Satu gigitan anjing bisa membahayakan nyawa jika anjing tersebut terinfeksi rabies. Perlu diketahui bahwa meskipun kasus rabies di dunia sudah banyak berkurang, tetapi di Indonesia tercatat masih ada 24 provinsi yang belum bebas dari rabies alias penyakit anjing gila.
Artinya, masih ada hewan yang menjadi penular rabies pada provinsi-provinsi tersebut. Selain anjing, beberapa hewan lain seperti kucing, kera, dan musang juga bisa menularkan rabies.
Hanya ada 10 provinsi di Indonesia yang sudah dinyatakan bebas dari rabies, yaitu Kepulauan Bangka Belitung, Kepulauan Riau, DKI Jakarta, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, Papua Barat, Papua, dan Kalimantan Barat. Oleh sebab itu, jika seseorang digigit anjing di Indonesia, apalagi di luar sepuluh provinsi tersebut, risiko rabies perlu diwaspadai.
Tips mencegah rabies setelah digigit anjing
Jika Anda digigit anjing, terutama anjing liar, berikut ini adalah beberapa hal penting yang harus dilakukan untuk mencegah infeksi rabies:
-
Mencuci luka dengan cara yang tepat sesegera mungkin
Mencuci luka gigitan anjing merupakan langkah pertama dan utama untuk mencegah rabies. Pencucian luka dilakukan dengan air mengalir yang bersih dan sabun. Gosok luka dengan lembut dan pastikan luka benar-benar bersih.
Lama pencucian luka setidaknya 15 menit. Sangat penting untuk mencuci luka secepat mungkin setelah dicakar atau digigit anjing, untuk membunuh virus rabies yang berada di sekitar luka.
-
Oleskan antiseptik pada luka gigitan anjing
Setelah luka dicuci dengan cara di atas selama 15 menit, berikan larutan antiseptik pada luka dan daerah sekitarnya. Hal ini bertujuan untuk membunuh virus rabies yang masih tersisa setelah pencucian luka. Antiseptik yang bisa digunakan di antaranya adalah povidon iodin dan alkohol 70 persen.
-
Kunjungi layanan kesehatan untuk mendapatkan anti rabies
Terdapat dua jenis anti rabies, yaitu vaksin anti rabies (VAR) dan serum anti rabies (SAR). VAR digunakan untuk membangkitkan daya tahan tubuh untuk dapat melawan virus rabies, sedangkan SAR berguna untuk ”menetralkan” virus rabies yang masuk ke dalam tubuh.
Penanganan terhadap rabies
Tidak semua orang yang digigit anjing memerlukan kedua jenis anti rabies tersebut. Dokter akan melakukan penilaian terhadap luka terlebih dahulu. Umumnya, jika lukanya dangkal dan bersih, hanya VAR yang diperlukan. Sementara itu, jika lukanya dalam atau kotor, kedua jenis anti rabies biasanya akan diberikan.
Baik VAR maupun SAR tak hanya sekali diberikan. Umumnya, kedua jenis anti rabies tersebut diberikan beberapa kali, bergantung pada beratnya luka, lokasi luka, dan hasil observasi dokter.
Selain ketiga hal tersebut, tindakan lebih lanjut juga akan dilakukan oleh pusat kesehatan hewan (Puskeswan). Puskeswan akan melakukan pemeriksaan terhadap anjing penggigit dan melakukan observasi pada anjing tersebut selama kurang lebih 14 hari untuk melihat apakah ada gejala rabies pada anjing.
Kenali gejala rabies pada hewan
Gejala rabies pada hewan umumnya berupa perubahan tingkah laku, seperti mencari tempat yang dingin, menjadi agresif, memakan barang yang bukan makanannya, mengeluarkan air liur berlebihan, atau kejang. Jika dalam 14 hari anjing tersebut sehat, maka orang yang mengalami gigitan anjing tersebut bisa dipastikan bebas dari rabies.
Dalam rangka memperingati Hari Rabies Sedunia, mari tingkatkan kewaspadaan terhadap bahaya infeksi rabies akibat gigitan anjing. Selain itu, jika Anda memelihara anjing atau kucing, hal yang penting untuk mencegah penularan rabies adalah memberikan vaksin anti rabies sesuai jadwal. Vaksin tersebut bisa didapatkan di puskeswan, dinas kesehatan hewan, atau dokter hewan.
[NP/RN]