Pneumonia adalah infeksi yang menyerang organ paru dan angka kejadiannya cukup banyak di Indonesia. Infeksi ini disebabkan oleh virus, bakteri, atau jamur.
Baik pneumonia virus maupun bakteri sama-sama menular. Artinya, penyakit ini dapat menyebar dari orang ke orang melalui droplet dari batuk atau bersin.
Selain dengan memelihara daya tahan tubuh, pneumonia dapat dicegah dengan menjalani vaksinasi.
Berikut adalah sejumlah fakta pneumonia lainnya yang perlu kamu ketahui:
1. Penularan Pneumonia
Bakteri, virus, atau jamur penyebab pneumonia sangat mudah menyebar dari satu orang ke orang lain.
Pneumonia akibat virus dan bakteri dapat menular melalui inhalasi udara, yaitu lewat batuk atau bersin. Selain itu, kamu juga bisa tertular hanya dengan menyentuh permukaan yang terkontaminasi virus atau bakteri penyebab pneumonia.
Sementara itu, penularan pneumonia akibat jamur biasanya akibat terpapar lingkungan yang terinfeksi (misalnya ruangan yang penuh jamur), dan sifatnya tidak menyebar dari orang ke orang.
Infeksi jamur pada paru umumnya menyerang pasien yang mengalami penurunan sistem imun. Misalnya, penderita HIV atau orang yang sedang mendapatkan terapi imunosupresan.
Artikel Lainnya: Tipe-tipe Pneumonia yang Harus Diketahui
2. Gejalanya Bervariasi
Fakta pneumonia berikutnya berhubungan dengan gejala. Perlu diketahui bahwa gejala pneumonia bervariasi, dari yang ringan sampai mengancam jiwa. Gejalanya mencakup:
- Batuk berdahak
- Demam berkeringat atau kedinginan
- Sesak napas yang terjadi saat melakukan aktivitas normal, atau bahkan saat istirahat
- Nyeri dada yang lebih parah saat bernapas atau batuk
- Lelah berkepanjangan
- Kehilangan selera makan
- Mual atau muntah
- Nyeri kepala hebat
Selain itu, ada pula gejala lain yang bervariasi, sesuai dengan usia dan kesehatan umum. Misalnya:
- Anak-anak di bawah 5 tahun mungkin bernapas cepat atau mengi.
- Bayi mungkin tidak memiliki gejala spesifik, tetapi kadang bayi akan mengalami muntah, kekurangan energi, dan kesulitan minum atau makan.
- Orang yang usianya lebih tua mungkin memiliki gejala yang lebih ringan. Mereka juga dapat menunjukkan kebingungan (disorientasi) atau suhu tubuh yang lebih rendah dari normal.
Artikel lainnya: Wajib Tahu, Ini Beda Pneumonia, TBC, dan Bronkitis
3. Perawatan Pneumonia
Perawatan pada pasien akan tergantung pada jenis pneumonia yang dimiliki, tingkat keparahan, dan keadaan kesehatan umum lainnya.
Berikut ini adalah beberapa perawatan yang bisa dilakukan:
Terapi medis
Dokter akan meresepkan obat yang jenisnya akan disesuaikan dengan penyebab spesifik pneumonia. Beberapa jenis obatnya, antara lain:
- Antibiotik oral dapat mengobati sebagian besar kasus pneumonia bakteri. Konsumsi obat sampai habis secara teratur untuk mencegah infeksi berulang atau kasus resistansi antibiotik.
- Pada beberapa kasus, dokter mungkin akan meresepkan obat antivirus. Namun, kebanyakan kasus pneumonia akibat virus bisa sembuh sendiri dengan perawatan mandiri di rumah.
- Untuk pneumonia yang disebabkan oleh jamur, dokter akan meresepkan obat antijamur untuk dikonsumsi selama beberapa minggu demi menghilangkan infeksinya.
Perawatan di rumah
Dokter juga dapat merekomendasikan obat-obatan yang dijual bebas untuk meredakan gejala yang muncul, seperti demam atau nyeri, sesuai kebutuhan. Obat-obatan yang dimaksud mungkin termasuk: aspirin, ibuprofen, asetaminofen, dan lain-lain.
Selain itu, dokter juga akan merekomendasikan obat pereda batuk agar pasien bisa beristirahat. Perlu kamu ketahui, batuk sifatnya membantu mengeluarkan cairan dari paru-paru sehingga justru tidak boleh menghilangkannya sama sekali.
