Beberapa hari belakangan, masyarakat Indonesia mengeluhkan cuaca panas yang tidak biasa. Suhu panas di beberapa daerah diklaim meningkat, bahkan hingga mencapai 40 derajat Celsius.
Saat itu, muncul pesan berantai. Isinya menjelaskan cuaca terik di Indonesia disebabkan gelombang panas. Masyarakat pun diimbau untuk tidak mencuci bagian kulit yang tersengat matahari dengan air dingin.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) sudah memberikan bantahannya. Menurut lembaga pemerintah tersebut, cuaca panas yang terjadi beberapa hari terakhir belum bisa disebut sebagai gelombang panas.
Bahaya Gelombang Panas terhadap Kulit
Gelombang panas sendiri merujuk kepada cuaca panas yang tidak biasa. Umumnya, suhu yang tinggi ini berlangsung sekurang-kurangnya lima hari berturut-turut atau lebih. Kondisi tersebut juga disertai kelembapan udara yang tinggi.
Menurut dr. Theresia Rina Yunita, jika kondisi yang terjadi sekarang adalah gelombang panas, risikonya bagi manusia bisa lebih buruk.
Gelombang panas bisa menyebabkan heat exhaustion, sebuah kondisi ketika suhu tubuh naik antara 37-40 derajat Celsius. Gejala yang ditimbulkan bermacam-macam, seperti mual, pusing, sakit kepala, kelelahan, lemas, dan keringat berlebih.
“(Heat exhaustion) jika dibiarkan bisa menjadi heatstroke. Selanjutnya, heatstroke bisa menyebabkan kerusakan permanen pada organ tubuh seperti otak, jantung, dan ginjal yang dapat mengancam nyawa,” dr. Theresia Rina Yunita menerangkan.
Artikel lainnya: Bagaimana Heatstroke Pengaruhi Kondisi Kulit?
Pada kondisi heatstroke, suhu tubuh naik di atas 40 derajat Celsius, hingga sel dan sistem tubuh gagal berfungsi normal. Gejalanya antara lain pernapasan cepat, sakit kepala, lesu, kebingungan, dan bahkan kehilangan kesadaran.
Paparan udara dan cuaca yang sangat panas juga bisa menimbulkan sejumlah risiko bagi kulit. Berikut beberapa bahaya gelombang panas pada kesehatan kulit menurut dr. Theresia:
- Menyebabkan dehidrasi sehingga kulit terasa lebih kering dan kasar.
- Paparan sinar UV langsung ke kulit, terlebih jika intensitasnya besar, bisa menyebabkan kerusakan kulit pada level sel. Misalnya, kerusakan kolagen sehingga berisiko mengalami penuaan kulit.
- Pada beberapa orang juga bisa terjadi kekambuhan eksim dan psoriasis akibat cuaca panas ekstrem. Hal itu disebabkan bertambahnya aliran darah ke kulit saat cuaca panas yang memicu peradangan kulit.
Selain bahaya tersebut, peningkatan risiko kanker kulit juga terjadi pada beberapa kelompok saat sering terkena panas matahari.
Yaitu, orang dengan kulit cerah, orang dengan banyak tahi lalat atau bintik-bintik, orang dengan rambut pirang dan mata berwarna terang, serta orang dengan riwayat keluarga kanker.
Artikel lainnya: Cara Menjaga agar Kulit Tak Kering di Tengah Cuaca Panas
Tips Menjaga Kesehatan Kulit dari Cuaca Panas
Dengan banyaknya dampak buruk yang ditimbulkan cuaca dan gelombang panas, penting bagi Anda untuk selalu menjaga kesehatan kulit.
Dokter Theresia memberikan beberapa tips mengatasi efek cuaca panas pada kulit, yaitu:
- Gunakan skin care yang ringan, berbahan dasar air supaya tidak menyumbat pori-pori dalam mengeluarkan keringat.
- Wajib untuk selalu menggunakan sunscreen saat keluar rumah.
- Konsumsi sayur dan buah tinggi antioksidan. Misalnya, bayam, brokoli, apel, dan jeruk.
- Konsumsi suplemen, seperti vitamin C dan vitamin E.
- Sebisa mungkin hindari pajanan panas secara langsung dengan mencari tempat yang teduh. Anda juga bisa menggunakan payung, topi, baju lengan panjang, serta kacamata hitam sebagai upaya perlindungan.
- Perbanyak minum air putih.
Di sisi lain, dr. Theresia menampik anggapan keliru perihal penggunaan air dingin pada kulit yang tersengat gelombang panas. Ia menyatakan, tak masalah menggunakan bahan yang bersifat cooling untuk mengatasi masalah cuaca panas. Misalnya, facial spray yang mempunyai efek mendinginkan.
Cuaca panas memang membuat tubuh tidak nyaman, terutama pada kulit. Lakukan langkah-langkah perlindungan di atas supaya kulit tetap sehat.
Anda masih punya pertanyaan seputar efek gelombang panas atau masalah kesehatan kulit lainnya? Jangan ragu untuk tanyakan langsung kepada dokter melalui Live Chat di aplikasi KlikDokter.
[HNS/JKT]