Pernapasan

Menyingkap Berbagai Penyebab Benjolan di Paru-Paru

Aditya Prasanda, 09 Sep 2021

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Benjolan di paru-paru dapat bersifat jinak maupun ganas. Ketahui penyebab benjolan di paru-paru, baik yang bersifat jinak maupun ganas, lewat ulasan berikut.

Menyingkap Berbagai Penyebab Benjolan di Paru-Paru

Anda mungkin sudah tidak asing dengan benjolan yang muncul di kepala akibat terbentur benda keras. Kondisi ini umumnya tak perlu dikhawatirkan, karena dapat sembuh dengan sendirinya.

Lain halnya jika yang terjadi adalah benjolan di paru-paru. Tidak seperti yang terjadi di luar tubuh, munculnya benjolan di paru-paru tidak berhubungan dengan benturan benda keras.

Lantas, apa penyebab benjolan di paru-paru? Apakah kondisi ini berbahaya? Yuk, cari tahu!

 

1 dari 3

Penyebab Benjolan di Paru-Paru

Benjolan atau nodul paru pada dasarnya bersifat jinak. Namun, benjolan tersebut dapat pula berkembang menjadi ganas dan memicu kanker.

Perbedaan benjolan di paru-paru jinak dengan yang ganas dapat diketahui berdasarkan faktor penyebabnya.

Artikel Lainnya: Penyebab Benjolan di Anus dan Cara Mengatasinya

1. Benjolan di Paru-Paru Jinak

Nodul paru yang jinak umumnya memiliki diameter lebih kecil dari 3 centimeter. Sebagian besar besar kondisi ini terbentuk akibat peradangan yang dipicu infeksi maupun penyakit.

Ketika paru-paru meradang, terdapat jaringan kecil yang berkembang menjadi gumpalan. Seiring waktu, gumpalan berubah menjadi benjolan di paru-paru. Berikut penyebab benjolan di paru-paru yang bersifat jinak:

Dalam beberapa kasus yang jarang ditemukan, nodul paru jinak yang juga dapat terjadi akibat kondisi berikut:

  • Malformasi arteriovenosa atau kelainan pembuluh darah.
  • Atelektasis atau sebagian paru kolaps.
  • Amiloidosis atau penumpukan protein di paru-paru.
  • Fibrosis paru atau penebalan jaringan parut pada paru-paru.

Menurut dr. Arina Heidyana, benjolan di paru-paru yang umumnya bersifat jinak juga dapat terjadi akibat infark paru.

“Infark paru adalah kematian jaringan akibat suplai darah yang tidak tercukupi. Kalau kerusakan yang terjadi cukup luas, gambaran radiologinya bisa menyerupai suatu nodul,” kata dr. Arina.

Secara umum, benjolan paru-paru yang bersifat jinak tidak menimbulkan gejala apa pun.

Penderita mungkin hanya mengalami gejala-gejala penyakit yang mendasari terbentuknya benjolan tersebut.

Artikel Lainnya: Perbedaan Benjolan Biasa dan Benjolan Kanker di Ketiak

2. Benjolan di Paru-Paru Ganas

Benjolan di paru-paru yang ganas bersifat kanker. Benjolan ini umumnya memiliki ukuran lebih besar dari 3 centimeter.

Penyebab paling umum munculnya benjolan di paru-paru yang bersifat ganas adalah kanker paru, limfoma, sarkoma, dan tumor karsinoid.

Tumbuhnya nodul paru ganas juga dapat dipicu oleh kanker dari bagian tubuh lain yang telan menjalar, seperti kanker payudara, kanker usus besar, kanker kandung kemih, dan kanker prostat.

Secara garis besar, benjolan di paru-paru yang bersifat ganas dapat memicu munculnya gejala-gejala sebagai berikut:

  • Batuk kronis, bahkan hingga berdarah.
  • Mengi, atau suara ngik-ngik saat bernapas.
  • Sesak napas.
  • Infeksi saluran pernapasan.

Adapun nodul paru yang dipicu kanker dari bagian tubuh lain akan menimbulkan gejala yang berhubungan dengan jenis penyakit terkait.

2 dari 3

Diagnosis Benjolan di Paru-Paru

Untuk mendiagnosis sifat benjolan di paru-paru, dokter umumnya akan melakukan pemeriksaan menggunakan cara-cara sebagai berikut:

1. Positron Emission Tomography (PET)

Tes pencitraan positron emission tomography (PET) menggunakan molekul glukosa radioaktif dilakukan guna mengetahui kecepatan sel nodul paru dalam membelah diri.

Jika sel nodul paru membelah diri dengan sangat cepat, artinya kondisi tersebut merupakan kanker (keganasan).

2. Biopsi

Jika hasil pemindaian PET kurang meyakinkan, dokter akan melakukan tes biopsi. Tes ini dilakukan dengan mengeluarkan sampel dari jaringan benjolan yang ada di paru-paru.

Jaringan tersebut akan diperiksa menggunakan mikroskop guna mengetahui ada/tidaknya sel kanker.

3. CT Scan

Computerized tomography scan (CT scan) merupakan tes menggunakan kombinasi teknologi sinar-X dan sistem komputer khusus.

Hasil pemeriksaan CT scan dapat memberikan informasi yang lebih rinci dan akurat daripada foto rontgen biasa.

CT scan menampilkan gambar organ, tulang, dan jaringan lunak di dalam tubuh. Prosedur ini memungkinkan dokter memantau perubahan bentuk dan ukuran benjolan di paru-paru, sehingga dapat diketahui ada/tidaknya kanker yang mendasari.

Artikel Lainnya: Ada Benjolan di Vagina, Haruskah Panik?

3 dari 3

Mengobati Benjolan di Paru-Paru

Pengobatan benjolan di paru-paru sangat beragam, tergantung pada hasil diagnosis. Sebagian besar nodul paru-paru jinak dapat dibiarkan saja, terutama jika tidak berkembang selama lebih dari dua tahun.

Di sisi lain, nodul paru ganas yang bersifat kanker diatasi berdasarkan stadium dan jenis keganasan yang mendasari.

Pilihan pengobatannya mencakup radiasi atau kemoterapi, guna membunuh dan mencegah penyebaran sel kanker. Mungkin juga dilakukan operasi pengangkatan tumor.

Skrining paru lebih dini dapat membantu Anda mencegah risiko kanker pada benjolan di paru-paru.

Oleh karena itu, jika Anda menemukan nodul paru pada hasil tes pencitraan, jangan ragu untuk berkonsultasi lebih lanjut dengan dokter.

Ingin tahu lebih lanjut mengenai benjolan di paru-paru? Punya keluhan tentang kondisi kesehatan lain?

Anda bisa langsung melakukan konsultasi kepada dokter melalui LiveChat 24 jam atau di aplikasi Klikdokter.

(NB/AYU)

Paru-paru
Bulan Peduli Kanker Paru
Kanker