Kelainan pita suara merupakan kondisi di mana pita suara tidak terbuka secara sepenuhnya saat sedang menarik napas. Akibatnya, penderita akan cenderung kesulitan saat menarik napas.
Terkadang kondisi kelainan pita suara dianggap sebagai asma karena gejalanya yang serupa. Bagaimana cara membedakan kelainan pita suara dan gejala asma? Cari tahu di bawah ini.
Sekilas tentang Kelainan Pita Suara
Melansir Johns Hopkins Medicine, pita suara merupakan dua pita jaringan otot polos yang ditemukan di laring (kotak suara) dan berada di atas tenggorokan. Pita suara yang bergetar dan udara yang melewati pita suara dari paru-paru dapat menghasilkan suara.
Artikel lainnya: Perbedaan Sesak Napas karena Virus Corona dan Asma
Dinukil dari Cleveland Clinic, saat seseorang menarik napas, pita suara akan terbuka. Saat berbicara, pita suara akan menutup. Pita suara akan meregang ke arah berlawanan, bertemu di tengah, dan bergetar.
Jika seseorang mengalami kelainan pita suara, lipatan akan bergerak ke tengah saat menarik dan mengeluarkan napas sehingga menghalangi jalan napas.
Ada beberapa alasan mengapa seseorang mengalami kelainan pita suara, di antaranya adalah:
- menghirup zat iritan, misalnya zat amonia, debu, asap, atau bahan kimia dari cairan pembersih;
- berolahraga;
- infeksi pilek atau virus;
- penyakit refluks gastroesofageal (GERD);
- gangguan psikologis, termasuk stres, gangguan stres pasca-trauma (PTSD), kecemasan, depresi, dan serangan panik; dan
- rinosinusitis (infeksi sinus). Beberapa obat sinus neuroleptik, seperti fenotiazin dapat memicu kelainan pita suara.
Artikel lainnya: Punya Gejala Mirip, Ini Beda Asma dan Bronkitis
Gejala kelainan pita suara bervariasi, tergantung jenis gangguan pita suara.Beberapa di antaranya adalah suara serak, mengi alias wheezing (terdengar bunyi tinggi saat bernapas), terengah-engah, susah menghirup serta mengembuskan napas, dan batuk.
Perbedaan Kelainan Pita Suara dan Asma
Karena gejala tersebutlah, kelainan pita suara sering keliru dikenali sebagai asma. Bahkan, melansir Cleveland Clinic, hampir 80 persen kelainan pita suara salah didiagnosis sebagai asma, terutama asma yang disebabkan oleh olahraga.
Padahal, seperti disampaikan oleh dr. Theresia Rina Yunita, dua gangguan kesehatan ini berbeda, meski sulit dibedakan.
“Perbedaan jelasnya adalah kelainan pita suara tidak menyerang saluran pernapasan bagian bawah. Akibatnya, penderita akan lebih sulit untuk menarik napas dibandingkan menghela napas,” ujar dr. Theresia.
Selain itu, kelainan pita suara juga tidak disebabkan oleh adanya reaksi pada sistem kekebalan tubuh. Makanya penanganan dua kondisi tersebut sangatlah berbeda.
Mengutip Mayo Clinic, dokter akan mengecek gejala yang dirasakan pasien. Kelainan pita cenderung memiliki gejala berikut dibandingkan asma:
- pasien lebih sulit menarik napas daripada mengembuskan napas saat gejala muncul, dan
- obat asma yang diberikan tampak tidak meredakan gejala tersebut.
Selain itu, menurut dr. Theresia, “Harus dilakukan beberapa pemeriksaan fisik dan tambahan untuk membedakan keduanya, seperti tes fungsi paru.”
Tes lain yang dapat disarankan untuk mengetahui apakah Anda menderita asma atau kelainan pita suara misalnya tes laringoskopi dan tes putaran volume-aliran.
Tes putaran volume-aliran (flow-volume loop) menunjukkan bagaimana udara mengalir ke paru-paru dan apakah terjadi penyumbatan. Tes ini dapat dilakukan saat sedang berolahraga.
Sementara itu, tes laringoskopi menggunakan kamera pada tabung fleksibel untuk melihat bagian dalam pita suara. Dokter akan meminta pasien bernapas dan berbicara. Mereka akan melihat kapan pita suara terbuka dan tertutup, atau jika tidak bergerak sama sekali.
Artikel lainnya: Komplikasi Asma yang Bisa Menurunkan Kualitas Hidup Anda
Kelainan Pita Suara, Bisakah Diobati?
Menurut dr. Theresia, kelainan pita suara bisa diobati dan disembuhkan tergantung pada penyebabnya.
“Jika terjadi akibat peradangan atau infeksi, bisa diberikan obat antiradang dan antibiotik. Namun, perlu dihindari kemungkinan pencetus kelainan pita suara, seperti asap rokok, udara yang lembap, kotor, dan berdebu, bulu binatang,” ujarnya.
Latihan pernapasan juga dapat dilakukan untuk menyembuhkan kelainan pada pita suara. Dengan bantuan ahli patologi wicara-bahasa, Anda dapat melatih pernapasan dan mengontrol cara bicara.
Gejala kelainan pita suara dan asma memang mirip. Namun, karena keduanya disebabkan gangguan kesehatan yang berbeda, penanganannya pun tak sama.
Segera hubungi dokter bila mengalami gejala di atas. Bisa jadi, Anda mengalami kelainan pita suara, asma, atau bahkan keduanya.
Konsultasikan apa pun masalah kesehatan Anda langsung kepada dokter melalui aplikasi Klikdokter.
[HNS/JKT]