Sinar ultraviolet (UV) memang punya efek baik bagi kulit, yakni membantu produksi vitamin D. Sayangnya, tidak semua paparan sinar UV matahari baik untuk kulit.
Sering terkena sinar matahari tanpa perlindungan dapat memicu masalah, termasuk penuaan dan kulit terbakar.
Penggunaan krim tabir surya pun dipakai guna meminimalkan efek buruk tersebut. Namun belakangan, seiring makin pesatnya perkembangan industri kecantikan, tanaman tertentu digunakan untuk melindungi kulit dari sinar matahari.
Salah satunya adalah Polypodium leucotomos. Bagaimana penjelasannya?
Artikel Lainnya: Apakah Sinar Matahari Baik untuk Imunitas Kulit?
Polipodium Leucotomos Lindungi Kulit dari Sinar Matahari?
Berasal dari Amerika Selatan, Polypodium leucotomos masuk ke dalam keluarga pakis. Tanaman ini mengandung antioksidan yang dapat melindungi kulit dari kerusakan yang disebabkan oleh peradangan dan radikal bebas.
Dokter Atika mengatakan, “Tanaman ini memiliki kandungan polifenol sehingga bisa bersifat fotoprotektif.”
Fotoprotektif merupakan suatu mekanisme (baik fisik maupun kimia) untuk meminimalkan efek bahaya paparan sinar matahari, termasuk kerusakan kulit. Agen fotoprotektif termasuk di antaranya tabir surya dan topi.
Dikutip dari NCBI tahun 2017, Polypodium leucotomos memiliki sifat fotoprotektif melalui efek antioksidan, kemo protektif, imunomodulator, dan antiinflamasi.
Sifat ini diyakini karena adanya beberapa kandungan polifenol di dalamnya, seperti caffeic, chlorogenic, ferulic, hydroxycinnamic, p-coumaric, dan asam vanili.
Sebagai antioksidan, Polypodium leucotomos meningkatkan kemampuan sistem antioksidan endogen untuk menetralkan anion superoksida, peroksida lipid, dan radikal hidroksil, yang terbentuk di kulit setelah terpapar sinar UV.
Paparan sinar matahari (khususnya Sinar UV A dan UV B) menyebabkan kerusakan dengan melemahkan sel-sel kulit.
Artikel Lainnya: Bahaya Sinar UV bagi Kulit
Kerusakan sel kulit juga meningkatkan risiko mengembangkan kondisi kulit yang berbahaya, termasuk tanda-tanda penuaan kulit.
Selain itu, studi menyebut Polypodium leucotomos dapat bermanfaat bagi penderita eksim, penyakit inflamasi kronik.
Studi dalam waktu 6 bulan tersebut dilakukan kepada 105 anak dan remaja dengan eksim. Mereka mengonsumsi 240-480 mg Polypodium leucotomos setiap hari.
Hasilnya, mereka secara signifikan lebih kecil kemungkinannya untuk mengonsumsi obat oral.
Studi lain juga mengungkap manfaat Polypodium leucotomos untuk mencegah reaksi inflamasi akibat paparan sinar matahari.
Penelitian itu dilakukan kepada 10 orang dewasa yang sehat. Mereka yang mengonsumsi 3,4 mg Polypodium leucotomos per pon berat badan mereka, satu semalam sebelum terpapar sinar matahari.
Hasil yang didapat mengejutkan. Kerusakan kulit dan sengatan matahari diketahui jauh lebih sedikit daripada orang-orang tidak mengonsumsinya.
Meski memiliki potensi cerah, masih perlu dilakukan lebih banyak penelitian lebih lanjut dengan mempertimbangankan berbagai variabel, seperti usia, jenis kelamin, lingkungan, dan durasi terpapar matahari.
Adakah Efek Samping Polipodium Leucotomos untuk Kulit?
Sejauh ini, tanaman Polypodium leucotomos dianggap aman dengan efek samping minimal. Efek samping yang dimaksud antara lain kelelahan, sakit kepala, dan kembung. Namun, tidak semua orang akan merasakan efek yang sama.
Berdasarkan studi, mengonsumsi hingga 480 mg Polypodium leucotomos oral per hari dianggap aman bagi kebanyakan orang.
Artikel Lainnya: Bahaya Reaksi Jeruk Nipis dan Sinar Matahari pada Kulit
Namun demikian, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk sepenuhnya memahami kemungkinan efek samping Polypodium leucotomos.
Anda bisa mengonsultasikan lebih lanjut kepada dokter kulit untuk meminimalkan efek sampingnya.
Nah, Anda tertarik melindungi kulit dari efek buruk matahari? Polipodium Leucotomos bisa jadi pilihannya. Anda bisa mendapatkannya dalam bentuk krim atau suplemen.
Hanya saja, penting untuk mengonsultasikannya kepada dokter kulit untuk menghindari efek samping.
Chat langsung dengan dokter seputar kesehatan kulit melalui aplikasi Klikdokter. Yuk, download!
(HNS/AYU)