Pernapasan

Waspada, Gaya Hidup Sedenter Bisa Memicu Emboli Paru

Aditya Prasanda, 24 Mar 2022

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Studi menemukan bahwa gaya hidup sedenter dapat meningkatkan risiko emboli paru. Bagaimana efek sedentary lifestyle memicu penyakit berbahaya tersebut? Yuk, cari tahu.

Waspada, Gaya Hidup Sedenter Bisa Memicu Emboli Paru

Gaya hidup sedenter alias sedentary lifestyle telah dikaitkan dengan sejumlah masalah kesehatan. Pasalnya, orang dengan gaya hidup tersebut cenderung minim bergerak atau berolahraga.

Tidak hanya itu, penganut sedentary lifestyle juga cenderung menghabiskan waktu dengan berbaring atau duduk sambil menatap layar gawai maupun televisi.

Padahal, efek sedentary lifestyle sudah terbukti membahayakan kesehatan. Salah satu gangguan kesehatan yang bisa muncul akibat gaya hidup tersebut adalah emboli paru.

Artikel Lainnya: Penyintas COVID-19 Berisiko Alami Komplikasi Kardiovaskular

 

1 dari 2

Alasan Gaya Hidup Sedenter Sebabkan Emboli Paru

Emboli paru merupakan kondisi tersumbatnya arteri pulmonalis, yaitu pembuluh yang membawa darah dari jantung menuju paru-paru. 

Penyumbatan tersebut disebabkan adanya gumpalan darah yang berasal dari kaki atau bagian tubuh lainnya.

Kondisi demikian menyebabkan gejala umum berupa nyeri dada, sesak napas, dan batuk. 

Selain itu, emboli paru juga memicu detak jantung tidak teratur, sakit kepala, demam, keringat berlebih, kulit lembap dan berubah warna, serta pembengkakan di area kaki.

Jika penderitanya tidak segera berobat ke dokter setelah mengalami gejala-gejala tersebut, ia berisiko lebih tinggi untuk mengalami kerusakan organ pernapasan.

Lantas, mengapa emboli paru bisa dialami orang dengan gaya hidup sedenter?

Disampaikan dr. Dyah Novita Anggraini, emboli paru terjadi karena penganut sedentary lifestyle tidak aktif bergerak dan cenderung mempertahankan satu posisi tubuh. 

“Hal ini bisa memicu pembekuan darah yang membentuk gumpalan. Gumpalan darah tersebut bisa naik dari area kaki, lalu bergerak ke paru-paru sehingga terjadi emboli paru,” jelas dr. Dyah Novita.

Berdasarkan studi yang dimuat British Medical Journal, gaya hidup sedenter bahkan mampu meningkatkan risiko emboli paru sebanyak dua kali lipat. 

Hal itu berlaku bagi orang yang punya kebiasaan duduk selama lebih dari 6 jam dalam sehari ketika tidak sedang bekerja.

Riset yang digagas Massachusetts General Hospital, Amerika Serikat, tersebut melibatkan sekitar 70.000 perawat wanita di AS.

Selain itu, peneliti pun menemukan bahwa gaya hidup minum gerak juga bisa menyebabkan penyakit jantung dan tekanan darah tinggi (hipertensi).

Penyebabnya, menurut dr. James Douketis dari McMaster University, Kanada, adalah karena gaya hidup minim gerak bisa memicu gangguan pada pembuluh darah arteri dan vena. Karenanya, risiko masalah kardiovaskular bisa ikut meningkat.

Artikel Lainnya: Dada Sakit saat Batuk? Awas, Mungkin Ini Penyebabnya

2 dari 2

Pentingnya Menerapkan Gaya Hidup Sehat 

Sedentary lifestyle tidak hanya bisa menyebabkan penyumbatan arteri pulmonalis. Gaya hidup tersebut juga juga terbukti bisa meningkatkan masalah kesehatan lainnya, seperti penyakit jantung dan tekanan darah tinggi.

Oleh karena itu, untuk meminimalkan risiko gangguan kesehatan, Anda mesti menerapkan gaya hidup aktif  dan sehat. 

Caranya, yaitu dengan rajin berolahraga, mengonsumsi makanan sehat dan bergizi seimbang, serta menjauhi rokok maupun alkohol.

Jika memang Anda bekerja dengan duduk selama berjam-jam, sempatkanlah untuk bergerak dan melakukan jalan kaki ringan di sela-sela pekerjaan. 

Hal ini bertujuan untuk memperlancar aliran darah, sehingga bisa meminimalkan risiko terbentuknya gumpalan darah yang dapat berujung pada emboli paru dan penyakit lainnya.

Ingin tahu lebih lanjut mengenai efek gaya hidup sedenter? Punya pertanyaan tentang kondisi kesehatan terkini? Anda bisa berkonsultasi secara daring kepada dokter melalui LiveChat 24 jam atau aplikasi KlikDokter.

(NB/NM)

Referensi:

  • British Medical Journal. Diakses 2022. Physical inactivity and idiopathic pulmonary embolism in women: prospective study.
  • Mayo Clinic. Diakses 2022. Pulmonary Embolism.
Emboli Paru