Dewasa ini banyak sekali produk dagang skincare yang muncul dan membuat orang kebingungan untuk memilihnya.
Karena banyaknya variasi skincare yang muncul, tak jarang sebagian produk memiliki kandungan serupa meski merek dagangnya berbeda.
Dengan adanya kondisi tersebut, diharapkan Anda bisa lebih waspada. Pasalnya, meski kandungannya sama, bukan berarti efek skincare yang dihasilkan bisa serupa.
Beberapa alasan yang membuat hasil penggunaan skincare bisa berbeda meski kandungannya sama, yaitu:
1. Berasal Sumber yang Berbeda
Sumber yang digunakan untuk mendapat bahan dalam skincare bisa berbeda-beda, meski nama zatnya sama.
Sebagai contoh, Anda memiliki dua serum vitamin C yang sedang digunakan. Serum A memiliki kandungan vitamin C dari ascorbic acid yang berasal dari ekstrak Kakadu plum.
Sementara itu, serum B mengandung magnesium ascorbyl phosphate atau ethyl ascorbic acid yang merupakan turunan vitamin C.
“Meskipun sama-sama vitamin C, tetapi kekuatan atau potensi yang dihasilkan dari zat tersebut bisa berbeda,” jelas dr. Devia Irine Putri.
Artikel Lainnya: Ladies, Ini Cara Penggunaan Skincare yang Benar
2. Konsentrasi Kandungan dalam Produk
Berbeda produsen dan merek dagang, berbeda pula konsentrasi bahan yang terkandung di dalam skincare tersebut.
Berdasarkan dr. Devia, konsentrasi kandungan yang ada di dalam skincare dapat pula mempengaruhi kekuatan dari produk tersebut.
“Misalnya, tertulis 1%, 5%, 10%, dan seterusnya. Hal itu juga dapat memengaruhi kekuatan skincare tersebut,” ujar dr. Devia.
Sayangnya, tidak ada cara pasti untuk memastikan bahwa angka-angka yang menunjukkan kandungan tersebut 100 persen akurat.
Bahkan, label asli dan efektif yang tertera pada kemasan tidak menjamin produk skincare tersebut bisa memberikan hasil yang diharapkan.
Melansir Well and Good, ahli kimia kosmetik yang berbasis di Los Angeles dan pendiri Perfect Image Skincare, dr. David Petrillo mengatakan bahwa persentase kandungan yang lebih tinggi tidak selalu berarti produk lebih efektif.
“Terkadang, hal tersebut malah bisa berakibat buruk pada kesehatan kulit, terutama jika seseorang alergi atau sensitif terhadap zat tertentu,” jelas dr. David Petrillo.
Artikel Lainnya: Tips Skincare Malam Supaya Tidak Mengotori Bantal
3. Formulasi yang Berbeda
Formulasi yang berbeda juga akan memengaruhi mekanisme kinerja produk perawatan kulit.
“Setiap produk skincare memiliki formulasi yang berbeda-beda. Baik itu cream, gel, atau encapsulated, yang mana nantinya akan bekerja di kulit dengan cara yang berbeda pula,” tegas dr. Devia.
4. Penggunaan Produk yang Tidak Sesuai
Ada 4 hal dasar untuk perawatan kulit, seperti pembersihan, pengencangan, pelembap, dan perlindungan.
Mengoleskan produk perawatan secara berlapis guna memenuhi kebutuhan tersebut dapat memicu munculnya reaksi yang berbeda-beda.
“Misalnya, mencampur atau layering bahan aktif, seperti retinol dan vitamin C dengan eksfoliator. Hal ini malah dapat menyebabkan iritasi,” ungkap dr. Devia.
Karenanya, Anda mesti memperhatikan kandungan di dalam skincare dengan saksama. Akan lebih baik jika menggunakan skincare dengan bahan-bahan yang saling melengkapi satu sama lainnya.
”Apabila Anda menggunakan toner eksfoliasi untuk mengangkat sel kulit mati, selanjutnya mesti pakai serum yang melembapkan, seperti hyaluronic acid,” saran dr. Devia.
Untuk mendapatkan hasil paling optimal dari produk skincare yang digunakan, Anda sebaiknya berkonsultasi lebih lanjut kepada dokter spesialis kulit. Hal ini juga bertujuan untuk menghindari efek samping yang merugikan kesehatan kulit Anda.
Apabila memiliki pertanyaan seputar produk perawatan kulit atau hal-hal lain seputar kesehatan, Anda pun bisa berkonsultasi kepada dokter secara daring melalui LiveChat 24 jam atau aplikasi KlikDokter.
(NB/AYU)
Referensi:
- Cleveland Clinic. Diakses 2022. Understanding the Ingredients in Skin Care Products.
- Well and Good. Diakses 2022. If You’re Choosing Your Skin Care Based on What Has the Highest Percent of Active Ingredients, Derms Say You’re Wasting Your Money.
- Wawancara dr. Devia Irine Putri.