Middle East Respiratory Syndrome (MERS), atau disebut juga flu unta, merupakan penyakit saluran pernapasan yang disebabkan oleh virus MERS-CoV. Virus ini termasuk dalam kelompok virus korona, keluarga besar virus yang dapat menimbulkan berbagai penyakit pada manusia, mulai dari flu biasa hingga SARS. Flu unta kembali menjadi perbincangan beberapa waktu belakangan, meski sebenarnya bukan jenis penyakit baru. Flu jenis ini pertama kali diidentifikasi di Arab Saudi pada tahun 2012, dan sejak itu telah terdeteksi di 27 negara.
Pada tahun ini, National IHR Focal Point of Malaysia melaporkan satu kasus flu unta pada 2 Januari lalu. Virus MERS-CoV ini menimpa seorang pria berusia 55 tahun yang sebelumnya melakukan perjalanan haji ke Arab Saudi pada 2017 silam. Saat di sana, ia sempat berkunjung ke sebuah peternakan unta di Riyadh dan meminum susu unta yang tidak pasteurisasi.
Agar Anda lebih mengenal dan waspada terhadap penyakit ini, berikut beberapa hal yang perlu Anda ketahui mengenai MERS-CoV.
Penjelasan Virus MERS-CoV
Penularan virus MERS-CoV
Dilansir dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), virus MERS-CoV ditularkan dari hewan ke manusia, tetapi transmisi dari manusia ke manusia juga bisa terjadi. Bukti ilmiah menunjukkan bahwa orang dapat terjangkit melalui kontak langsung atau tidak langsung dengan unta dromedaris yang terinfeksi.
Virus ini telah teridentifikasi pada unta dromedaris di berbagai negara, termasuk Mesir, Oman, Qatar, dan Arab Saudi. Ada indikasi bahwa MERS-CoV juga tersebar luas pada unta dromedaris di Timur Tengah, Afrika, dan sebagian Asia Selatan. Sementara itu, antibodi MERS-CoV tidak ditemukan pada hewan seperti kambing, sapi, domba, kerbau, babi, dan burung liar.
MERS-CoV tidak mudah ditularkan antarmanusia, kecuali ada kontak yang sangat dekat. Namun sejauh ini, transmisi virus antarmanusia masih terbatas dan tidak mudah terjadi.
Selanjutnya
Tanda dan Gejala Virus MERS-CoV
Sebagian besar penderita yang terinfeksi MERS-CoV mengalami penyakit pernapasan yang parah, seperti dikutip dari Centers for Disease Control and Prevention. Mereka terserang demam, batuk, dan sesak napas. Beberapa lainnya menderita gejala gastrointestinal, seperti diare dan mual/muntah, dan gagal ginjal. Bahkan banyak orang meninggal akibat virus ini.
Meski demikian, tingkat keparahan gejala dapat bervariasi pada setiap penderita. Ada yang ringan atau tidak bergejala sama sekali.
Pencegahan Virus MERS-CoV
Daging dan susu unta memang bernutrisi jika dikonsumsi setelah proses pasteurisasi atau dimasak matang, demikian menurut informasi yang disampaikan oleh WHO. Namun, Anda tetap harus hati-hati agar tidak terjadi kontaminasi silang dengan makanan mentah.
Masih menurut WHO, penderita diabetes, gagal ginjal, penyakit paru-paru kronis, dan orang yang kekebalan tubuhnya lemah dianggap berisiko tinggi terkena penyakit berat dari infeksi MERS-CoV. Di Timur Tengah, kelompok orang ini harus menghindari kontak dengan unta dromedaris, mengonsumsi susu unta mentah, air kencing unta, serta memakan daging yang belum dimasak dengan benar. Karena itu, bagi Anda yang akan bepergian ke negara-negara yang pernah terjangkit MERS-CoV, pastikan untuk menyiapkan langkah-langkah pencegahan yang baik. Anda harus berhati-hati untuk tidak melakukan kontak langsung dengan unta, terutama unta dromedaris. Hindari juga mengonsumsi produk turunan dari unta, baik itu air kencing, air liur, daging yang tidak dimasak dengan matang, serta susu yang belum dipasteurisasi. Selain itu, Anda juga perlu membawa masker untuk berjaga-jaga dari risiko penularan flu unta.
[RVS]