Beberapa pedagang nakal mengawetkan produknya menggunakan formalin, agar lebih tahan lama dan menarik konsumen untuk membeli.
Padahal, formalin seharusnya tidak digunakan pada makanan, melainkan untuk mengawetkan jenazah.
Atas dasar itu, Anda harus pintar memilih makanan yang hendak dijadikan konsumsi keluarga. Pasalnya, ikan, daging, tahu, hingga buah-buahan dapat diawetkan dengan formalin.
Mengenal Formalin Lebih Dekat
Formalin merupakan larutan yang mengandung 37 persen formaldehida. Larutan kimia ini sering digunakan dalam produksi plastik resin, pupuk, disinfektan, fungisida, tekstil, kosmetik, dan pengawet.
Formaldehida sebenarnya terdapat secara alami di lingkungan, selain dari bentuk buatan manusia.
Secara alami, senyawa tersebut terdapat di udara dalam bentuk gas sebagai hasil pembakaran kayu atau sampah, dan asap dari industri.
Formaldehida yang terlarut dalam cairan juga dapat secara alami ditemukan dalam makanan, seperti buah, sayur, daging, ikan, udang, dan jamur yang dikeringkan.
Artikel Lainnya: Waspada, Inilah Deretan Penyakit Akibat Junk Food
Berikut penjabaran senyawa formaldehida yang secara alami terdapat dalam makanan:
- Buah dan sayur mengandung 3 sampai 60 miligram per kilogram.
- Susu dan produk olahannya mengandung sekitar 1 miligram per kilogram.
- Daging dan ikan mengandung 6 hingga 20 miligram per kilogram.
- Kerang mengandung 1 hingga 100 miligram per kilogram.
Kandungan formaldehida alami dianggap tidak berbahaya. Karena pada dasarnya, konsumsi senyawa tersebut dalam jumlah kecil tidak memberikan efek akut.
Kalaupun Anda mengonsumsi makanan sehat dan bergizi seimbang, tidak ada yang perlu dikhawatirkan.
Hal yang perlu menjadi perhatian adalah ketika Anda mengonsumsi formaldehida dalam jumlah besar.
Artikel Lainnya: Sering Mengonsumsi Makanan Kemasan, Ini Efeknya
Bahaya Makanan Berformalin bagi Kesehatan
Berikut ini adalah beberapa dampak negatif makanan berformalin tinggi bagi kesehatan tubuh Anda:
-
Gangguan Pencernaan
Karena langsung berkontak dengan saluran pencernaan, bahaya makanan berformalin yang pertama adalah dapat menimbulkan gangguan pencernaan.
Makanan berformalin dapat menyebabkan mual, muntah, dan nyeri perut. Selain itu, gejala yang cukup berat juga dapat muncul, yaitu timbulnya luka (ulkus) di lambung.
-
Gangguan Pernapasan
Bahaya makanan berformalin juga dapat mengancam kesehatan saluran pernapasan. Hal ini khususnya terjadi apabila senyawa tersebut terhirup dalam jangka waktu lama.
Bahaya makanan berformalin bagi saluran pernapasan adalah dapat menyebabkan iritasi; mulai dari iritasi hidung hingga tenggorokan.
-
Alergi
Paparan formaldehida terhadap tubuh juga dapat menimbulkan reaksi alergi. Efek samping formalin ini umumnya dirasakan oleh orang-orang yang sensitif dan rentan.
Gejala alergi dapat timbul pada area yang berkontak dengan formaldehida saja (lokal) atau seluruh tubuh.
Artikel Lainnya: Waspada Bahaya di Balik Makanan Gorengan
-
Iritasi Mata
Formaldehida merupakan senyawa iritatif yang kuat, sehingga juga dapat menyebabkan iritasi mata. Keluhan yang timbul, yaitu mata perih, merah, dan berair.
-
Kerusakan Ginjal
Bahaya makanan berformalin yang cukup berat adalah dapat menyebabkan kerusakan ginjal.
Kondisi ini terjadi karena formaldehida merupakan racun yang tidak seharusnya dikonsumsi dan masuk ke dalam tubuh.
-
Risiko Kanker
Efek samping yang bisa timbul akibat mengonsumsi makanan berformalin dalam jumlah besar atau secara terus-menerus adalah peningkatan risiko kanker.
Keadaan ini bisa terjadi, karena pada dasarnya formalin adalah senyawa yang bersifat karsinogenik
Artikel Lainnya: Tips Memilih Jajanan Sehat di Pinggir Jalan
Tips Menghindari Bahaya Makanan Berformalin
Guna mencegah efek samping formalin bagi kesehatan, berikut ini beberapa hal yang perlu Anda perhatikan saat membeli bahan makanan.
- Belilah makanan dari toko yang higienis dan terpercaya.
- Ikan, cumi, tahu, dan mi basah adalah beberapa makanan yang sering diawetkan menggunakan formalin. Perhatikan makanan-makanan ini dengan saksama saat membelinya.
Hindari makanan laut yang tidak lagi berbau amis, terlalu kenyal atau keras, serta tidak terlihat segar. Mi basah berformalin umumnya berwarna cerah, sangat kenyal, dan berbau seperti obat saat direbus.
- Bersihkanlah semua bahan makanan yang dibeli dengan teliti di bawah air mengalir.
Formaldehida adalah senyawa kimia yang larut air sehingga pencucian yang baik akan membantu menghilangkannya dari makanan.
- Makanan yang dikeringkan atau diawetkan sebaiknya direndam menggunakan air bersih dengan teliti sebelum memasaknya.
- Pastikan proses memasak makanan sudah tepat, yaitu dengan suhu 75 derajat Celcius atau lebih. Suhu panas dapat membantu menghilangkan formaldehida di dalam makanan.
Hindari dampak negatif makanan berformalin bagi kesehatan dengan memperhatikan hal-hal yang telah disampaikan.
Jika Anda bingung atau punya pertanyaan mengenai hal tersebut, konsultasikan lebih lanjut pada dokter melalui LiveChat 24 jam atau dengan mengunduh aplikasi Klikdokter.
(NB/AYU)