Kulit

8 Pantangan bagi Pengidap Scabies

Fatin NurJauhara, 08 Jan 2023

Ditinjau Oleh dr. Devia Irine Putri

Jika kamu mengalami kudis. Pengobatan saja tidak cukup untuk mengatasi masalah kulit ini dengan tuntas. Kamu juga perlu mengikuti anjuran pantangan scabies berikut ini.

8 Pantangan bagi Pengidap Scabies

Scabies adalah salah satu jenis penyakit yang mudah menular. Penyakit ini disebabkan masuknya tungau ke dalam kulit.

Penularan scabies, atau yang biasa juga disebut kudis ini, terjadi melalui kontak kulit antara orang yang sehat dengan pengidap. Selain itu, skabies juga bisa menular lewat kontak dengan barang yang terkontaminasi tungau.

Ada beberapa hal yang perlu dihindari pengidap scabies untuk mencegah gejala bertambah parah atau menularkannya kepada orang lain. Berikut adalah beberapa pantangan scabies yang perlu diperhatikan:

1. Makanan yang Memicu Alergi

Beberapa reaksi alergi terhadap makanan bisa menimbulkan keluhan seperti gatal-gatal, ruam, pembengkakkan di wajah atau mulut, dan sesak napas. Hal itu dapat memperparah keluhan kudis yang dialami pengidap.

Beberapa makanan yang menjadi pantangan kudis bagi pengidap dengan alergi tertentu, diantaranya:

  • Susu dan produk susu, seperti keju dan mentega
  • Telur
  • Makanan laut, seperti ikan, udang, kerang
  • Kacang-kacangan

2. Makanan yang Menurunkan Daya Tahan Tubuh

Pantangan scabies yang kedua adalah asupan yang bisa menurunkan daya tahan tubuh. Orang dengan daya tahan tubuh lemah berisiko mengalami gejala scabies yang lebih parah.

Beberapa makanan yang bisa memengaruhi daya tahan tubuh, yaitu:

  • Soda
  • Makanan olahan, seperti makanan cepat saji dan sosis
  • Makanan dan minuman yang tinggi gula, seperti kue kering dan minuman berenergi
  • Karbohidrat olahan, seperti pizza dan pasta

Artikel Lainnya: Pilihan Obat Untuk Gatal-Gatal

3. Minum Alkohol

Berdasarkan studi yang dimuat Anais Brasileiros De Dermatologia, konsumsi alkohol berlebihan dapat memperparah penyakit kulit seperti dermatitis seboroik, rosacea, dan jerawat.

Selain itu, alkohol juga bisa menyebabkan dehidrasi. Ketika tubuh kekurangan cairan, kulit cenderung menjadi lebih kering, pecah-pecah, dan bersisik. Kulit kering berisiko memicu gejala gatal scabies bertambah parah.

Itu sebabnya, kamu sedapat mungkin perlu menghindari konsumsi alkohol saat terinfeksi scabies.

4. Kontak Kulit dengan Orang Lain

Penderita scabies umumnya memiliki 10–15 tungau di tubuhnya. Tungau tersebut dapat menular ke orang lain hanya dengan berkontak kulit selama sepuluh menit. Oleh sebab itu, kontak kulit menjadi salah satu pantangan scabies.

Tungau membutuhkan waktu yang lebih lama untuk berpindah. Akan tetapi, kontak kulit seperti bersalaman atau berpelukan tidak berisiko menularkan kudis. Risiko penularan terjadi ketika kontak kulit berlangsung dalam durasi yang lebih lama, seperti saat berhubungan seksual atau tidur bersama.

Artikel lainnya: Benarkah Skabies Hewan Bisa Menular ke Manusia?

5. Menggaruk Kulit yang Gatal

Gatal dan ruam kulit yang semakin parah pada malam hari merupakan ciri utama dari scabies. Rasa gatal itu terkadang tidak tertahankan sehingga sebagian penderita terpaksa menggaruknya.

Padahal menggaruk area scabies dapat melukai kulit. Kulit juga makin berisiko terinfeksi bakteri lain yang bisa menimbulkan masalah kesehatan tambahan.

Dilansir oleh American Academy of Dermatology Association, menggaruk kulit secara terus menerus dapat menyebabkan sepsis, yaitu kondisi saat infeksi masuk ke darah dan dapat mengancam jiwa.

