“Saya sudah jenuh social distancing! Saya bosan sekali pakai masker!”
Apakah Kamu termasuk yang sering mendengar keluhan itu? Belakangan, orang-orang memang semakin lelah dengan pandemi virus corona yang seolah tak berujung.
Nah, bagaimana jika hal ini dialami oleh orang terdekat Kamu? Bagaimana cara meresponsnya?
Hadapi Pandemi COVID-19, Banyak Orang Kelelahan
Sudah ketat melakukan social distancing dan protokol kesehatan, tapi belum terlihat tanda-tanda pandemi akan berakhir. Situasi ini dapat menimbulkan kondisi baru yang disebut dengan caution fatigue.
Istilah tersebut menggambarkan rasa lelah dan letih yang dalam karena terus-menerus harus menjalankan aturan pencegahan virus corona.
Gejala utama caution fatigue adalah kehilangan sensitivitas dan perasaan urgensi dalam mempraktikkan tindakan protokol keselamatan selama pandemi COVID-19. Salah satunya, lelah menerapkan social distancing.
Orang dengan gejala kelelahan akut ini juga memiliki keinginan yang kuat untuk berada di luar dan berkumpul bersama anggota keluarga serta teman-teman.
Mengapa perasaan ini dapat muncul? Menjawab pertanyaan tersebut, psikolog Ikhsan Bella Persada, M.Psi. menjelaskan orang-orang alami kelelahan selama pandemi virus corona karena sudah berbulan-bulan menghadapi kondisi seperti ini.
“Aturan untuk social distancing menyebabkan banyak hal jadi terbatas. Kebiasaan-kebiasaan yang biasanya dilakukan jadi nggak bisa,” tutur Ikhsan.
“Nah, hal-hal (protokol kesehatan) yang dilakukan secara rutin terus-menerus, terlebih itu bukan hal yang disuka (atau terpaksa melakukannya), bisa menimbulkan burnout atau kelelahan. Ini wajar sebenarnya,” kata dia lagi.
Dokter Devia Irine Putri menambahkan, hanya saja, mungkin tidak semua orang akan mengalami masalah caution fatigue tersebut.
“Sebenarnya tergantung orangnya. Misalnya, orang tersebut adalah tipe introver. Dia akan lebih senang bekerja dari rumah dan tidak bertemu banyak orang. Hal yang jadi masalah kalau dia aktif dan biasa bertemu orang. Pasti dia jenuh dan stres,” tutur dr. Devia.
Orang Terdekat Jenuh, Bagaimana Respons Kita?
Mungkin Kamu bisa tidak terlalu ambil pusing ketika orang lain yang tidak dikenal alami lelah dan bosan saat pandemi. Bagaimana jika orang terdekat, seperti suami, istri, anak, ibu, bapak, paman yang mengalaminya?
“Pertama, Kamu harus coba memahami dulu alasan mereka mulai jenuh dan enggan social distancing. Terus, kasih pengertian kalau protokol kesehatan penting dilakukan, bukan untuk melindungi diri saja, tapi juga orang sekitar,” ujar Ikhsan.
Senada dengan Ikhsan, dr. Devia juga menyarankan Kamu untuk mengingatkan kembali orang terdekat tersebut bahwa pandemi belum berakhir.
“Pandemi virus corona ini belum selesai. Kita sama-sama harus berjuang,” dia menegaskan.
“Nah, kalau sudah diberitahu tapi tetap mengabaikan, Kamu perlu berani bersikap tegas kepada mereka. Misalnya, dengan cara menegurnya atau setiap mereka pergi pakaikan masker atau bawakan mereka hand sanitizer,” sambung psikolog Ikhsan.
Apabila memang merasa sangat jenuh, bosan, dan lelah, boleh kok ajak mereka menghirup udara atau jalan santai ke taman dekat rumah. Selanjutnya, menurut dr. Devia, sharing satu sama lain.
“Terkadang yang bikin jenuh dan lelah itu bukan mau karena bepergian, tapi rasa ingin bercerita saja ke orang lain,” ujar dr. Devia.
Artikel Lainnya: Putus Cinta Saat Pandemi COVID-19, Ini Cara Bangkit Lagi Ala Psikolog
Tips Mengurangi Rasa Jenuh Social Distancing
Jangan menyerah begitu saja, ya, saat ada anggota keluarga atau orang dekat yang mengalami caution fatigue. Tetap berikan mereka motivasi untuk tetap melakukan protokol kesehatan secara tepat.
Soal cara mengatasi lelah akibat social distancing, dr. Devia punya beberapa tipsnya, yaitu berikut ini.
-
Lakukan Virtual Meeting Bersama-sama
Bertemu teman dan keluarga, meski via video di layar handphone, bisa mengobati jenuh dan bosan. Buatlah janji temu virtual bersama orang-orang terdekat Kamu.
-
Mengerjakan Hobi Kamu
Cara mengatasi bosan di rumah adalah dengan menjalani hobi. Ingat-ingat lagi hobi Kamu yang mungkin sudah lama terbengkalai.
Misalnya, berkebun, membuat kue, atau bercocok tanam. Syukur-syukur, hobi itu bisa jadi peluang usaha baru.
-
Menghabiskan Waktu Bersama Keluarga
Punya quality time bersama keluarga mungkin hal yang langka di masa sebelum pandemi.
Itulah sebabnya, manfaatkan waktu ini dengan menghabiskan waktu bersama keluarga.
Misalnya, berolahraga bersama pasangan, atau menonton film kesayangan bersama anak di ruang keluarga.
-
Bersyukur!
Ingat untuk bersyukur karena masih diberi kesehatan, bisa bekerja dan beraktivitas di rumah. Banyak-banyak bersyukur bisa memberi Kamu kelegaan dan meminimalkan caution fatigue.
Yuk, kerja sama untuk memutus rantai penularan COVID-19! KlikDokter bersama dengan Kemenkes RI dan BNPB merilis cek risiko virus corona online yang bisa Kamu manfaatkan. Kamu juga bisa menggunakan fitur tanya dokter lewat Live Chat di aplikasi KlikDokter.
(AYU/ARM)