, pembekuan di pembuluh darah dalam akibat naik pesawat pasca operasi dapat menyebabkan kematian.
Darah bisa mengalir dari kaki menuju paru-paru dan membuat penyumbatan yang disebut emboli paru. Kondisi emboli paru rentan terjadi apabila tubuh kurang aktif. Ini tentu sangat berisiko bila Anda duduk terlalu lama di pesawat. Gejala yang dihasilkan berupa nyeri dan bengkak di betis, sesak napas, pusing, ujung jari dan bibir membiru, hingga hilang kesadaran.
Bedah minor dan luka tampak kering bukan jaminan
“Larangan untuk naik pesawat setelah operasi berlaku untuk pasien yang mendapatkan bedah mayor maupun bedah minor. Bukan berarti orang yang hanya mendapatkan bedah minor boleh naik pesawat setelah operasi, karena risikonya sama saja. Dari luar mungkin terlihat sudah kering, tapi sebenarnya mendeteksi luka operasi tidak segampang itu,” tutur dr. Arina.
Sebagian orang memang berpikir, saat luka operasinya sudah tampak mengering, berarti dia boleh segera kembali ke rumahnya dan melakukan perjalanan jauh dengan pesawat. Padahal, dr. Arina mengatakan, dokter perlu melakukan teknik khusus (tindakan menekan) untuk mengecek seberapa “baik” luka pasca operasi.
“Tujuannya, untuk melihat apakah dari dalam masih keluar nanah atau cairan lain, meski dari luar tampak kering. Kalau ternyata masih keluar cairan, risikonya akan bahaya,” dr. Arina menegaskan.
Kalau sudah begitu, kapan waktu yang tepat untuk naik pesawat setelah operasi? Apakah mesti empat minggu pasca operasi?
Waktu yang tepat untuk naik pesawat setelah operasi
Soal hal itu, dr. Arina tidak bisa memberikan patokan pastinya. Sebab, itu sangat bergantung pada kondisi luka operasi dan kondisi kesehatan si pasien.
Dengan demikian, tiap orang yang dioperasi memiliki anjuran waktu yang berbeda. Akan lebih baik bila Anda mengonsultasikannya langsung kepada dokter yang sebelumnya menangani.
Dilansir dari kompas.com, maskapai penerbangan umumnya memiliki peraturan sendiri untuk orang-orang yang baru saja menjalani operasi sebelum melakukan penerbangan dengan mereka. Untuk itulah, penting bagi Anda atau kerabat terdekat untuk membantu menghubungi pihak maskapai sebelum memesan tiket pesawat.
Apabila sudah mengantongi izin dari dokter untuk segera pulang ke rumah dan bepergian jauh dengan naik pesawat, Anda dapat melakukan pencegahan pembekuan darah. Caranya, mengangkat kaki lebih tinggi, mengonsumsi air putih yang cukup, melakukan peregangan, dan mengenakan stoking kompresi pada tungkai kaki.
Jadi, Anda memang tidak disarankan untuk naik pesawat setelah operasi. Apalagi jika luka operasinya belum benar-benar kering, belum diperiksa oleh dokter, dan belum mendapatkan izin serta waktu yang tepat untuk bepergian jauh dari dokter. Lebih baik, perbanyak istirahat dan asupan protein agar proses penyembuhan luka operasi bisa lebih cepat.
[HNS/ RVS]