Masyarakat perlu waspada dan melindungi diri dari polusi udara. Pasalnya, paparan polusi bikin daya tahan tubuh menurun. Anda jadi rentan sakit, salah satunya akibat infeksi pernapasan. Apakah pemakaian masker efektif untuk mencegahnya?
Berdasarkan pernyataan dari Badan Kesehatan Dunia (WHO), polusi udara adalah masalah lingkungan yang berdampak secara langsung maupun tidak langsung pada kesehatan makhluk hidup.
Polusi udara dapat memengaruhi sistem kekebalan tubuh. Polutan sebagai radikal bebas akan berikatan dengan antioksidan di tubuh, sehingga daya tahan tubuh menurun. Jika ini terjadi dan paparan polusi berlanjut, maka bisa infeksi pernapasan bisa muncul.
Jika tidak melindungi diri dengan baik, jenis infeksi pernapasan yang bisa timbul di antaranya:
- Infeksi saluran pernapasan akut (ISPA)
- Pneumonia atau paru-paru basah
- Penyakit paru obstruktif kronis (PPOK)
- Bronkitis
- Infeksi kuman tuberkulosis
Selain itu, paparan polusi juga diketahui dapat memicu asma bahkan membuat kondisinya makin parah, kekambuhan alergi meningkat, serta tak jarang pula bisa memicu terjadinya kanker. Mengerikan, ya?
Pakai Masker, Efektifkah Lindungi Diri dari Polusi Udara?
Untuk menghindari berbagai dampak buruk polusi udara bagi kesehatan, Anda direkomendasikan untuk melindungi diri. Salah satunya adalah dengan penggunaan masker.
Meski begitu, masker tak bisa melindungi polutan memasuki tubuh 100 persen. Partikel polusi tetap bisa masuk lewat celah masker yang tidak menempel sempurna di wajah, atau lewat serat-serat kain yang kurang dapat menahan partikel mikro.
Masker memang tak benar-benar bisa melindungi tubuh secara total dari polusi. Walaupun begitu, penggunaannya tetap sangat disarankan untuk meminimalkan potensi bahaya akibat paparan polutan.
Menurut sebuah penelitian yang dimuat di jurnal kesehatan “British Medical Journal” tahun 2019, dikatakan bahwa dari enam orang yang menggunakan masker, maka dapat mencegah satu kejadian ISPA.
Jenis masker beragam, tetapi yang paling banyak dipakai adalah masker bedah sekali pakai.
Penggunakan masker kain dan masker bedah sebenarnya kurang efektif untuk menyaring partikel dan polutan. Masker N95 dikatakan jauh lebih baik, karena mampu memfilter partikel yang berukuran hingga 0,5 mikron, bahkan hingga 95 persen. Meski begitu, masker ini tidak disarankan untuk dipakai secara rutin dalam jangka waktu lama karena ada risiko hipoksia atau kurang oksigen.
Optimalkan Perlindungan dengan Memperkuat Daya Tahan Tubuh
Kalau penggunaan masker saja tak cukup, mau tak mau Anda mesti melindungi tubuh dari dalam untuk meningkatkan daya tahannya terhadap ancaman nyata polusi udara. Anda disarankan untuk menerapkan pola makan sehat dengan menambah asupan buah dan sayur, terutama yang mengandung vitamin C.
Vitamin C adalah nutrisi penting yang berperan dalam pertumbuhan, memperbaiki jaringan tubuh yang rusak, mempercepat penyembuhan luka, serta mencegah sariawan. Juga berperan besar dalam peningkatkan daya tahan tubuh terhadap infeksi beberapa jenis virus dan bakteri.
Selain itu, vitamin C juga dapat membantu absorpsi zat besi. Vitamin C dapat membantu mengurangi kerusakan genetik serta berperan sebagai antioksidan yang dapat melindungi kesehatan tubuh dari jahatnya radikal bebas.
Sumber makanan yang kaya akan vitamin C adalah jeruk, lemon, pepaya, stroberi, brokoli, paprika merah, apel, tomat, jambu biji, kacang-kacangan, terong ungu, dan masih banyak lagi. Jika selalu menyertakannya dalam menu harian, nutrisi tersebut tak hanya baik untuk meregenerasi sel paru yang paling terpapar polutan, tetapi juga sel-sel lainnya dalam tubuh.
Bila tak yakin dapat memenuhi kebutuhan tubuh akan vitamin C, Anda dapat mengonsumsi suplemen, misalnya vitamin C 500 mg. Anda bisa memilih vitamin dalam format tablet isap dengan rasa jeruk enak, serta praktis untuk dibawa ke mana-mana. Apabila tak yakin dengan kebutuhan vitamin C sesuai kondisi tubuh Anda, sebaiknya konsultasikan dengan dokter.
Masker memang tidak 100 persen efektif untuk mencegah infeksi pernapasan akibat paparan polusi udara, tetapi pemakaiannya tetap dianjurkan untuk meminimalkan risiko. Selain itu, Anda juga disarankan untuk mengurangi paparan polusi, misalnya dengan tidak beraktivitas di luar ruangan saat polusi sedang tinggi-tingginya (siang ke sore hari). Optimalkan dengan memperkuat daya tahan tubuh, yaitu menerapkan pola makan sehat dan perbanyak konsumsi buah dan sayur yang kaya akan vitamin C.
(RN/ RH)