Muncul benjolan, apalagi di area seperti vagina, pasti menimbulkan kekhawatiran tersendiri. Tak peduli seberapa kecil ukuran dan jumlahnya, Anda akan merasa tidak nyaman saat muncul benjolan di vagina. Mungkin saja terlintas di pikiran Anda kalau sedang menderita penyakit berbahaya. Akan tetapi, Anda tidak perlu panik dulu.
Menurut dr. Karin Wiradarma dari KlikDokter, benjolan di vagina dapat dipicu oleh berbagai hal, dan tidak selalu berbahaya.
“Adanya benjolan di vagina bisa disebabkan kelainan yang wajar dan tidak berbahaya, infeksi, hingga kanker. Namun khusus kaitan antara benjolan di vagina dan kanker, kondisi ini sebenarnya lebih jarang terjadi,” dr. Karin menegaskan.
Beberapa penyebab timbulnya benjolan di vagina masing-masing akan dijelaskan di bawah ini. Dimulai dari yang tidak berbahaya hingga yang patut Anda waspadai.
1. Kelebihan kulit
Bibir vagina terkadang memiliki kulit yang lebih (skin tag) sehingga dapat menimbulkan benjolan kecil. Kelebihan kulit ini tidak berbahaya dan tidak perlu mendapatkan penanganan medis apa pun. Kecuali jika Anda merasa terganggu, kondisi kelebihan kulit itu dapat dihilangkan melalui operasi.
2. Sumbatan kelenjar lemak
Hal tidak berbahaya lain yang dapat menimbulkan benjolan pada vagina adalah sumbatan kelenjar lemak. Ketika vagina Anda memiliki banyak kelenjar lemak di vagina, sumbatannya akan membuat benjolan kecil berwarna putih kekuningan yang disebut Fordyce spot. Meski tidak berbahaya dan tidak memerlukan terapi, tetapi benjolan sumbatan dapat bertambah seiring pertambahan usia.
3. Kista di vagina
Kista di dinding vagina biasanya memiliki ukuran sebesar kacang. Biasanya, hal ini disebabkan oleh trauma ketika melahirkan. “Jadi, jangan heran jika setelah melahirkan bayi, Anda dapat menemukan beberapa benjolan kecil di dinding vagina. Hal tersebut wajar, kok,” tutur dr. Karin.
Selain itu, kista ini juga tidak menimbulkan gejala yang mengganggu. Namun, jika ukurannya terlalu besar, kista vagina dapat mengganggu saat berhubungan seksual.
Selanjutnya
4. Kista di bibir vagina
Kista adalah kantong yang berisi cairan atau nanah yang umumnya terbentuk akibat trauma atau infeksi. Kista di bibir vagina yang berukuran kecil dan tidak terinfeksi, biasanya tidak menimbulkan gejala dan tidak membutuhkan terapi khusus. Beda halnya kalau kista tersebut terinfeksi hingga menimbulkan nyeri dan pembengkakan, maka kista itu perlu segera ditangani.
Kista Bartholin adalah kista yang paling sering terbentuk di daerah bibir vagina dan sering terinfeksi oleh gonore dan klamidia. Jika benjolan tersebut terasa nyeri, panas, bengkak, dan membuat Anda sampai sulit berjalan, jangan tunda untuk periksakan ke dokter, ya!
5. Herpes simpleksI
Infeksi virus herpes simpleks (HSV) di vagina dapat menyebabkan timbulnya benjolan. Virus tersebut menulari penderitanya melalui hubungan seksual dan air untuk cebok yang terkontaminasi. Virus biasanya akan diam dulu di dalam tubuh. Saat daya tahan tubuh Anda sedang turun, barulah virus tersebut aktif. Gejala awal yang dirasakan adalah kesemutan hingga nyeri yang menjalar dari vagina ke bokong lalu paha. Lalu, muncullah lenting-lenting kecil yang bisa disertai demam atau menggigil.
6. Kutil kelamin
Tak cuma kanker serviks, infeksi human papillomavirus (HPV) juga dapat menyebabkan benjolan vagina yang berupa kutil kelamin. Virus ini dapat ditularkan melalui hubungan seksual dan air cebok yang terkontaminasi.
“Pada awalnya, akan muncul bintil-bintil kecil yang lama-kelamaan dapat bersatu dan membesar menjadi kembang kol atau jengger ayam. Kutil kelamin juga dapat menimbulkan gejala, seperti gatal atau terbakar,” kata dr. Karin.
Bila Anda memiliki kutil kelamin, segera periksakan diri ke dokter untuk mendapatkan penanganan medis yang tepat. Itu karena ada beberapa jenis kutil kelamin yang dapat berujung pada kanker.
Munculnya benjolan di vagina memang cukup mengganggu. Namun dengan mengetahui penyebabnya, kekhawatiran Anda bisa berkurang. Misalnya, kalau penyebabnya kelebihan kulit, Anda tak perlu waswas. Khawatir boleh Anda rasakan bila ternyata benjolan tersebut dipicu oleh kulit kelamin atau herpes simpleks. Yang terpenting, saat Anda merasakan ketidaknyaman pada vagina, jangan ragu untuk periksa ke dokter.
[HNS/ RVS]