Sering kencing di malam hari, atau disebut dengan nokturia, sering dialami oleh sebagian orang. Kondisi ini juga kerap ditemukan pada pasien dengan sleep apnea, yakni gangguan tidur yang berpotensi menyebabkan gangguan pada saluran pernapasan.
Jika Anda mengorok dengan keras dan merasa lelah bahkan setelah tidur malam dengan durasi yang cukup, Anda mungkin mengalami sleep apnea.
Kaitan Frekuensi Kencing dan Sleep Apnea
Nokturia sendiri sangat sering ditemukan pada seseorang yang mengidap sleep apnea, sehingga hal ini menjadi suatu hal pokok yang terdapat dalam skrining sleep apnea.
Suatu studi menunjukkan bahwa lebih dari 84 persen pasien dengan sleep apnea mengalami nokturia lebih sering dibandingkan 82 persen yang diketahui mengorok saja.
Untuk seseorang yang mengalami buang air kecil 1-2 kali dalam semalam, masih dianggap normal. Namun, bila seseorang dapat pergi ke kamar mandi sebanyak 6 kali atau lebih, hal inilah yang kemudian dapat merusak kualitas tidur.
Benarkah Nokturia Pertanda Sleep Apnea?
Para peneliti yang melakukan studi tentang tidur mengetahui bahwa nokturia adalah salah satu tanda dari sleep apnea.
Namun, mekanisme yang mendasari dan menghubungkan sleep apnea dengan nokturia belum pernah diteliti sebelumnya. Sehingga, para penderita lebih sering menceritakan keluhannya kepada dokter kebidanan dan kandungan, maupun dokter urologi, bukan seorang sleep clinician atau ahli mengenai tidur.
Dokter lebih sering mengaitkan nokturia akibat penuaan pada wanita, maupun masalah prostat pada pria.
Dibedakan dengan mengompol, nokturia diartikan sebagai terbangun dari tidur untuk berkemih. Seseorang yang mengompol mungkin saja tidak terbangun dari tidur, namun kandung kemih kemudian menjadi kosong secara tidak sadar.
Belakangan ini diketahui bahwa nokturia tidak hanya dikarenakan kandung kemih yang sudah penuh, namun juga merupakan suatu gejala sleep apnea. Lalu, bagaimana sleep apnea menyebabkan sering kencing di malam hari?
Ketika seseorang mengalaminya, terdapat suatu bagian pada tenggorokan yang mengalami relaksasi dan menutup saluran pernapasan di bawahnya, yang menyebabkan penurunan oksigen, meningkatnya karbon dioksida, darah menjadi lebih asam, detak jantung menurun dan pembuluh darah pada paru menyempit.
Ketika tubuh menangkap bahwa ada sesuatu yang salah, Anda akan terbangun. Pada kondisi tersebut jantung mengeluarkan sinyal kepada tubuh untuk mengeluarkan garam serta air, sehingga menyebabkan seringnya kencing di malam hari.
Kabar baiknya, sudah banyak individu dengan nokturia akibat sleep apnea teratasi masalahnya dengan menggunakan mesin CPAP (continuous positive airway pressure) saat tidur. Alat ini memberikan tekanan udara melalui masker yang ditempatkan di atas hidung dan mulut.
Mesin ini akan menjaga agar saluran napas tetap terbuka selama tidur, sehingga mencegah sleep apnea.
Sering kencing di malam hari atau nokturia mungkin bisa mengganggu momen tidur Anda. Tak hanya itu, nyatanya hal ini juga bisa menyebabkan sleep apnea. Jadi, jika Anda mengalami keduanya, diskusikanlah dengan dokter Anda untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
[NP/ RVS]