Sebagian besar orang pernah mengalami rambut rontok. Ini karena seseorang normalnya akan kehilangan 100 helai rambut per hari. Namun, jika Anda mengalami rambut rontok lebih dari itu dalam sehari, maka hal tersebut sudah dianggap sebagai sebuah kelainan.
Rambut rontok lebih dari 100 helai per hari bisa disebabkan oleh berbagai kondisi berikut ini:
- Perubahan hormon
Kerontokan rambut akibat perubahan hormon disebut dengan alopesia androgenic. Kondisi ini biasa terjadi pada wanita yang sudah mengalami menopause, dan pria berusia di atas 50 tahun.
Hormon yang berperan di balik terjadinya kondisi ini adalah progesteron, yaitu Dihydrotestosterone (DHT). Hormon ini akan menyebabkan folikel rambut menyusut, sehingga menyebabkan kerontokan.
- Asupan gizi yang buruk
Kebutuhan gizi yang tidak terpenuhi dapat menyebabkan rambut menjadi kering, tipis, dan mudah rontok.
- Proses kimiawi di tubuh
Prosedur kimiawi seperti smoothing dan pewarnaan dapat menganggu kesehatan rambut Anda. Kondisi ini meningkatkan risiko terjadinya rambut rontok berlebih.
- Efek samping obat
Terdapat beberapa obat yang memberikan efek samping berupa kerontokan rambut. Beberapa jenis obat yang seperti ini adalah obat hipertensi, obat jantung, obat depresi, obat untuk gangguan sendi, serta prosedur kemoterapi.
- Dampak psikologis
Rambut rontok sangat mungkin terjadi jika Anda mengalami gangguan psikologis, seperti stres atau depresi.
- Penyakit kronik
Penyakit kronik yang terjadi menahun dapat menyebabkan rambut rontok. Beberapa penyakit yang dimaksud adalah diabetes, gangguan hormon tiroid, penyakit lupus.
Penyakit-penyakit tersebut akan terus menyebabkan rambut rontok, paling tidak hingga Anda mampu mengendalikan tingkat keparahannya.
Rambut rontok berlebih hanya dapat diatasi berdasarkan penyebab utamanya. Oleh karena itu, bila Anda ingin segera terbebas dari kondisi tersebut, jangan ragu untuk membawa diri ke dokter.
[NB/ RVS]