Kondisi kamar yang adem bisa membuat tidur semakin nyenyak. Untuk mewujudkannya, sebagian orang memilih untuk menggunakan kipas angin. Selain hemat listrik, sensasi angin yang berasal dari kipas juga jauh berbeda dari AC.
Tidak dimungkiri, penggunaan kipas angin memang bisa membuat suasana kamar terasa lebih nyaman.
Sayang, benda yang satu juga bisa meningkatkan risiko penyakit secara diam-diam. Bukan hanya bisa bikin masuk angin, penggunaan kipas angin juga meningkatkan risiko alergi.
“Tidur pakai kipas angin memang bisa memicu alergi kambuh,” kata dr. Devia Irine Putri.
Alasan Mengapa Kipas Angin Bisa Sebabkan Alergi
Pada dasarnya, fungsi dari kipas angin adalah menarik udara sekitar untuk dibuang ke arah yang dikehendaki. Hal ini memungkinan terjadinya sirkulasi udara dari dan ke tempat yang sama.
Sayangnya, udara yang berputar akibat penggunaan kipas angin juga turut membawa partikel debu, tungau, serbuk sari, polutan, atau kotoran lain yang dapat mencetuskan keluhan alergi pada orang-orang sensitif.
Menambah penjelasan, dr. Astrid Wulan Kusumoastuti mengatakan kipas angin juga cenderung menyimpan debu lantaran jarang dibersihkan.
“Jadi, ketika kipas angin berputar, debu yang tersimpan di dalamnya ikut keluar bersama angin,” kata dr. Astrid.
Hal senada juga diungkapkan oleh ahli alergi dari New York City, Amerika Serikat, yang juga merupakan seorang penulis buku The New Allergy Solution” Dr. Clifford Bassett. Menurutnya, kipas angin dapat mengedarkan partikel udara di dalam ruangan, termasuk polutan dan beberapa alergen.
Artikel Lainnya: Tidur Pakai Kipas Angin, Berbahayakah?
Jenis Alergi Akibat Tidur dengan Kipas Angin Menyala
Alergen yang beterbangan akibat penggunaan kipas angin dapat menyebabkan beberapa keluhan berikut ini.
-
Eksem Atopik
Eksem atopik atau dermatitis atopik adalah penyakit peradangan pada kulit yang bersifat kronis. Gejala utamanya adalah gatal yang hilang timbul, kemerahan, dan kulit di sekitar mata tampak lebih gelap.
Tidak hanya itu, eksem atopik juga bisa menyebabkan gejala kulit kering, pecah-pecah, terkelupas, bahkan hingga mengeluarkan darah.
-
Alergi Dingin
Alergi dingin terjadi saat seseorang terpapar udara atau air yang terlalu dingin. Gejala alergi jenis ini meliputi biduran atau bentol, mata dan kulit kemerahan, terasa gatal dan perih.
Dalam kasus yang parah, alergi dingin bisa menyebabkan sesak napas atau asma, dan penurunan kesadaran.
-
Alergi Debu
Saat debu masuk lewat saluran pernapasan, sistem kekebalan pada tubuh orang yang sensitif akan menganggapnya sebagai sesuatu yang sangat berbahaya.
Gejala yang bisa terjadi akibat alergi debu, misalnya batuk, bersin, serta mata merah dan berair.
Di samping itu, alergi debu juga bisa memicu munculnya gejala sesak napas, dada terasa berat, dan napas pendek; mirip penyakit asma.
-
Rinitis Alergi
Rinitis alergi terjadi ketika membran hidung mengalami peradangan akibat sistem kekebalan tubuh yang menganggap alergen sebagai suatu zat yang sangat berbahaya.
Gejala yang bisa terjadi akibat rinitis alergi, yaitu teras gatal di telinga dan hidung, tenggorokan gatal, batuk, hidung meler, dan rasa tidak nyaman pada wajah.
Dalam kasus tingkat lanjut, rinitis alergi bisa menyebabkan komplikasi berupa polip hidung, sinusitis, dan infeksi telinga bagian tengah.
Artikel Lainnya: Penyebab Alergi Anda Memburuk di Malam Hari
Waspadai Gejala Alergi yang Berbahaya
Alergi yang tidak segera diobati bisa menimbulkan gejala yang semakin parah dari waktu ke waktu. Berdasarkan penuturan dr. Devia, gejala alergi yang sangat parah disebut dengan syok anafilaksis.
“Syok anafilaksis ditandai dengan sesak napas parah, keringat dingin, jantung berdebar, bengkak pada mata, bibir atau tenggorokan. Kalau diraba, denyut nadi juga tidak terasa. Jika tidak segera ditangani, syok anafilaksis bisa menyebabkan kehilangan kesadaran,” ujar dr. Devia.
Karena merupakan reaksi sistemik yang melibatkan seluruh bagian tubuh, syok anafikasis perlu segera ditangani. JIka terlambat, kondisi ini bisa menyebabkan kematian.
Tips Bebas Alergi meski Tidur dengan Kipas Angin
Guna menghindari terjadinya bahaya tidur pakai kipas angin, beberapa upaya yang bisa Anda lakukan adalah berikut ini.
- Rajin membersihkan ruangan atau kamar tidur.
- Hindari menyimpan benda-benda yang bisa menimbulkan debu, seperti boneka atau kardus.
- Bersihkan kipas angin secara rutin. Jangan biarkan kotoran menempel, baik di bagian luar maupun dalam.
- Jika memungkinkan, gunakan pemurni udara (air purifier) di sudut ruangan. Fungsi alat tersebut adalah untuk menyaring udara agar lebih bersih.
“Upaya tersebut sangat penting untuk dilakukan, khususnya jika Anda punya riwayat alergi,” pungkas dr. Devia.
Alergi kipas angin terjadi bukan karena benda tersebut, melainkan akibat debu, tungau, atau alergen yang bersirkulasi. Karenanya, tidak ada salahnya jika Anda ingin tetap menggunakan kipas angin untuk membuat ruangan lebih adem.
Namun, jangan sampai lupa dengan tips yang diberikan, khususnya jika Anda termasuk orang-orang yang punya alergi.
Punya pertanyaan mengenai bahaya tidur pakai kipas angin? Atau, Anda ingin tahu tips mengendalikan alergi? Gunakan saja layanan LiveChat 24 jam di aplikasi KlikDokter. Gratis dan tidak dipungut biaya, lho!
(AYU/ARM)