Hal lain yang bisa dilakukan untuk pemulihan dan mencegah kekambuhan adalah dengan istirahat cukup dan minum banyak cairan.
Rawat inap
Jika gejala sudah parah atau disertai masalah kesehatan lainnya, penderita mungkin perlu dirawat di rumah sakit.
Perawatan di rumah sakit dapat meliputi:
- Antibiotik intravena, yang disuntikkan ke dalam vena.
- Terapi pernapasan, terapi obat-obatan, atau latihan pernapasan.
- Terapi oksigen untuk mempertahankan kadar oksigen dalam aliran darah.
4. Beberapa Kelompok Lebih Berisiko Tertular Pneumonia
Fakta penyakit pneumonia lainnya yang perlu diketahui adalah mengenai faktor risiko. Sebenarnya, siapa pun bisa terkena pneumonia. Namun, beberapa kelompok tertentu diketahui lebih rentan, yaitu:
- Bayi baru lahir hingga usia dua tahun.
- Lansia berusia lebih dari 65 tahun.
- Orang yang memiliki sistem imun lemah.
- Orang dengan gangguan kesehatan yang kronis, seperti asma, gagal jantung, dan lainnya.
- Pasien yang dirawat di rumah sakit, terutama jika sedang menggunakan ventilator.
- Penderita stroke, memiliki masalah menelan, atau memiliki kondisi yang menyebabkan imobilitas.
- Perokok, menggunakan obat-obatan jenis tertentu, atau minum alkohol dalam jumlah berlebihan.
- Orang-orang yang terpapar bahan iritan paru, seperti polusi udara, asap, atau bahan kimia tertentu.
5. Penyebab Kematian Tunggal Terbesar pada Anak-anak
Berdasarkan laporan dari Badan Kesehatan Dunia (WHO), pneumonia menjadi penyebab kematian tunggal terbesar pada anak-anak di seluruh dunia.
Bahkan menurut analisis yang dilakukan oleh Universitas Johns Hopkins dan organisasi Save the Children, pneumonia diprediksi mengancam 10,8 juta nyawa balita pada tahun 2030.
Tiap tahunnya, pneumonia membunuh sekitar 1,4 juta anak di bawah usia 5 tahun. Ini merupakan 18 persen dari jumlah semua kematian anak di bawah lima tahun di seluruh dunia.
Artikel lainnya: Posisi Tidur yang Tepat untuk Bayi yang Sakit Pneumonia
6. Vaksin Pneumococcal Dapat Mencegah Pneumonia
Fakta pneumonia berikutnya berkaitan dengan vaksin. Ada dua jenis vaksin pneumonia, yakni PCV13 (pneumococcal conjugate vaccine) dan PPSV23 (pneumococcal polysaccharide vaccine).
PCV13 adalah vaksin pneumonia untuk anak kurang dari dua tahun dan lebih yang memiliki risiko tinggi. Vaksin ini dapat mencegah dari 13 jenis bakteri pneumokokus.
Sementara itu, vaksin PPSV23 ditujukan untuk orang dewasa dan dapat melindungi dari 23 jenis bakteri.
7. Pneumonia yang Disebabkan COVID-19 Dapat Memicu Kerusakan Paru Berkepanjangan
Penyakit paru akibat pneumonia sering kali menyebabkan gangguan pernapasan akut, yaitu ARDS (acute respiratory distress syndrome).
Penyakit ini kerap membuat pasien membutuhkan perawatan khusus dan pernapasan dari ventilator. ARDS dapat menyebabkan jaringan parut pada paru dan berakibat fatal.
8. Vaksin Influenza Dapat Mengurangi Risiko Pneumonia
Virus influenza adalah salah satu penyebab pneumonia pada orang dewasa.
Faktanya, pneumonia yang disebabkan oleh influenza paling banyak mengakibatkan kematian pada lansia. Oleh karena itu, pastikan untuk mendapatkan vaksin influenza setiap tahun.
Setelah mengetahui fakta tentang pneumonia di atas, diharapkan kamu bisa lebih waspada. Meski bisa berakibat fatal, menjalani vaksinasi serta melakukan kebiasaan hidup sehat dan bersih bisa mencegah infeksi paru ini.
Baca artikel lainnya mengenai pneumonia di aplikasi KlikDokter. kamu juga bisa berkonsultasi dengan dokter melalui layanan Tanya Dokter dan Temu Dokter.
[RS]