Kesehatan Umum

Jangan Malas! Ini Pentingnya Mengganti Seprai Kasur Biar Tidur Berkualitas

Christovel Ramot, 16 Nov 2023

Ditinjau Oleh dr. Atika

Kapan terakhir kamu mengganti seprai? Jarang mengganti seprai bisa buruk buat kesehatan lho! Simak penjelasannya berikut ini.

Jangan Malas! Ini Pentingnya Mengganti Seprai Kasur Biar Tidur Berkualitas

Tidur berkualitas merupakan faktor penting dalam menjaga kesehatan tubuh kita. Salah satu elemen yang sering diabaikan dalam mencapai tidur berkualitas adalah kebersihan tempat tidur, terutama seprai kasur. Seprai kasur yang bersih dan terawat dapat memiliki dampak besar pada tidur kita. Melalui uraian berikut, dr. Atika dan tim konten KlikDokter akan berbagi tentang pentingnya mengganti seprai kasur secara rutin, alasan mengapa seprai perlu diganti, frekuensi yang sehat untuk menggantinya, serta bahan yang baik untuk memilih seprai kasur.

Artikel Lainnya: Bersih-Bersih Rumah Efektif Jaga Kesehatan Mental?

Mengapa Seprai Kasur Perlu Rutin Diganti?

Mengganti seprai adalah tindakan penting dalam menjaga kebersihan tempat tidur dan memastikan tidur yang sehat dan nyaman. Ada beberapa alasan mengapa seprai perlu diganti secara berkala:

1. Akumulasi Kotoran dan Debu

Selama tidur kita, tubuh kita melepaskan kulit mati, rambut, debu, dan kotoran lainnya dapat menumpuk di atas seprai kasur. Ini menciptakan lingkungan yang ideal untuk perkembangan tungau debu dan bakteri. Tungau debu adalah mikroorganisme kecil yang dapat menjadi alergen utama dan dapat menyebabkan reaksi alergi seperti pilek, bersin-bersin, dan ruam kulit.

2. Keringat dan Kelembapan

Selama tidur, kita berkeringat, dan kelembapan dari tubuh dapat menyerap ke dalam seprai kasur. Jika seprai tidak diganti secara rutin, kelembapan yang terperangkap dapat menyebabkan pertumbuhan jamur dan bau yang tidak sedap. Dan hal tersebut bila dibiarkan berlangsung dalam jangka waktu yang panjang akan membawa suasana kamar yang pengap.

3. Penyakit Kulit

Penyakit kulit seperti jerawat dan eksim dapat memperburuk kondisi kulit jika seprai kasur yang digunakan tidak bersih. Kuman dan bakteri yang ada di seprai dapat memperburuk peradangan kulit.

4. Kualitas Tidur yang Buruk

Seprai kasur yang kotor dan tidak nyaman dapat mengganggu tidur kita. Gatal-gatal atau rasa tidak nyaman dapat mengakibatkan tidur terganggu, dan ini dapat berdampak negatif pada kualitas tidur kita.

Artikel Lainnya: Menentukan Pekerjaan Rumah yang Cocok untuk Remaja

Frekuensi yang Sehat untuk Mengganti Seprai Kasur

seprai

Seberapa sering kita seharusnya mengganti seprai kasur? Pertanyaan ini sering muncul, dan jawabannya dapat bervariasi tergantung pada preferensi individu dan kondisi tempat tidur. Namun, berikut adalah panduan umum untuk frekuensi penggantian seprai kasur:

1. Setiap Dua Minggu

Idealnya, seprai kasur sebaiknya diganti setiap dua minggu. Ini memungkinkan kita untuk menjaga tempat tidur yang relatif bersih dan mencegah akumulasi kotoran dan debu yang berlebihan.

2. Peningkatan Frekuensi untuk Orang dengan Alergi

Jika memiliki alergi, terutama alergi debu atau alergi tungau debu, kamu mungkin ingin mempertimbangkan untuk mengganti seprai lebih sering, misalnya seminggu sekali. Ini akan membantu mengurangi paparan terhadap alergen yang dapat memicu reaksi alergi.

3. Peningkatan Frekuensi untuk Orang dengan Masalah Kulit

Jika kamu memiliki masalah kulit seperti jerawat atau eksim, mengganti seprai secara rutin, setidaknya seminggu sekali, dapat membantu menjaga kebersihan dan kesehatan kulit.

4. Peningkatan Frekuensi saat Musim Panas

Selama musim panas atau cuaca panas, berkeringat lebih banyak adalah umum. Seprai kasur mungkin perlu diganti lebih sering untuk menghindari kelembapan yang berlebihan dan pertumbuhan jamur.

Artikel Lainnya: Ketahui Tips Mendetoks Rumah Anda

Apa Bahan Terbaik untuk Seprai Kasur?

Ketika memilih seprai kasur yang baik, bahan yang digunakan adalah faktor penting. Berikut adalah beberapa bahan yang umum digunakan untuk membuat seprai kasur yang berkualitas:

1. Katun

Katun adalah bahan yang paling umum digunakan untuk seprai kasur. Seprai katun umumnya nyaman, tahan lama, dan mudah dalam perawatan. Bahan ini juga memiliki kemampuan baik untuk mengatur suhu, menjaga kulit tetap nyaman sepanjang malam.

2. Satin

Seprai satin memiliki kilau yang halus dan lembut. Bahan ini sering kali digunakan untuk menambah sentuhan mewah pada tempat tidur. Meskipun seprai satin terasa lembut di kulit, mereka dapat menjadi kurang nyaman dalam mengatur suhu dan tidak begitu tahan lama seperti seprai katun.

3. Mikrofiber

Seprai mikrofiber terbuat dari serat sintetis yang sangat halus. Mereka sering kali terasa lembut dan nyaman di kulit. Seprai mikrofiber juga memiliki kemampuan baik dalam mengatur suhu. Namun, bahan ini mungkin kurang tahan lama daripada seprai katun.

4. Flanel

Seprai flanel terbuat dari kain yang lebih tebal dan lembut. Sangat cocok untuk musim dingin (penghujan dan daerah pegunungan) karena menjaga suhu tubuh dengan baik. Namun, seprai flanel mungkin terasa terlalu panas di musim panas (kemarau). 

5. Sateen

Sateen adalah bahan yang mirip dengan satin tetapi biasanya terbuat dari katun. Bahan ini memiliki kilau yang lembut dan nyaman di kulit. 

Ketika memilih bahan seprai, penting untuk mempertimbangkan preferensi pribadi, musim, dan gaya tidur. Yang terpenting adalah memastikan bahwa bahan seprai kasur adalah yang nyaman bagi kamu dan dapat mendukung tidur berkualitas.

Mengganti seprai kasur secara rutin adalah langkah yang penting dalam menjaga tidur berkualitas dan kesehatan kita. Dengan menjaga kebersihan tempat tidur dan seprai kasur yang baik, kita dapat menciptakan lingkungan tidur yang optimal untuk kesehatan dan kesejahteraan kita.

  • Sleep Foundation. Bedroom poll: Summary of findings. (2012).
  • Chowdhury D, et al. (2017). Transmission of dry surface biofilm (DSB) by and through cotton bed sheets. 
  • Cinteza M. (2014). House dust mite - the paradox.
  • National University of Singapore. (2015). House dust mites go to the mattresses in droves: Study [Press release].
  • Zock J-P, et al. (2006). Distribution and determinants of house dust mite allergens in Europe: The European Community Respiratory Health Survey II.