Bicara soal pengobatan penyakit di masyarakat Asia, khususnya Indonesia, terapi bekam dan akupunktur tak bisa dilupakan.
Jenis-jenis pengobatan alternatif ini sering dipilih masyarakat ketika sakit atau sekadar untuk menjaga kesehatan.
Meski sama-sama dari Tiongkok, perbedaan bekam dan akupunktur sangat mudah terlihat. Baik dari alat yang digunakan maupun langkah-langkah terapinya.
Bagi yang belum mencoba keduanya, kadang tak mudah memilih mana yang lebih baik. Nah, biar tak salah pilih, yuk, cek ulasan ini!
Mengenal Terapi Bekam untuk Kesehatan
Terapi yang satu ini menggunakan cangkir-cangkir kaca yang ditempelkan ke kulit. Cangkir tersebut akan menyedot, dan efek penyedotan itulah yang nantinya menyembuhkan penyakit lewat aliran darah.
Dilansir dari Healthline, teknik penyedotan yang pertama kali dipraktikkan oleh seorang ahli Tao, Ge Hong, tersebut membantu memperbaiki aliran qi di dalam tubuh pasien. Qi itu sendiri artinya kekuatan hidup.
Banyak penganut Taoisme yang percaya, terapi bekam mampu menyeimbangkan yin dan yang (energi positif dan negatif).
Alhasil, daya tahan tubuh pasien menjadi lebih baik, rasa sakit berkurang, otot lebih relaks, dan aliran darah menjadi lancar.
Jenis bekam ada dua, yaitu bekam kering dan bekam basah. Pada bekam kering, tidak ada darah yang dikeluarkan. Sedangkan pada bekam basah, terdapat perdarahan yang terkontrol.
Secara umum, terapi bekam dilakukan dengan memanaskan cangkir terlebih dahulu, lalu ditempelkan ke kulit. Saat cangkir mendingin, benda tersebut akan menarik atau menyedot kulit.
Beberapa kondisi medis yang dapat diatasi dengan bekam antara lain nyeri otot, masalah pencernaan, masalah kulit, masalah pernapasan, dan lain-lain.
Artikel Lainnya: 7 Pengobatan Tradisional Tiongkok yang Layak Dicoba
Terapi Akupunktur untuk Kesehatan
Teknik akupunktur tentunya berbeda dengan terapi bekam. Metode ini melibatkan penyisipan jarum yang sangat tipis ke kulit. Tak asal tusuk, terapis memasukkan jarum ke titik-titik strategis tubuh.
Pengobatan yang satu ini paling sering digunakan untuk mengatasi nyeri, pengelolaan stres, dan pemeliharaan kesehatan secara umum.
Terapi akupunktur mampu menyeimbangkan aliran energi atau kekuatan hidup, yang dikenal sebagai chi atau qi (mirip seperti bekam).
Dengan memasukkan jarum ke titik-titik tertentu, praktisi akupunktur percaya aliran akan seimbang kembali.
Para praktisi dari negara Barat memandang titik akupunktur sebagai tempat merangsang saraf, otot, dan jaringan ikat. Stimulasi tersebut pada akhirnya mengaktifkan kemampuan menghilangkan rasa sakit alami di tubuh Anda.
Beberapa keluhan penyakit yang sering diatasi dengan akupunktur yaitu mual muntah, sakit akibat masalah gigi, sakit kepala, nyeri persalinan, nyeri punggung bawah, sakit leher, osteoartritis, kram menstruasi, gangguan pernapasan, dan lain-lain.
Artikel Lainnya: Menyingkap Bahaya Terapi Akupunktur bagi Kesehatan
Bekam vs Akupunktur, Mana yang Lebih Baik?
Lalu, manakah yang paling baik, aman, dan efektif untuk dipraktikkan ke tubuh? Menurut dr. Arina Heidyana, dari kacamata medis, akupunktur lebih efektif untuk mengatasi berbagai keluhan penyakit.
“Bidang akupunktur sendiri memang sudah sesuai dengan ilmu kedokteran dan sudah terbukti secara ilmiah. Sedangkan untuk bekam, belum banyak penelitian ilmiahnya. Jadi, belum bisa dibuktikan efektivitasnya,” jelas dr. Arina.
Terapi akupunktur bahkan sudah punya gelar spesialisnya sendiri yaitu Sp. Ak, dan punya perhimpunan resmi.
Dokter spesialis akupunktur sudah mengikuti studi dan benar-benar terlatih, sehingga keamanannya lebih terjamin. Tak melulu terpisah, tempat praktiknya kini banyak dijumpai di berbagai rumah sakit besar.
Kendati akupunktur dinilai lebih baik, tetapi dr. Arina juga mengingatkan ada orang-orang tertentu yang tak bisa mendapatkan terapi bekam dan akupunktur.
“Yang tak bisa mendapat terapi bekam ialah ibu hamil, wanita haid, penderita kanker, orang yang minum obat pengencer darah, dan penderita kelainan darah. Dikhawatirkan, terjadi anemia atau perdarahan yang tidak terkontrol,” ujarnya.
Bagaimana dengan akupunktur? Dokter Arina menjawab, “Sama juga. Ibu hamil, orang yang mengonsumsi obat pengencer darah, punya kelainan darah, dan sedang menggunakan alat pacu jantung tidak boleh dapat terapi ini. Khususnya akupunktur yang menggunakan listrik.”
Disarankan, sebelum mendapat terapi bekam atau akupunktur, berkonsultasilah kepada dokter. Jadi, terapi dapat disesuaikan dengan kondisi kesehatan Anda.
Untuk pertanyaan lain seputar pengobatan penyakit, konsultasikan lebih mudah kepada dokter lewat fitur LiveChat di aplikasi Klikdokter.
(FR/AYU)