Merokok sering dikaitkan dengan berbagai risiko penyakit berbahaya. Namun, adanya ancaman tersebut masih belum mampu membuat kapok para perokok aktif. Hal ini membuat para perokok pasif kelimpungan, karena mereka turut memiliki risiko penyakit yang sama dengan para perokok aktif. Salah satu penyakit yang mengintai perokok pasif adalah infeksi paru.
Kondisi infeksi paru sempat dialami oleh desainer sekaligus aktor, Robby Tumewu. Pria 64 tahun kelahiran Bandung itu sebelumnya juga pernah mengalami stroke hingga akhirnya ia meninggal dunia pada Senin (14/1) dini hari akibat infeksi paru.
Bahaya menjadi perokok pasif
Menurut dr. Karin Wiradarma dari KlikDokter, perokok pasif menghirup dua asap sekaligus dari perokok aktif. Satu berasal dari asap yang diembuskan oleh perokok itu sendiri (asap utama) dan satunya lagi berasal dari ujung rokok yang dibakar (asap sampingan).
Di antara dua jenis asap tersebut, asap sampingan adalah yang paling berbahaya karena mengandung racun lebih banyak dengan partikel yang lebih kecil. Hal itu membuatnya lebih mudah masuk ke dalam tubuh dan merusak paru-paru.
Bicara soal penyakit paru, salah satu infeksi yang kerap menyerang perokok pasif adalah penyakit paru obstruktif kronis (PPOK). Penyakit ini merupakan suatu kondisi peradangan paru jangka panjang yang membuat penderitanya kesulitan bernapas karena saluran dan kantung udara pada paru-parunya sudah rusak akibat paparan asap beracun, baik itu dari rokok maupun asap pembakaran kendaraan atau pabrik.
Kenali gejala penyakit paru obstruktif kronis
Berdasarkan penjelasan dr. Nitish Basant Adnani, PPOK sering ditandai dengan adanya sesak napas, batuk yang disertai dahak, serta mengi. Selain itu, ada pula beberapa gejala lain yang juga bisa terjadi akibat oleh PPOK, yaitu:
- Rasa berat pada dada
- Kebiruan pada bibir atau kuku jari
- Mudah lelah
- Penurunan berat badan
- Dan bengkak pada pergelangan kaki atau tungkai.
Gejala pada PPOK biasanya tidak timbul secara signifikan hingga terjadi kerusakan paru yang cukup parah. Oleh sebab itu, ketika Anda memiliki keluhan batuk yang tidak sembuh-sembuh, sebaiknya segera periksakan diri ke dokter sebelum terlambat.
Faktanya, PPOK yang belum terlalu parah dapat diatasi dengan berbagai cara. Menurut dr. Nitish, penanganan pertama yang paling penting adalah menghentikan kebiasaan merokok dan menghindar dari paparan asapnya. Ini artinya, Anda mesti menjauhkan diri dari lingkungan berasap.
Potensi infeksi paru dari vape
Lalu bagaimana dengan asap dari rokok elektrik atau vape? Terkait hal ini, dr. Resthie Rachmanta Putri dari KlikDokter asap dari rokok elektrik atau vape hanya mengurangi 30 persen racun dari yang ada di asap rokok biasa. Karenanya, asap vape juga berpotensi meningkatkan risiko infeksi paru.
Bahkan, bagi anak dan ibu hamil yang terus-menerus menghirup asap tersebut, baik dari rokok biasa maupun rokok elektrik berpotensi melahirkan bayi dengan berat badan rendah, terkena sudden infant death syndrome (SIDS), asma, dan infeksi seperti pneumonia, serta infeksi telinga tengah.
Untuk itu, dr. Anita Amalia Sari dari KlikDokter memberikan solusi agar Anda tidak menjadi perokok pasif. Beberapa solusi yang bisa Anda lakukan adalah sebagai berikut:
- Jangan perbolehkan orang lain merokok di dalam rumah Anda. Jika ada tamu ataupun anggota keluarga yang merokok, arahkan mereka untuk melakukannya di luar.
- Jangan perbolehkan orang lain merokok di dalam kendaraan Anda. Jika ada penumpang yang ingin merokok, berhentilah di rest area untuk melakukannya di luar kendaraan.
- Pilih restoran atau kafe yang bebas asap rokok atau yang memisahkan zona bebas asap rokok dan zona merokok.
- Gunakanlah masker yang tepat saat berada di wilayah berpolusi.
- Ketika teman-teman Anda berkumpul, bergabunglah saat mereka tidak sedang merokok. Atau buatlah aturan bersama agar tidak saling menyinggung satu sama lain.
- Luangkan waktu tiap minggu untuk menghirup udara segar di wilayah hijau.
Sekarang Anda tahu bahwa infeksi paru, khususnya penyakit paru obstruktif kronis (PPOK), juga mengincar para perokok pasif. Jika Anda tak ingin menjadi korban berikutnya, terapkan tips di atas dengan saksama. Apabila Anda merasakan gejala-gejala yang berhubungan dengan PPOK, jangan tunda untuk segera berobat ke dokter.
[NB/ RVS]