Stunting merupakan masalah kesehatan serius di Indonesia. Pasalnya, stunting tidak hanya memengaruhi kesehatan, tetapi turut berdampak pada tingkat kecerdasan dan produktivitas seorang anak.
Berdasarkan data Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2021, sebanyak 20,9 persen anak di bawah usia lima tahun masuk dalam kelompok stunting. Terbilang cukup tinggi, kasus stunting harus ditekan dengan melakukan berbagai aksi pencegahan.
Tiga hal utama yang harus diperhatikan dalam mencegah kasus stunting, yaitu, pengaturan pola makan, pola asuh yang baik, serta perbaikan sanitasi dan akses air bersih.
Hal inilah yang mendasari Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Jawa Tengah menargetkan penurunan angka stunting menjadi 14 persen pada akhir tahun 2023 melalui edukasi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) serta program pendampingan keluarga berisiko.
Dettol Beri Edukasi dan Donasi Perilaku Hidup Bersih & Sehat untuk TPK BKKBN
Demi menurunkan angka stunting di Jawa Tengah, BKKBN dan Dettol bekerja sama untuk melakukan penyuluhan secara langsung kepada Tim Pendampingan Keluarga (TPK).
TPK bertugas untuk melakukan pendampingan pada kelompok-kelompok yang menjadi sasaran utama, yaitu calon pengantin, ibu hamil, dan orang tua bayi di bawah dua tahun. Pemilihan kelompok ini didasari pada fakta bahwa masalah stunting terjadi dalam 1.000 hari pertama kehidupan, yaitu sejak buah hati masih dalam dalam kandungan hingga ia berusia dua tahun.
Dalam menjalankan program edukasi PHBS ini dilakukan oleh TPK BKKBN Kabupaten Boyolali dan melibatkan 818 tim Pendamping Keluarga BKKBN. Pihak Dettol memberikan donasi berupa Dettol Antiseptik cair 95ml sejumlah 80 botol per tim dan distribusikan kepada keluarga-keluarga di Kabupaten Boyolali.
Artikel Lainnya: Dampak Stunting pada Masa Depan Anak
Tak hanya memberikan donasi, TPK juga bertugas untuk mendampingi keluarga berisiko dan memberikan materi PHBS di dalam keluarga. Salah satu materi yang diberikan terkait penggunaan cairan antiseptik di rumah dan kebiasaan cuci tangan yang benar.
Penggunaan antiseptik di rumah dapat digunakan untuk membersihkan kamar mandi dan lantai, mencuci pakaian, membersihkan tempat sampah, disinfeksi peralatan rumah tangga, membunuh kuman pada air mandi, serta sebagai pertolongan pertama pada luka guna mencegah infeksi.
TPK juga mengajarkan bagaimana cara menggunakan Dettol Antiseptik untuk kebutuhan rumah tangga. Misalnya, untuk keperluan pribadi seperti mandi, cukup gunakan satu tutup botol Dettol ke dalam satu ember berisi 4,2 liter air.
Sedangkan untuk keperluan rumah tangga seperti mengepel lantai, membersihkan permukaan benda, disinfektan, gunakan satu tutup botol Dettol dan larutkan dalam 420 ml air.
TPK juga memberikan materi terkait cara cuci tangan yang benar dan kapan harus cuci tangan. Perlu diingat bahwa masyarakat perlu mencuci tangan setelah memegang uang, menyentuh binatang, usai beraktivitas, setelah membersihkan kotoran atau mengganti popok bayi, setelah bermain tanah atau di tempat yang kotor, sesudah BAB, setelah bersin atau batuk, sebelum menyusui bayi dan menyiapkan makanan anak, juga sebelum menyentuh wajah.
Dengan melakukan pencegahan melalui edukasi PHBS di dalam lingkup keluarga sedari dini, diharapkan masalah stunting di Indonesia, khususnya Jawa Tengah, mengalami penurunan dan generasi emas Indonesia pun terjaga kualitasnya.
Diharapkan masyarakat pun semakin sadar akan pentingnya hidup sehat dan bersih, sehingga mencegah masalah stunting di kemudian hari.
Selalu #JagaSehatmu dan perhatikan kesehatan si buah hati agar tidak mengalami stunting. Jika masih ada pertanyaan mengenai stunting, kamu bisa konsultasi dengan dokter melalui fitur Tanya Dokter di aplikasi KlikDokter.
(DA/NM)
Referensi:
- Materi campaign PHBS Dettol
- Buku Saku Hasil Studi Status Gizi Indonesia Tahun 2021