Masyarakat Indonesia di berbagai daerah sedang mempersiapkan diri untuk memberikan hak suaranya dalam Pemilihan Umum Kepala Daerah (Pilkada) secara serentak esok hari (27/06). Euforia menjelang dan saat berlangsungnya pesta demokrasi ini tak hanya dirasakan para pasangan calon kepala daerah, tapi juga para pendukungnya. Namun, waspadalah karena kekalahan dalam Pilkada rentan picu serangan jantung.
Riuhnya Pilkada akan sangat terasa ketika penghitungan mulai dilakukan. Masyarakat biasanya ikut memantau hitung cepat (quick count) di televisi atau radio dan berdebar menanti hasil pengumuman resmi dari pemerintah.
Bagi pasangan calon yang menang, sukacita tentunya akan dirasakan. Namun untuk pasangan calon yang kalah tentunya yang dirasakan akan berbeda. Rasa kecewa sudah pasti tak terelakkan, tetapi kekalahan dalam Pilkada juga dapat menimbulkan gangguan kesehatan. Salah satunya adalah serangan jantung.
Kaitan antara emosi dan jantung Anda
Tanpa disadari, emosi yang dirasakan seseorang berdampak pada kesehatan jantung. Emosi ini dapat berupa rasa marah, kaget, kecewa, dan kesedihan. Sebagai contoh, kekalahan dalam Pilkada tentu akan menimbulkan rasa kecewa, marah, dan sedih. Apalagi bagi para pasangan calon dan para pendukung setianya.
Saat hal tersebut terjadi, tubuh akan mengeluarkan senyawa, yaitu sitokin. Sitokin bersifat aritmogenik, yaitu dapat membuat irama jantung menjadi tidak teratur. Kondisi ini dapat menyebabkan gangguan irama jantung (aritmia) dan bila dibiarkan dapat berakibat fatal, bahkan hingga memicu terjadinya serangan jantung.
Tak hanya itu, rasa sedih dan stres psikologis juga dapat memicu keluarnya hormon stres, yaitu kortisol. Hormon kortisol dapat menyebabkan kadar gula tidak stabil, meningkatkan tekanan darah, dan menyebabkan gangguan tidur seperti insomnia. Bila rasa sedih yang dirasakan berkepanjangan, bahkan hingga menyebabkan depresi, maka akan menyebabkan seseorang rawan mengalami berbagai penyakit. Hal ini disebabkan senyawa interleukin yang dapat melemahkan daya tahan tubuh dan membuat seseorang mudah jatuh sakit.
Kiat menerima kekalahan dan menghindari stres usai Pilkada
Rasa sedih dan kecewa ketika mengalami kekalahan usai Pilkada sangat wajar. Namun, jangan sampai emosi yang membuncah tersebut menguasai Anda hingga menyebabkan gangguan kesehatan seperti serangan jantung.
Berikut ini adalah beberapa hal yang dapat Anda lakukan, baik sebagai pasangan calon maupun pendukung, agar bebas stres pasca Pilkada:
- Adakan “pesta kekalahan”. Tak hanya pasangan yang menang saja yang dapat merayakan dengan berpesta, pasangan (termasuk pendukung) yang kalah pun dapat mengadakan pesta. Pesta kekalahan ini lebih bertujuan untuk berbagi kekecewaan dan kesedihan dengan orang lain. Dengan demikian, Anda tidak akan merasa sendirian ketika merasa kecewa. Selain itu, pesta kekalahan ini dapat menjadi kesempatan untuk mengevaluasi penyebab kekalahan secara positif.
- Istirahat cukup. Istirahat yang cukup akan memberi kesempatan bagi tubuh untuk pulih kembali setelah hiruk pikuk menjelang, saat, dan pasca Pilkada. Dengan tubuh yang segar dan bugar, Anda tentu dapat berpikir lebih positif.
- Tetap berolahraga. Sekalipun merasa lemah akibat rasa kecewa, usahakan agar Anda tetap berolahraga. Pilihlah olahraga dengan intensitas ringan seperti jalan, lari santai, atau bersepeda. Olahraga dapat memicu pengeluaran dopamin dalam tubuh yang akan menimbulkan rasa nyaman dan senang.
- Hindari media sosial. Untuk sementara waktu, hindari paparan terhadap media sosial, terutama bila beritanya masih bernuansa politik dan Pilkada. Bukan berarti Anda harus mengasingkan diri, tetapi hal ini bertujuan untuk memberi kesempatan pada diri Anda untuk tenang dan fokus merencanakan langkah berikutnya.
Kekecewaan saat kalah Pilkada atau ketika pasangan calon unggulan tidak mendapat suara terbanyak memang tidak terelakkan. Jalan terbaik untuk menghadapinya adalah menerima kekalahan dengan lapang dada sambil tetap menjaga kondisi tubuh tetap sehat dan bugar. Ingat, intinya adalah Anda sudah ikut andil dalam pesta demokrasi Indonesia, dan bersama-sama mendukung pemenang untuk menata wilayahnya jauh lebih baik ke depannya. Jika sudah legawa begini, kekalahan dalam Pilkada tidak akan menimbulkan gangguan kesehatan, termasuk memicu serangan jantung.
[RN/ RVS]