Pernahkah Anda bernapas lebih dalam dan cepat dari biasanya? Jika ya, mungkin Anda sedang mengalami hiperpnea.
Pada beberapa kasus, mekanisme alami tubuh ini juga menyebabkan pernapasan jadi lebih cepat. Namun tahukah Anda, apa penyebab napas cepat dan dalam?
Pernapasan lebih dalam dan cepat karena tubuh butuh lebih banyak asupan oksigen. Ketika seseorang kekurangan oksigen, otak, persendian, dan pembuluh darah mengirimkan sinyal tubuh untuk meningkatkan volume udara di paru-paru.
Tubuh kemudian merespon sinyal tersebut dengan pernapasan lebih dalam, dan terkadang juga lebih cepat. Mekanisme inilah yang dinamakan sebagai hiperpnea. Hiperpnea bisa disebabkan oleh sejumlah faktor. Berikut penyebab hiperpnea yang perlu Anda tahu.
Artikel Lainnya: Cara Mengatur Napas yang Baik Saat Olahraga
1. Aktivitas Fisik
Aktivitas fisik berat seperti olahraga merupakan penyebab hiperpnea yang paling umum. Diduga, hal ini disebabkan oleh tubuh yang membutuhkan lebih banyak asupan oksigen ketika sedang berolahraga.
Meski begitu, diperlukan penelitian lanjutan guna mengetahui hubungan antara olahraga dengan hiperpnea. Pasalnya, hingga hari ini, para peneliti masih terbelah sikap soal mekanisme olahraga dalam memicu pernapasan lebih dalam dan cepat.
2. Dataran Tinggi
Semakin tinggi sebuah tempat, kian menipis pula persediaan oksigennya. Hal inilah yang menyebabkan individu bisa mengalami hiperpnea ketika sedang berada dataran tinggi.
Hiperpnea utamanya bisa terjadi ketika seseorang melakukan aktivitas di ketinggian. Kegiatan yang dimaksud misalnya naik gunung ataupun bermain ski.
3. Anemia
:format(webp)/article/SvVV8A3zgFqtZiL22T67V/original/011922100_1526297103-iStock-469898777.jpg?w=256&q=100)
Anemia merupakan kondisi ketika tubuh kekurangan sel darah merah sehat. Kondisi ini disebabkan oleh sel darah merah yang mengalami kerusakan, sehingga tidak bisa berfungsi dengan baik.
Artikel Lainnya: Inilah Teknik Pernapasan untuk Bisa Tidur Lebih Nyenyak
Akibatnya, kemampuan darah dalam mengangkut oksigen ke seluruh tubuh pun terganggu. Kondisi ini pun kemudian membuat organ tubuh tidak memperoleh cukup oksigen dan mencetuskan hiperpnea.
4. Asidosis Metabolik
:format(webp)/article/4Scdu2EhfyjMuZtoXLEwH/original/082744600_1554966355--By-Sohel-Parvez-Haque-Shutterstock.jpg?w=256&q=100)
Asidosis metabolik adalah kondisi ketika tubuh memiliki kadar asam berlebih, akibat ginjal tidak mampu mengeluarkan asam dari dalam tubuh. Kondisi ini menyebabkan kadar karbon dioksida menumpuk di dalam tubuh.
Disampaikan dr. Reza Fahlevi, asidosis metabolik pada gilirannya bisa mencetuskan hiperpnea. “Hal ini terjadi karena paru berusaha mengeluarkan karbon dioksida untuk menetralisir asam di tubuh,” paparnya.
5. Udara Dingin
:format(webp)/article/MCLY1t4Sh6Q0QLSzEBhd5/original/083294900_1541485368-Benarkah-Udara-Dingin-Rentan-Picu-Kanker-Paru-By-Andrey_Popov-Shutterstock.jpg?w=256&q=100)
Tubuh dapat mengalami hiperpnea ketika berada di dalam ruang AC. Hiperpnea juga bisa terjadi ketika terpapar cuaca dingin di luar ruangan.
Artikel Lainnya: Perbedaan Sesak Napas karena Virus Corona dan Asma
Hal ini disebabkan tubuh membutuhkan lebih banyak oksigen, guna mempertahankan suhu internal tubuh.
6. Asma
:format(webp)/article/wn-hFIWX7bN4UgrUZF66_/original/079607200_1648200546-asma-menyebabkan-gangguan-masalah-kesuburan-wanita.jpg?w=256&q=100)
Mekanisme hiperpnea juga bisa digunakan secara sadar. Hal ini bermanfaat untuk membantu relaksasi dan meredakan pernapasan akibat gangguan paru, seperti asma.
Asma merupakan kondisi peradangan kronis di saluran pernapasan (bronkus). Kondisi ini menyebabkan otot polos bronkus menebal, sehingga mempersempit aliran udara. Akibatnya, penderita asma mengalami gejala berupa sesak napas, batuk, dan mengi.
Artikel Lainnya: Berbagai Cara Alami untuk Mengatasi Sesak Napas Karena Asma
Untuk meredakan gejala tersebut, hiperpnea dapat dilakukan secara sengaja. Menurut studi yang dimuat European Respiratory Journal, melatih hiperpnea secara sadar dapat membantu memperbaiki saluran napas. Hal ini pada gilirannya bisa meredakan gejala asma.
7. PPOK
:format(webp)/article/HtacY5xzxDG7B1eyybIhB/original/067448900_1617188255-Penyebab_PPOK_yang_Mesti_Anda_Ketahui.jpg?w=256&q=100)
Selain asma, melatih hiperpnea secara sadar juga bermanfaat membantu mengatasi kondisi penyakit paru obstruktif kronis (PPOK), yaitu peradangan paru yang berkembang dalam jangka panjang.
PPOK menyebabkan penderitanya mengalami sejumlah gejala, seperti kesulitan bernapas, batuk berdahak, hingga mengi. Melakukan hiperpnea secara sadar bermanfaat untuk meredakan gejala dan meningkatkan kemampuan otot pernapasan pengidap PPOK.
Itu dia sederet penyebab hiperpnea. Jika disebabkan oleh respon fisiologis alami tubuh seperti saat berolahraga ataupun berada di dataran tinggi, hiperpnea tidak perlu dirisaukan.
Namun, jika Anda mengalami hiperpnea akibat kondisi medis tertentu, cobalah berkonsultasi dengan dokter. Dokter dapat mendiagnosis penyebab hiperpnea dan menentukan metode pengobatan yang tepat sesuai kondisi Anda.
Jika ingin tanya lebih lanjut seputar info kesehatan lainnya, konsultasi ke dokter via Live Chat.
(PUT/JKT)
Referensi:
Healthline. Diakses 2022. What Is Hyperpnea?
American Lung Association. Diakses 2022. Asthma Risk Factors.
American College of Cardiology. Diakses 2022. Safety Precautions for Heart Patients Traveling to High Altitudes.
European Respiratory Journal. Diakses 2022. Repetitive, intense hyperpnea to reduce bronchial reactivity in asthmatics – A pilot study.
Respiratory Care. Diakses 2022. The Effects of Temperature on Lung Function.
Apollo 24/7. Diakses 2022. Does Hot Weather Affect your Breathing and Lungs?
Ditinjau oleh dr Reza Pahlevi