Walaupun kasus tersebut jarang terjadi, kamu tetap harus berhati-hati. Alih-alih melakukan pantangan scabies ini, kamu bisa meredakan rasa gatal dengan mengoleskan losion yang mengandung calamine.

6. Berbagi Barang Pribadi dengan Orang Lain

Bertukar pinjam barang pribadi, seperti pakaian, bisa menjadi media penularan scabies. Begitu pula dengan mengizinkan orang lain menggunakan tempat tidurmu.

Oleh sebab itu, apabila kamu sedang terinfeksi scabies, hindari penggunaan barang bersama orang lain untuk mencegah penularan.

7. Melewati Pengobatan

Pengobatan scabies sangat penting untuk dilakukan. Jika tidak diobati, penyakit ini dapat menyebabkan komplikasi yang lebih parah, yaitu scabies berkerak.

Umumnya penderita kudis memiliki beberapa jumlah tungau di tubuhnya. Pada kondisi scabies berkerak, jumlah tungau dapat mencapai ratusan dan lebih mudah menular pada orang lain.

Selain melakukan pengobatan pada diri sendiri, dokter biasanya akan menyarankan keluarga atau pasanganmu mengikuti perawatan yang sama.

“Jika ada satu yang terinfeksi sangat penting juga mengobati anggota keluarga lain agar tidak terjadi infeksi berulang” tutur dr. Devia Irine Putri.

Artikel lainnya: Berbagai Cara Menghilangkan Bekas Kudis

8.  Lupa Membersihkan Barang-Barang Saat Memulai Pengobatan

Pantangan kudis yang terakhir adalah lupa untuk membersihkan barang-barang pribadi saat memulai pengobatan. Perlu kamu tahu bahwa tungau dapat bertahan hidup selama beberapa hari di luar kulit manusia.

Jika tungau bertahan dan mengontaminasi barang-barangmu, kamu bisa terkena kudis kembali.

“Untuk mencegah tertular kembali, pastikan untuk mencuci handuk, sprei, selimut dengan air panas, menjemur kasur, menghindari penggunaan barang bersamaan, dan membersihkan rumah” tambah dr. Devia.

Pastikan untuk mengikuti beberapa langkah berikut ini saat membersihkan barang-barang tersebut:

  • Cuci semua barang-barangmu dengan air panas
  • Setelah dicuci, keringkan menggunakan suhu panas
  • Bila kamu tidak bisa mengeringkan dengan suhu panas, masukkan barang-barang yang sudah dicuci dan dijemur ke dalam plastik. Biarkan selama satu minggu
  • Barang yang tidak tersentuh kulit kamu selama lebih dari 1 minggu, umumnya tidak perlu dicuci

Selain itu, jangan lupa juga untuk vakum beberapa furnitur di rumah, seperti karpet dan sofa.

Artikel Lainnya: Kudis Bisa Diobati dengan Air Garam, Mitos atau Fakta?

#JagaSehatmu dengan menghindari berbagai pantangan scabies tersebut, ya. Selain mencegah penularan, kamu juga menurunkan risiko untuk terinfeksi kembali.

Apabila kamu masih memiliki pertanyaan mengenai penyakit kudis atau masalah kulit lainnya, jangan ragu untuk konsultasi ke dokter kulit menggunakan fitur Tanya Dokter di aplikasi KlikDokter.

(APR/JKT)

Skabies
  • Bruno, M. C., Vilela, M. A., & Oliveira, C. A. Diakses pada 2022. Study on dermatoses and their prevalence in groups of confirmed alcoholic individuals in comparison to a non-alcoholic group of individuals. Anais Brasileiros De Dermatologia88(3), 368–375.
  • Gilson RL, Crane JS. Diakses pada 2022 Scabies. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing.
  • Centers for Disease Control and Prevention. Diakses pada 2022. FAQs. Scabies.
  • American Academy of Dermatology Association. Diakses pada 2022. Scabies: Tips for Managing.
  • American Academy of Dermatology Association. Diakses pada 2022. Scabies: Signs and Symptoms.
  • American Academy of Dermatology Association. Diakses pada 2022. Scabies: Who Gets and Causes.
  • Amethyst Recovery Center. Diakses pada 2022. Effect of Alcohol on Skin.
  • Piedmont Healthcare. Diakses pada 2022. Foods and Drinks that Compromise Your Immune System.
  • Mayo Clinic. Diakses pada 2022. Scabies.
  • Food and Drugs Administration. Diakses pada 2022. Food Allergies: What You Need to Know.