Kondisi asma dapat membuat penderitanya mengeluhkan sesak dan mengi (bunyi suara tinggi) saat bernapas. Kondisi ini diklaim dapat membuat paru-paru lebih rentan mengalami gangguan. Salah satu yang sering disebut-sebut adalah pneumonia.
Jadi, benarkah asma adalah salah satu faktor risiko pneumonia? Bagaimana pula kaitan antara pneumonia dan asma?
Penderita Asma Berisiko Idap Pneumonia?
Asma dan pneumonia sama-sama gangguan pernapasan yang terletak di alveolus di dalam paru-paru. Hal ini juga yang membuat dugaan penderita asma akan lebih berisiko mengidap pneumonia.
Berangkat dari pernyataan tersebut, dr. Theresia Rina Yunita menjawab, “Asma dan pneumonia adalah masalah pernapasan yang memiliki beberapa gejala serupa tapi penyebab yang berbeda.”
“Asma memang tidak secara langsung menyebabkan pneumonia, tetapi orang dengan riwayat masalah pernapasan kronis, seperti asma, dapat memiliki risiko lebih tinggi terkena pneumonia.”
Artikel lainnya: Komplikasi Asma yang Bisa Menurunkan Kualitas Hidup Anda
American Lung Association menyatakan penderita asma berisiko lebih tinggi terkena pneumonia. Penyebabnya, penyakit asma dapat menyebabkan kerusakan dan kelemahan jaringan paru pada penderitanya.
“Jadi pada penderita asma sudah terjadi kerusakan atau proses inflamasi (peradangan) pada paru-paru. Sehingga, saat (penderita asma) terkena flu lebih mudah berkembang menjadi pneumonia,” jelas dr. Theresia.
Dokter Theresia menambahkan, “Beberapa peneliti juga percaya bahwa obat asma, yaitu kortikosteroid, dapat meningkatkan risiko pneumonia atau infeksi pernapasan lainnya.”
Perlu diketahui, semua orang pada dasarnya bisa terkena pneumonia. Mengutip National Heart, Lung, and Blood Institute, faktor risiko pneumonia salah satunya adalah usia.
Pneumonia dapat menyerang orang-orang dari segala usia. Namun, dua kelompok, yakni anak di bawah 2 tahun dan lansia di atas 65 tahun, berisiko lebih tinggi terkena pneumonia dan kondisi yang lebih serius.
Artikel lainnya: Awas, Insomnia Bisa Memperparah Penyakit Asma
Selain itu, lingkungan tinggal dan pekerjaan juga memengaruhi risiko Anda terkena pneumonia. Mereka yang menghabiskan banyak waktu di tempat yang ramai, seperti barak militer, penjara, tempat penampungan, atau panti jompo, punya risiko lebih tinggi.
Risiko Anda juga lebih tinggi jika Anda sering menghirup polusi udara atau asap beracun. Kuman penyebab pneumonia juga dapat menginfeksi burung dan hewan lainnya.
Artinya, Anda lebih berisiko sakit jika bekerja di peternakan ayam atau kalkun, toko hewan peliharaan, atau klinik hewan.
Gaya hidup yang buruk juga memperbesar peluang Anda menderita pneumonia, misalnya merokok, mengonsumsi alkohol berlebih, serta penyalahgunaan obat-obat terlarang.
Cara Mengurangi Risiko Terkena Pneumonia pada Penderita Asma
Untuk mencegah komplikasi asma menyebabkan pneumonia, American Lung Association merekomendasikan beberapa cara berikut:
-
Lakukan Vaksinasi Pneumokokus
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) amat merekomendasikan vaksinasi pneumokokus kepada lansia di atas 65 tahun.
Artikel lainnya: Perbedaan Sesak Napas karena Virus Corona dan Asma
Seseorang dewasa yang berusia 19-64 tahun yang merokok juga dianjurkan untuk memperoleh vaksin serupa.
-
Jaga Kebersihan
Jagalah kesehatan dengan mempraktikkan gaya hidup bersih, seperti mencuci tangan dengan sabun, menjaga lingkungan tetap bersih dengan sirkulasi udara baik, serta menyeka permukaan yang sering disentuh.
Hindari juga berkontak dengan orang-orang yang sedang sakit, misalnya flu. Infeksi flu dapat meningkatkan peluang Anda terkena pneumonia.
-
Jaga Asma agar Terkontrol dengan Baik
Kendalikan asma dengan baik agar kekambuhan tidak terlalu parah. Penting untuk selalu kontrol ke dokter setiap 6-12 bulan sekali, atau lebih sering jika memiliki asma kronis.
Biarkan dokter memantau kondisi asma dan menyesuaikan rencana perawatan yang diperlukan.
Pantau gejala asma setiap hari dan hindari pemicunya. Minum juga obat sesuai dengan resep dokter.
Jadi, penderita asma memang berisiko mengalami pneumonia. Namun, hal tersebut dapat dicegah dengan sederet cara di atas.
Cari tahu informasi seputar kesehatan paru-paru lainnya melalui aplikasi Klikdokter. Gratis!
[HNS/JKT]