Saat ini suntik filler cukup marak digunakan dalam kecantikan. Sayangnya, terdapat beberapa fasilitas treatment yang tidak berlisensi ataupun memberikan filler yang berisiko.
Kemunculan praktik suntik filler ilegal atau tidak berkompeten akhirnya dapat menimbulkan efek samping buruk bagi kesehatan.
Jika Anda ingin mencoba mendapatkan perawatan tersebut, sebaiknya simak terlebih dahulu fakta-fakta filler berikut ini:
1. Cara Kerja Filler Wajah
Perawatan filler adalah prosedur dermatologis yang bertujuan untuk mencapai nilai estetika. Metode ini biasanya dilakukan untuk meminimalkan garis-garis wajah dan kerutan, serta mengembalikan tampilan awet muda.
Memakai filler merupakan salah satu cara agar awet muda dan menghilangkan tanda-tanda penuaan, tanpa perawatan invasif yang menyakitkan dan memerlukan pembedahan.
Artikel Lainnya: Inilah Efek Samping Filler Hidung
Filler bekerja dengan mengisi area wajah yang cenderung kendur untuk mengembalikan volume alaminya.
Meski hasilnya tidak permanen, proses suntik filler wajah lebih sederhana dan relatif aman. Anda mungkin perlu mengulangi prosedur setelah beberapa waktu untuk mempertahankan efek yang diinginkan.
Keberhasilan filler bergantung pada struktur jaringan, volume, dan jenis bahan yang digunakan. Ketahanannya juga tergantung bahan pengisi dan area suntik.
2. Jenis Suntik Filler yang Disetujui FDA
Menurut Food and Drug Administration (FDA), Amerika Serikat, penggunaan dermal filler diizinkan untuk orang dewasa berusia 22 tahun atau lebih.
Beberapa penggunaan filler yang disetujui mencakup:
- Filler jenis absorbable (sementara) untuk kerutan wajah dan lipatan kulit tingkat sedang hingga parah, seperti lipatan nasolabial (garis memanjang dari sisi hidung ke tepi mulut) dan garis perioral (kerutan kecil pada kulit sekitar mulut dan bibir).
- Augmentasi (peningkatan volume) untuk bibir, pipi, dagu, dan punggung tangan.
- Filler jenis non-absorbable (permanen) hanya untuk lipatan nasolabial dan bekas jerawat di pipi.
- Pemulihan dan perbaikan tanda-tanda kehilangan lemak wajah (lipoatrofi) pada penderita human immunodeficiency virus (HIV).
- Perbaikan kerutan dan bekas jerawat.
3. Filler Payudara Belum Disetujui FDA
Beberapa orang menggunakan filler payudara untuk memperbesar atau mempercantik tampilannya. Kenyataannya, suntik filler payudara belum mendapatkan izin dari FDA.
Dokter Theresia Rina Yunita menjelaskan, sampai saat ini FDA belum menyetujui penggunaan filler untuk disuntikkan ke payudara karena dapat menyebabkan efek samping merugikan.
“Menggunakan filler dalam jumlah besar pada area tubuh yang cukup besar dapat sebabkan cedera serius, termasuk nyeri jangka panjang, infeksi, jaringan parut permanen atau cacat, dan bahkan kematian,” ungkap dr. Theresia.
Filler payudara juga dapat mengakibatkan komplikasi yang meliputi memar, benjolan atau nodul, dan syok septik.
Selain payudara, FDA juga belum memberikan izin penggunaan filler untuk:
- Menambah ukuran bokong.
- Meningkatkan volume kaki.
- Implan ke tulang, tendon, ligamen, atau otot.
- Penyuntikan pada bagian glabella (area antara alis), hidung, area periorbital (sekitar mata), dahi, atau leher
Artikel Lainnya: Filler Payudara, Amankah dilakukan?
4. Persiapan Sebelum Filler Wajah
Berikut sejumlah hal yang perlu dipersiapkan:
- Pilih klinik kecantikan berlisensi dengan pengalaman di bidang dermatologi atau bedah plastik, dan terlatih untuk menyuntikkan filler.
- Pastikan botol filler masih disegel dengan benar untuk menjamin isinya, dan gunakan jarum suntik baru.
- Ketahui jenis produk yang akan disuntikkan dan kemungkinan risikonya. Konsultasikan hal ini dengan dokter.
- Jangan membeli dermal filler yang dijual bebas. Karena, ada kemungkinan produk palsu, terkontaminasi, atau tidak disetujui badan kesehatan resmi.
- Jangan menyuntikkan filler sendiri.
- Hindari jenis filler atau silikon cair apa pun yang disuntikkan untuk pembentukan tubuh.
- Lakukan uji alergi sebelum menerima dermal filler.
5. Suntik Filler Memiliki Risiko bagi Kesehatan
Seperti halnya prosedur medis lainnya, filler juga memiliki risiko. Sebagian besar efek samping yang dilaporkan terjadi segera setelah injeksi dan hilang dalam beberapa minggu.
Namun, dalam beberapa kasus, efek samping dapat muncul setelah berminggu-minggu pascasuntik. Bahkan, efeknya bisa timbul usai beberapa bulan atau bertahun-tahun kemudian.
Risiko suntik filler yang umum antara lain:
- Memar.
- Kemerahan.
- Pembengkakan.
- Rasa sakit.
- Gatal.
- Ruam.
- Kesulitan beraktivitas (biasanya ketika filler disuntikkan ke punggung tangan).
Artikel Lainnya: Implan dan Filler Payudara, Mana Lebih Berbahaya?
Efek samping jenis filler yang disetujui FDA bersifat sementara. Karena, produknya terbuat dari bahan yang dapat dipecah dan diserap oleh tubuh.
Risiko bahaya suntik filler yang paling serius adalah injeksi yang tidak disengaja ke pembuluh darah. Filler yang masuk ke pembuluh darah dapat menyebabkan nekrosis kulit (kematian jaringan), stroke, atau kebutaan.
Potensi terjadinya hal tersebut tergolong rendah. Tapi, jika terjadi, komplikasi yang dihasilkan bisa serius dan mungkin bersifat permanen.
Bila Anda ingin tahu lebih lanjut seputar filler, konsultasi dengan dokter kulit via LiveChat di aplikasi KlikDokter.
(FR/AYU)
Referensi:
- Wawancara dr. Theresia Rina Yunita
- Healthline. Diakses 2022. What’s the Difference Between Botox and Dermal Fillers?
- Food and Drug Administration, US. Diakses 2022. Dermal Filler Do's and Don'ts for Wrinkles, Lips and More.
- Food and Drug Administration, US. Diakses 2022. Dermal Fillers (Soft Tissue Fillers).
- WebMD. Diakses 2022. What You Should Know About Wrinkle Fillers.
Ditinjau oleh dr. Theresia Rina Yunita