Microsleep adalah tertidur secara tiba-tiba dalam waktu singkat. Kondisi ini biasanya akibat kelelahan atau mengantuk. Pada umumnya microsleep hanya berlangsung sekitar 1 detik hingga 2 menit, tapi durasinya bisa bertambah jika seseorang benar-benar memasuki kondisi tidur.
Microsleep sering terjadi saat seseorang melakukan pekerjaan yang monoton seperti menatap layar dalam waktu yang lama atau ketika sedang berkendara. Dikatakan bahwa bahwa microsleep bisa berbahaya dan mendatangkan malapetaka. Mengapa?
Seseorang yang mengalami microsleep tidak menyadari dirinya tertidur atau memasuki kondisi tidur. Bahkan, microsleep juga bisa terjadi dengan mata terbuka (pandangan kosong). Tanda microsleep adalah kepala seperti mengangguk, mengedipkan mata terlalu sering, serta tak bisa mengingat hal yang terjadi pada beberapa menit sebelum microsleep terjadi.
Berbagai penyebab microsleep
Penyebab microsleep bisa bermacam-macam, tapi umumnya adalah akibat kurang tidur. Kondisi ini cenderung terjadi pada orang-orang yang bekerja shift malam atau tidak mendapatkan kualitas tidur karena alasan lainnya, seperti memiliki gangguan tidur.
Penyebab lainnya meliputi sleep apnea obstruktif, yaitu kondisi adanya penyumbatan pada saluran napas bagian atas yang mengganggu pernapasan saat tidur. Akibatnya, otak tidak menerima cukup oksigen saat tidur dan dapat memicu kantuk di siang hari.
Narkolepsi pun bisa menyebabkan rasa kantuk di siang hari yang ekstrem. Kendati begitu, penyebab pasti dari microsleep tidak sepenuhnya dipahami, sehingga beberapa spekulasi terus bermunculan.
Pada penelitian tahun 2011, para peneliti membuat tikus percobaan tetap terjaga untuk jangka waktu yang lama. Mereka memasukkan roket riset (probe) ke neuron yang memengaruhi korteks motorik saat menggunakan electroencephalogram (EEG) untuk merekam aktivitas listrik otak tikus percobaan tersebut.
Meskipun hasil EEG menunjukkan bahwa tikus yang kurang tidur sepenuhnya terjaga, tapi ada beberapa momen microsleep terjadi. Temuan ini telah mengarahkan para peneliti untuk percaya bahwa manusia juga bisa mengalami hal yang sama.
Gejala, tanda, dan bahaya microsleep
Tak hanya anggukan kepala secara tiba-tiba, gejala dan tanda lain microsleep antara lain:
- Tidak menanggapi informasi
- Tatapan kosong
- Sentakan tubuh secara tiba-tiba
- Tidak dapat mengingat selama 1-2 menit terakhir sebelum microsleep terjadi
- Berkedip secara lambat
Microsleep dapat terjadi di mana saja. Seperti yang disebutkan sebelumnya, microsleep cenderung terjadi pada seseorang yang melakukan aktivitas monoton. Jika ini terjadi saat seseorang berkendara atau sedang mengoperasikan alat berat yang butuh konsentrasi, tentunya bisa menimbulkan bahaya. Tak hanya bagi diri sendiri tapi juga orang lain di sekitarnya.
Untuk itu, Anda harus mewaspadai microsleep, khususnya jika Anda sedang berkendara atau mengoperasikan alat berat yang butuh konsentrasi. Tanda peringatan yang harus Anda waspadai adalah:
- Ketidakmampuan untuk menjaga mata tetap terbuka
- Menguap berlebihan
- Badan tersentak
- Terus berkedip agar tetap terjaga
Pekerja shift malam diketahui rentan mengalami microsleep karena durasi kerja yang “melawan” jam biologis tubuh. Mereka harus terjaga pada malam hari saat dorongan biologis untuk tidur sedang tinggi-tingginya.
Sebuah studi tahun 2012 yang dilakukan oleh Universitas Teknologi Queensland, Australia, menemukan hasil bahwa banyaknya kasus kecelakaan dapat dicegah jika para pengemudinya berhenti sejenak dan beristirahat saat mereka mengalami tanda-tanda awal mengantuk. Studi ini melaporkan bahwa banyak orang yang memaksakan diri untuk terjaga, dan terus mengemudi meski sudah mengalami episode microsleep berkali-kali. Tentunya saat microsleep dialami saat berkendara, tentu saja risiko terjadinya kecelakaan pun meningkat.
Tips mengatasi microsleep
Karena umumnya microsleep terjadi karena kondisi kurang tidur, maka untuk mengatasinya adalah perbaiki kualitas tidur Anda. Anda dianjurkan untuk cukup tidur minimal 8 jam agar tubuh lebih siap untuk beraktivitas keesokan harinya. Dipaparkan oleh dr. Alberta Jesslyn Gunardi, BMedSc(Hons), dari KlikDokter, ada beberapa hal yang bisa Anda lakukan untuk meningkatkan kualitas tidur, antara lain:
- Mengatur pola tidur.
- Bangun dan tidur pada waktu yang sama setiap hari, bahkan ketika hari libur.
- Buat suasana yang kondusif untuk tidur, seperti penggunaan lampu tidur, menggunakan penutup mata, mematikan TV, menjauhkan gawai, suhu ruangan yang nyaman, penggunaan aromaterapi, dan lain-lain.
- Biasakan diri untuk berolahraga secara teratur, tidak merokok, dan menjauhi narkoba.
- Buat diri serelaks mungkin, seperti melakukan meditasi atau yoga.
- Hindari berolahraga terlalu dekat dengan waktu tidur.
- Jika waktu tidur terbatas atau ketika Anda mengantuk, sempatkan untuk tidur siang selama 20-30 menit. Hal ini dapat memperbaiki konsentrasi serta kemampuan motorik.
Sebetulnya microsleep adalah bentuk respons tubuh akibat kurang tidur. Meski seseorang yang terbangun dari microsleep cenderung jadi segar, tapi ini bisa sangat berbahaya ketika terjadi saat sedang aktivitas monoton seperti berkendara atau mengoperasikan alat berat yang menuntut konsentrasi tinggi. Untuk mencegah berbagai bahaya yang bisa timbul akibat microsleep, yuk lebih perhatikan kualitas tidur dengan melakukan tips yang disebutkan di atas!
[RN/ RVS]