Kulit

Yuk, Cari Tahu Penyebab dan Penularan Scabies!

Fatin NurJauhara, 09 Jan 2023

Ditinjau Oleh dr. Dyah Novita

Penyakit scabies dapat menyebabkan penderitanya mengalami gatal-gatal dan ruam. Agar dapat mencegah penyakit ini, yuk ketahui penyebab kudis pada ulasan berikut ini.

Yuk, Cari Tahu Penyebab dan Penularan Scabies!

Penyakit scabies dapat menular melalui kontak kulit langsung dari orang yang terinfeksi. Saat kamu terkena penyakit ini, gejala mungkin tidak langsung muncul hingga dua bulan pertama. Namun, kamu tetap bisa menularkan penyakit ini ke orang lain meskipun tidak memiliki gejala.

Penyakit kulit sering terjadi di institusi dan komunitas tertutup, misalnya asrama sekolah atau pesantren. Untuk mencegah penularannya, kamu perlu memahami berbagai penyebab scabies.

Apa Penyebab Scabies?

Scabies atau sering disebut sebagai kudis disebabkan oleh tungau yang berjenis Sarcoptes scabiei varian hominis. Tungau ini berukuran sangat kecil dan hanya mampu dilihat dengan bantuan mikroskop. Ukurannya yang kecil menyebabkan banyak orang tidak sadar telah terinfeksi.

Tungau penyebab penyakit scabies ini akan masuk ke lapisan terluar kulit (epidermis). Pada bagian kulit ini, tungau betina akan meninggalkan telurnya.

Kemudian, telur akan menetas dalam tiga sampai empat hari dan berkembang menjadi tungau dewasa selama satu hingga dua pekan.

Setelah empat sampai enam pekan, tubuh kamu akan mengeluarkan reaksi alergi, seperti gatal dan ruam kulit sebagai akibat dari kehadiran protein dan feses tungau di kulit. Umumnya, penderita scabies memiliki 10–15 tungau di tubuhnya.

Disampaikan oleh dr. Dyah Novita Anggraini, “tanda- tanda scabies paling umum terjadi di sela-sela jari tangan dan kaki, pergelangan tangan, lipatan lutut dan siku, ketiak, dan pusar”.

Gatal dan ruam kulit biasanya akan memicu kamu untuk menggaruk sehingga kulit berisiko untuk terluka dan terinfeksi bakteri lain menyebabkan komplikasi.

Hal yang sama juga dijelaskan oleh dr. Dyah, “kalau ruam tergaruk, kulit akan terluka dan keluar cairan bening yang dapat menginfeksi bagian kulit lainnya”.

Gejala-gejala yang ditimbulkan scabies tersebut akhirnya bisa berdampak pada penurunan kualitas hidup, seperti adanya gangguan tidur, sulit konsentrasi, dan absen dari sekolah atau pekerjaan.

Artikel Lainnya: Berbagai Cara Menghilangkan Bekas Kudis

Siapa Saja yang Berisiko Terkena Scabies?

Siapa Saja yang Berisiko Terkena Scabies?

Siapa saja dapat terkena scabies, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa. Namun, penularan melalui kontak langsung ini menyebabkan beberapa orang menjadi lebih rentan untuk tertular scabies, yaitu:

  • Anak-anak
  • Ibu rumah tangga
  • Seseorang yang aktif secara seksual
  • Perawat dan pekerja panti jompo
  • Pasien rawat inap
  • Orang dengan daya tahan tubuh rendah, misal penderita HIV/AIDS atau leukimia

Berdasarkan penjelasan dari buku yang berjudul Scabies, tungau memerlukan sekitar 10 menit untuk bisa menular melalui kontak langsung.

Oleh sebab itu, kontak langsung yang sebentar, seperti jabat tangan atau pelukan secara singkat ecil kemungkinan memindahkan tungau dari orang yang terinfeksi ke orang yang sehat.

Hanya pada kasus scabies yang parah, kontak kulit dengan waktu sebentar dapat memicu penularan scabies.

Artikel lainnya: Mitos-Mitos soal Kudis yang Tak Perlu Anda Percayai

Hal yang Meningkatkan Risiko Scabies

Seperti yang sudah dijelaskan, scabies akan menular melalui kontak kulit langsung dengan penderitanya.

Selain itu, berdasarkan sebuah studi yang dimuat dalam jurnal Dermatology Research and Practice, terdapat beberapa hal yang dapat meningkatkan peluang penularan scabies secara tidak langsung, seperti:

  • Berbagi penggunaan pakaian, seprai, atau handuk dengan penderita scabies
  • Tinggal di hunian yang ramai, misalnya asrama atau panti jompo
  • Tidur bersama
  • Tidak menjaga kebersihan
  • Malnutrisi
  • Bepergian ke daerah wabah scabies
  • Tinggal di rumah yang sering terkena banjir

Banyak orang percaya bahwa scabies dapat menular dari hewan atau melalui aktivitas berenang bersama penderita. Namun, kedua hal tersebut adalah mitos belaka karena dilansir dari Centers for Disease Control and Prevention, kedua cara tersebut tidak bisa menyebabkan penularan scabies.

Artikel lainnya: Benarkah Skabies Hewan Bisa Menular ke Manusia?

Nah, demikianlah ulasan mengenai penyebab kudis yang sering dialami masyarakat. Bila kamu merasa telah melakukan kontak kulit dengan penderita scabies, segera konsultasikan ke dokter spesialis kulit dan kelamin.

Dokter akan melakukan pemeriksaan dan perawatan yang tepat sesuai dengan kondisi kesehatanmu.

Jangan sampai tertular, yuk #JagaSehatmu dengan menjaga kebersihan diri dan memerhatikan kebersihan beberapa furnitur, seperti kasur, sofa, dan karpet di rumah.

Apabila kamu masih memiliki pertanyaan mengenai gejala scabies atau masalah kulit lainnya, jangan ragu untuk menggunakan fitur Tanya Dokter di aplikasi KlikDokter, ya!

(APR)

penyakit kulit
Kulit Gatal
Scabies
  • Gilson RL, Crane JS. Scabies. Diakses pada 2022. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing.
  • Sara, J., Haji, Y., & Gebretsadik, A. (2018). Scabies Outbreak Investigation and Risk Factors in East Badewacho District, Southern Ethiopia: Unmatched Case Control Study. Dermatology Research and Practice, 7276938. 
  • Centers for Disease Control and Prevention. Diakses pada 2022. Diseases. Scabies.
  • Centers for Disease Control and Prevention. Diakses pada 2022. FAQs. Scabies.
  • World Health Organization. Diakses pada 2022. Scabies.
  • Kementerian Kesehatan RI. Diakses pada 2022. Ayo Cari Tahu Tanda dan Gejala Penyakit Scabies
  • American Academy of Dermatology Association. Diakses pada 2022. Scabies: Who Gets and Causes.
  • National Health Service UK. Diakses pada 2022. Scabies.