Kelinci merupakan jenis mamalia yang cukup populer untuk dipelihara. Hewan berwajah imut ini bisa menjadi teman manusia. Jika dirawat dengan baik, kelinci bisa hidup sampai umur belasan tahun.
Meski kelinci memiliki tingkah yang menggemaskan, mereka juga bisa terkena penyakit. Sebagai pemilik, kamu perlu waspada terhadap penyakit kelinci. Apa saja jenis-jenis penyakit yang menyerang kelinci? Berikut ulasannya.
Berbagai Jenis Penyakit Kelinci
Dengan memahami jenis-jenis penyakit kelinci, kamu bisa melakukan pencegahan dan
memahami apa yang harus dilakukan jika hewan peliharaan sakit.
Berikut 10 penyakit pada kelinci yang penting untuk diketahui:
1. Bengkak Abses
Pembengkakan pada bagian tubuh kelinci umumnya diakibatkan abses atau nanah. Penyakit ini biasa muncul di sekitar kepala dan membuatnya benjol.
Jika kamu menemukan benjolan tak biasa pada tubuh atau kepala kelinci, segera hubungi dokter hewan untuk mendapatkan pemeriksaan lebih lanjut.
2. Keracunan
Kelinci bisa mengalami keracunan akibat salah mengonsumsi makanan, terutama makanan yang tidak biasa dikonsumsi.
Kelinci akan mengalami diare, nyeri perut, kolik, otot kejang, nafsu makan berkurang, kelumpuhan, bahkan kematian.
Sangat penting memperhatikan jenis makanan apa saja yang dikonsumsi kelinci untuk mencegah keracunan.
3. Kepala Miring
Kemiringan kepala pada kelinci bisa disebabkan infeksi bakteri pada telinga tengah atau bagian dalam. Selain itu, infeksi otak juga bisa membuat kepala kelinci menjadi miring.
Penyebab umum terjadinya kepala miring adalah parasit encephalitozoon cuniculi. Pada kelinci, parasit tersebut biasanya menyerang otak dan ginjal. Jenis parasit ini cukup berbahaya karena bisa menular ke manusia.
Saat kelinci terpapar parasit, mereka akan kesulitan berdiri dan kepalanya akan miring atau berputar ke satu arah. Segera bawa ke dokter hewan saat kelinci mengalami kondisi ini.
Drh. Jepriadi Kertawinata menjelaskan bahwa penyebaran parasit encephalitozoon cuniculi sangat mungkin menyebar ke manusia, terutama pada mereka yang memiliki riwayat penyakit imunosupresi seperti HIV atau penyakit autoimun.
4. Kehilangan Nafsu Makan
Kehilangan nafsu makan bisa terjadi secara bertahap ataupun tiba-tiba. Kondisi ini terjadi karena kelinci mengalami sakit perut, pembengkakan pada saluran cerna atau peningkatan air liur yang berlebihan.
Kehilangan nafsu makan sebenarnya bukanlah indikator spesifik penyakit pada kelinci, tetapi bisa menjadi tanda penyakit serius.
Misalnya, masalah pencernaan yang menyebabkan kurangnya pergerakan (motilitas) usus atau bisa juga disebabkan oleh parasit seperti Eimeria sp.
Saat kelinci enggan makan lebih dari enam jam, segera bawa ke dokter hewan untuk memeriksakan kondisi pencernaannya.
5. Myxomatosis
Myxomatosis adalah penyakit virus yang disebarkan melalu gigitan serangga seperti kutu dan nyamuk. Penyakit kelinci ini menyebabkan pembengkakan bertahap pada area mata, telinga, anus, dan alat kelamin.
Untuk menghindari virus ini, kamu bisa membawa kelinci ke dokter hewan untuk mendapatkan vaksinasi.
Artikel Lainnya: Sederet Penyakit yang Bisa Muncul Akibat Hewan Peliharaan
6. Penyakit Hemoragik Virus Kelinci
Penyakit hemoragik pada kelinci biasanya dapat disebabkan oleh Lagovirus. Penyebarannya antar kelinci melalui kontak langsung dan tidak langsung, misalnya akibat makanan, alas tidur, atau air minum yang terkontaminasi hewan yang sakit.
Kelinci yang mengalami penyakit hemoragik akan mengalami beberapa gejala, seperti demam, kelumpuhan, mimisan, dan diare yang berdarah. Untuk menghindari penyakit hemoragik, vaksinasi kelinci adalah cara terbaik.
7. Kelumpuhan
Kelumpuhan pada kelinci bisa terjadi akibat patah tulang atau kerusakan saraf. Kelinci yang mengalami lumpuh pada kedua kaki belakang, lebih mungkin dikaitkan dengan cedera tulang belakang. Hal ini bisa diakibatkan patah tulang atau kerusakan saraf.
Cedera semacam ini bisa terjadi pada setiap kelinci. Saat kelinci mengalami cedera, segera bawa pergi ke dokter hewan untuk meminimalkan kemungkinan terjadinya kelumpuhan.
8. Infeksi Pernafasan
Penyakit pada kelinci berikutnya adalah infeksi pernapasan. Gejalanya antara lain kelinci mengeluarkan cairan dari mata dan hidung, serta napas tidak teratur. Kelinci akan tampak bernapas cepat dengan mulut selalu terbuka.
Artikel Lainnya: Selain Kucing, Ini Hewan Lain yang Bisa Tularkan Toksoplasma
9. Tungau di Telinga
Psoroptes cuniculi adalah jenis parasit yang menyebabkan tungau di telinga. Gejala utamanya adalah kulit telinga dalam bersisik dan berkerak.
Akibat infeksi parasit ini bulu di area telinga kelinci juga dapat mengalami kerontokan bahkan kebotakan.
Saat kelinci mengalami kondisi ini, periksakan ke dokter hewan. Hal ini karena tungau di telinga bisa menyebabkan hilangnya keseimbangan tubuh dan kemampuan pendengaran kelinci.
10. Penyakit Hama Lalat
Penyakit hama lalat disebabkan oleh lucilia sericata atau lalat botol. Gerombolan lalat akan datang dan menempel pada bulu kelinci saat musim panas.
Lalat yang menempel pada tubuh dan kulit akan bertelur, kemudian melahirkan belatung yang bisa memakan daging kelinci lewat kulit.
Umumnya, bagian tubuh yang sering ditempeli hama ini adalah bawah perut, ekor, dan anus.
Mengetahui berbagai penyakit yang bisa menyerang kelinci, bisa menjadikan kamu lebih peduli dan waspada terhadap kesehatan hewan peliharaan.
Selalu #JagaSehatmu dan kelinci kesayanganmu agar terhindar dari berbagai penyakit. Jika kamu memerlukan konsultasi dengan dokter hewan, kamu bisa langsung melakukan konsultasi lewat fitur layanan Tanya Dokter di aplikasi KlikDokter!
(DA/NM)