Kulit

6 Penyakit yang Mungkin Menular Melalui Baju Thrifting

Kenali berbagai penyakit yang berpotensi menular melalui baju thrifting. Pelajari cara memilih dan merawat pakaian bekas agar tetap aman dan higienis saat digunakan.

6 Penyakit yang Mungkin Menular Melalui Baju Thrifting

Thrifting atau membeli pakaian bekas telah menjadi tren yang populer dalam beberapa tahun terakhir. Selain menjadi alternatif yang lebih ramah lingkungan dan ekonomis, thrifting juga menawarkan berbagai pilihan gaya yang unik dan klasik.

Namun, ada beberapa risiko kesehatan yang perlu diperhatikan ketika membeli pakaian bekas, salah satunya adalah potensi penularan penyakit.

Bersama dr. Dyah Novita Anggraini melalui artikel ini akan dibahas berbagai penyakit yang mungkin menular melalui baju thrifting, cara-cara penularannya, dan langkah-langkah pencegahan yang dapat diambil untuk mengurangi risiko tersebut.

Artikel lainnya: Cara Mencuci Pakaian Bayi yang Benar

1. Kudis (Scabies)

Kudis disebabkan oleh tungau kecil yang disebut Sarcoptes scabiei. Tungau ini dapat hidup pada pakaian dan kain hingga beberapa hari.

Penularan kudis dapat terjadi melalui kontak langsung dengan kulit yang terinfeksi atau melalui pakaian dan kain yang telah terkontaminasi. Gejala kudis termasuk gatal yang intens, terutama di malam hari, serta ruam berbintik merah dan benjolan kecil.

2. Dermatofitosis (Tinea)

Dermatofitosis adalah infeksi jamur yang dapat mempengaruhi kulit, rambut, dan kuku. Jamur dermatofit dapat bertahan hidup pada pakaian dan kain untuk waktu yang cukup lama, terutama dalam kondisi yang lembab.

Penyakit ini dapat menular melalui kontak dengan pakaian yang terkontaminasi. Gejalanya meliputi bercak merah, gatal, dan bersisik pada kulit.

3. Infeksi Bakteri

Beberapa infeksi bakteri seperti impetigo dapat ditularkan melalui pakaian. Impetigo disebabkan oleh bakteri Staphylococcus aureus atau Streptococcus pyogenes dan dapat menyebabkan luka yang berisi cairan, yang kemudian membentuk kerak.

Bakteri ini dapat bertahan pada kain dan menular melalui kontak dengan pakaian yang terkontaminasi.

4. Herpes Simpleks

Virus herpes simpleks (HSV) adalah virus yang menyebabkan infeksi pada kulit dan selaput lendir.

Meskipun penularan utama HSV adalah melalui kontak langsung dengan lesi atau cairan tubuh yang terinfeksi, ada kemungkinan kecil bahwa virus ini dapat bertahan pada kain untuk waktu yang singkat dan menular melalui pakaian.

Artikel lainnya: Beda Antara Herpes Zoster dan Herpes Simpleks

5. Molluscum Contagiosum

Molluscum contagiosum adalah infeksi virus kulit yang disebabkan oleh virus pox. Virus ini dapat menyebar melalui kontak langsung dengan kulit yang terinfeksi atau melalui benda-benda yang terkontaminasi, termasuk pakaian. Gejalanya termasuk benjolan kecil, keras, dan berbentuk seperti kubah pada kulit.

6. Pedikulosis (Kutu)

Kutu kepala (Pediculus humanus capitis) dan kutu badan (Pediculus humanus corporis) adalah parasit yang dapat menyebar melalui kontak langsung atau melalui pakaian dan barang-barang pribadi seperti topi dan sisir.

Kutu kepala hidup di kulit kepala dan kutu badan hidup di pakaian dan bergerak ke kulit untuk menghisap darah. Gejala infestasi kutu termasuk rasa gatal yang intens dan luka akibat garukan.

Artikel lainnya: Cara Mudah Singkirkan Kutu Rambut

Cara Penularan Melalui Pakaian Thrifting

Penyakit-penyakit tersebut dapat menular melalui beberapa mekanisme saat membeli pakaian bekas, antara lain:

1. Kontak langsung dengan pakaian yang terinfeksi

Ketika pakaian yang terinfeksi tidak dibersihkan dengan benar sebelum dijual, risiko penularan penyakit meningkat. Tungau, jamur, bakteri, dan virus dapat bertahan pada serat kain dan menular saat kontak dengan kulit.

2. Kondisi penyimpanan yang tidak higienis

Pakaian bekas sering kali disimpan dalam kondisi yang kurang higienis, seperti di gudang yang lembab atau di tempat yang tidak bersih. Hal ini dapat meningkatkan risiko kontaminasi oleh berbagai patogen.

3. Penggunaan bersama

Beberapa pakaian bekas mungkin telah digunakan oleh banyak orang sebelum dijual kembali. Penggunaan bersama ini dapat meningkatkan risiko penularan penyakit melalui kontak dengan kulit atau cairan tubuh yang terinfeksi.

Artikel lainnya: 9 Penyakit Penyebab Kulit Gatal yang Tidak Boleh Disepelekan

Cara Pencegahan

Untuk mengurangi risiko penularan penyakit melalui pakaian thrifting, ada beberapa langkah pencegahan yang dapat diambil:

1. Cuci pakaian dengan benar

Segera setelah membeli pakaian bekas, cucilah dengan air panas dan deterjen. Air panas dapat membantu membunuh banyak patogen yang mungkin ada pada kain. Jika memungkinkan, tambahkan desinfektan ke dalam cucian.

2. Penggunaan dryer

Mengeringkan pakaian di mesin pengering dengan suhu tinggi juga dapat membantu membunuh patogen yang mungkin tersisa setelah pencucian. Suhu tinggi efektif untuk membunuh kutu, tungau, dan beberapa jenis bakteri dan virus.

3. Setrika pakaian

Setrika pakaian bekas dengan suhu tinggi setelah dicuci dan dikeringkan. Panas dari setrika dapat membantu membunuh patogen yang mungkin masih tersisa.

4. Hindari pakaian dengan kondisi tertentu

Perhatikan tanda-tanda infeksi pada pakaian bekas, seperti bercak, bau tidak sedap, atau tanda-tanda kelembaban. Hindari membeli pakaian dengan tanda-tanda tersebut.

5. Periksa kondisi toko

Pilihlah toko thrifting yang menjaga kebersihan dan memiliki standar sanitasi yang baik. Toko yang bersih dan teratur cenderung lebih aman daripada yang berantakan dan kotor.

Meskipun thrifting menawarkan banyak keuntungan, penting untuk selalu waspada terhadap risiko kesehatan yang mungkin terkait dengan pakaian bekas.

Penyakit-penyakit seperti kudis, dermatofitosis, infeksi bakteri, dan kutu dapat menular melalui pakaian yang tidak higienis. 

Dengan mengambil langkah-langkah pencegahan seperti mencuci, mengeringkan, dan menyetrika pakaian bekas dengan benar, risiko penularan penyakit dapat dikurangi secara signifikan.

Tetaplah bijak dalam memilih dan merawat pakaian bekas untuk memastikan pengalaman thrifting yang aman dan menyenangkan.

Selain risiko dari baju thrifting, baca artikel lainnya tentang penyakit menular, tips menjaga kebersihan, dan kesehatan kulit. Yuk download aplikasi KlikDokter sekarang juga dan jangan lupa untuk selalu #JagaSehatmu ya.