Pernah mendengar tentang gangguan tidur narkolepsi? Istilah narkolepsi saat ini mungkin sudah tak asing lagi, tetapi banyak yang memaknainya dengan keliru. Di masyakarat, gejala narkolepsi sering kali diidentikkan dengan orang yang selalu menguap dan mengantuk, dan cenderung bisa tidur di mana saja. Padahal tidak selalu seperti itu.
Narkolepsi adalah suatu bentuk gangguan saraf yang memengaruhi kemampuan otak untuk mengatur siklus bangun-tidur seseorang. Luasnya miskonsepsi narkolepsi sebagai gangguan ringan orang yang pemalas, sering mengecilkan arti dari gangguan ini. Padahal, orang dengan narkolepsi dapat terisolasi dan merasa frustrasi.
Mengenali Gejala Narkolepsi
Dari luar, gejala narkolepsi memang sering terlihat sebatas sering mengantuk. Namun pada kenyataannya, gangguan narkolepsi cukup rumit. Pada orang dengan narkolepsi, tahapan tidur tidak berjalan dengan baik.
Normalnya, seseorang akan mengalami empat tahapan tidur sebelum masuk ke tahapan tidur dalam atau REM. Pada penderita narkolepsi, empat tahapan awal terlewati dan penderita dengan segera masuk ke tahapan tidur dalam.
Untuk lebih mengenali narkolepsi, berikut gejala-gejala yang perlu Anda ketahui:
• Sering mengantuk di siang hari
Pada kebanyakan kasus narkolepsi, gejala inilah yang sering dikenali pertama kali karena cukup mudah dilihat. Sering mengantuk di siang hari dapat sangat mengganggu aktivitas penderita narkolepsi.
Selain mengantuk, penderita juga biasanya mengalami kesulitan konsentrasi saat sekolah atau bekerja. Akibatnya, penderita sering disalahpahami sebagai seorang yang tidak sopan dan pemalas.
• Tidur mendadak
Tidur mendadak juga sering ditemui pada penderita narkolepsi. Gejala ini bisa muncul di mana saja dan kapan saja, dengan durasi yang berbeda-beda pada setiap penderita.
Beberapa penderita bisa mengalami serangan ringan yang hanya berlangsung selama beberapa detik atau microsleeps, sedangkan penderita lain bisa tertidur hingga beberapa menit. Pada kondisi narkolepsi yang tidak tertangani dengan baik, tidur mendadak bisa terjadi hingga beberapa kali dalam sehari.
• Kelemahan otot mendadak
Selain rasa kantuk berlebih, penderita narkolepsi juga dapat mengalami katapleksi atau kelemahan otot yang mendadak. Gejala ini dapat dinilai dari rahang yang terjatuh, sempoyongan mendadak, kesulitan berbicara, dan pandangan ganda atau sulit fokus.
Katapleksi pada penderita narkolepsi biasanya dipicu oleh lonjakan emosi, seperti tertawa, marah, atau kaget. Tak jarang gejala ini membuat penderita narkolepsi minder dan terisolasi dari masyarakat.
• Sleep paralysis
Anda tentu sering mendengar tentang pengalaman “ketindihan” saat tidur. Di Indonesia, pengalaman ini sering dihubungkan dengan hal-hal mistis. Padahal, “ketindihan” memiliki penjelasan ilmiah yang merupakan gangguan sesaat pada hantaran listrik di otak. Dunia medis mengenalnya sebagai sleep paralysis.
Pada penderita narkolepsi, sleep paralysis cukup umum ditemui dan dapat berlangsung mulai dari beberapa detik hingga beberapa menit.
Selain beberapa gejala tersebut, masih ada beberapa gejala gangguan narkolepsi lainnya, seperti halusinasi, gangguan memori, sakit kepala berkepanjangan, tidur tidak tenang, dan depresi.
Jika Anda mengalami beberapa gejala tersebut atau mengetahui orang yang mengalaminya, jangan ragu untuk menemui dokter spesialis saraf. Ini penting untuk meminimalkan efek gangguan tidur narkolepsi agar tidak mengganggu aktivitas sehari-hari.
[RS/ RVS]