Menyambut Hari Kusta Sedunia yang jatuh pada tanggal 27 Januari, tahukah Anda bahwa mendiang Putri Diana, Princess of Wales, adalah salah satu tokoh terkemuka yang memberi perhatian lebih pada penyakit kusta atau lepra? Ya, Putri Diana adalah duta dari dari The Leprosy Mission of England dari tahun 1990 hingga hari kematiannya yang tak terduga pada tahun 1997. Bahkan, ia pun tak segan menyentuh penderita secara langsung, seakan tak takut tertular. Apa yang membuatnya seberani itu?
Kusta, atau disebut juga lepra, merupakan penyakit yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium leprae (M. leprae). Penyakit ini ditemukan pada tahun 1873 oleh ilmuwan bernama Hansen. Inilah mengapa nama lainnya adalah Morbus Hansen.
Gejala kusta seperti jari jemari diamputasi ini mendatangkan stigma yang buruk terhadap penderitanya. Akibat efek sosial dan psikologis yang mendera penderitanya, mereka kerap terisolasi dan bersembunyi tanpa mendapatkan pertolongan. Stigma yang diderita para penderita kusta telah berlangsung sejak ratusan tahun. Tampaknya inilah yang mengusik hati Putri Diana.
Ibu dari Pangeran William dan Pangeran Harry ini semasa tugasnya telah mengunjungi banyak rumah sakit perawatan lepra di seluruh dunia. Mulai dari India, Nepal, termasuk Rumah Sakit Kusta Sinatala di Indonesia. Ia dikenal telah membuat gebrakan besar terhadap stigma terhadap penderita kusta.
Artikel Lainnya: Mengungkap Mitos dan Fakta Seputar Penyakit Kusta
Stigma Akan Penderita Kusta
Kusta merupakan suatu infeksi kronis yang menyerang kulit dan saraf tepi tubuh. Jumlah kasus baru penyakit ini masih relatif tak berubah antara tahun 1990-2000, dari 500.000-700.000 orang per tahunnya di seluruh dunia. Saat ini telah tersedia paket pengobatan yang dapat menyembuhkan kusta.
Kusta menyebabkan gejala yang sangat berat dan tidak indah untuk dipandang. Gejala yang timbul berupa benjolan atau luka di kulit, termasuk kerusakan saraf di lengan, kaki, dan berbagai area di tubuh. Kerusakan saraf menyebabkan penderita tidak sensitif terhadap rasa nyeri. Sehingga, ketika terjadi luka pada ujung jari atau kaki, mereka tidak dapat merasakannya.
Luka pun seketika memberat akibat tidak ditangani dengan baik (penderita tidak merasakan keluhan), akhirnya dapat terjadi mutilasi atau terpotongnya ujung anggota tubuh penderita kusta.
Gejala-gejalanya yang termasuk mengerikan inilah yang menyebabkan penderita kusta mendapatkan stigma negatif. Penderita pun akhirnya terisolasi secara sosial.
Artikel Lainnya: Deteksi Dini Penyakit Kusta Agar Terhindar dari Kecacatan
Upaya Putri Diana Mendobrak Stigma Negatif Penyakit Kusta
Saat kunjungannya ke Rumah Sakit Kusta Sinatala, Tangerang, pada November 1989, Putri Diana tertangkap kamera duduk di tempat tidur pasien kusta sambil berinteraksi. Tanpa mengindahkan nasihat dari wartawan dan panitia, Putri Diana bersalaman tanpa ragu dengan pasien, bahkan menyentuh perban lukanya.
Mantan istri Pangeran Charles ini benar-benar menggebrak mitos yang mengatakan bahwa kusta bisa ditularkan lewat sentuhan, dengan cara mengunjungi rumah sakit, bahkan secara langsung menyentuh pasien. Tak hanya di Indonesia, ini juga dilakukan Putri Diana di berbagai negara lainnya saat bertugas.
Jadi, alasan kenapa Putri Diana tidak takut tertular kusta adalah karena sentuhan tidak menularkan penyakit ini. Bersalaman, berpelukan, duduk bersebelahan maupun berhadapan, tidak akan menyebabkan terjadinya penularan.
Seseorang hanya dapat tertular kusta ketika memiliki kontak yang sangat erat dan berulang dengan droplet udara pernapasan penderita kusta. Kontak yang erat tersebut harus berlangsung selama berbulan-bulan, dan terhadap penderita kusta yang tidak berobat sama sekali.
Arikel Lainnya: Mengapa Kusta Bisa Bikin Anggota Badan Copot?
Pada droplet pernapasan (yang berasal dari hidung dan mulut) penderita kusta yang tidak berobat, dapat mengandung bakteri M.leprae. Anak-anak lebih mungkin tertular kusta dibandingkan orang dewasa.
Mengunjungi penderita kusta memiliki risiko penularan yang rendah, dan Putri Diana tampaknya tahu akan fakta ini. Apalagi ketika yang dikunjungi adalah penderita yang sedang menjalani pengobatan.
Kusta juga tidak dapat ditularkan dari ibu kepada janin yang dikandung, begitu juga lewat hubungan seksual.
Mengingat kusta tidak dapat ditularkan lewat kontak yang temporer, sehingga inilah yang menyebabkan Putri Diana tidak takut tertular kusta, sehingga tanpa ragu menyentuh mereka. Apa yang ia lakukan turut berkontribusi dalam perubahan cara pandang dunia terhadap penderita kusta. Sesungguhnya, penderita penyakit ini sangat membutuhkan perhatian dan motivasi untuk mengobati penyakitnya, bukan stigma negatif yang membuat mereka terkucil secara sosial.
[RN/ RVS]