Tidak sedikit orang pernah mengalami sensasi jari terasa kebas. Sering kali, jari kebas disebabkan oleh kerusakan saraf, penekanan saraf, iritasi, atau komplikasi penyakit tertentu. Namun, jika rasa kebas juga dialami area kulit selain jari, kamu mungkin patut waspada.
Sebab, kondisi tersebut bisa jadi pertanda penyakit kusta. Zaman sekarang, penyakit kusta mungkin sudah jarang terdengar.
Penyakit yang dikenal pula sebagai lepra ini adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh infeksi bakteri Mycobacterium leprae. Bakteri ini bisa menular melalui kontak dengan penderita kusta.
Penularan Mycobacterium leprae juga bisa terjadi melalui droplets, yaitu cairan hidung yang bisa menyebar ke udara ketika penderita kusta batuk atau bersin. Lalu, bagaimana infeksi bakteri ini menyebabkan sensasi kebas? Yuk, cari tahu.
Artikel Lainnya: Masuki Usia Tua, Kenapa Sering Kebas dan Kesemutan?
Kusta Bisa Menyebabkan Kebas?
Ketika bakteri Mycobacterium leprae mencapai saluran pernapasan, ia akan berpindah ke jaringan saraf dan berkembang biak.
Bakteri akan berkembang biak dalam waktu 2-3 minggu. Lalu, bakteri membelah dan memperbanyak diri dalam kurun 14-21 hari.
Nah, Mycobacterium leprae punya masa inkubasi sekitar 3-5 tahun. Karena itu, orang yang terinfeksi bakteri ini bisa saja baru merasakan gejala setelah beberapa tahun berselang.
Salah satu gejala kusta adalah munculnya rasa kebas di jari kaki, tangan, dan bagian kulit tertentu. Hal ini terjadi karena bakteri penyebab kusta tak hanya menyerang kulit, tetapi juga sistem saraf perifer, serta selaput lendir.
Karena itu, gejala kusta juga bisa menimbulkan perubahan pada kulit, gangguan saraf, serta gangguan penglihatan dan saluran napas bagian atas.
Kerusakan saraf akibat kusta umumnya berkembang secara bertahap. Nah, kebas merupakan gejala awal yang sering dikeluhkan penderita di awal perkembangan penyakit.
Artikel Lainnya: Sering Kebas Kesemutan? Awas Kekurangan Vitamin Neurotropik!
Tanda Kebas Akibat Kusta
Kebas biasanya disertai dengan kehilangan kemampuan untuk membedakan suhu panas dan dingin. Setelah itu, kerusakan saraf akan semakin parah dan menyebabkan pengidap kusta kesulitan merasakan sensasi sentuhan seperti tekanan.
Pengidap kusta juga kesulitan merasakan sensasi rasa sakit. Karenanya, ketika penderita kusta terluka atau jarinya terputus, dia tidak akan mengeluhkan apapun.
Kerusakan saraf yang kian memburuk dan tidak diobati, lambat laun membuat penderita kusta mengalami kecacatan.
Kebas pada penderita kusta juga disertai gejala lain berupa bercak di kulit. Sekitar 90 persen penderita kusta mengaku merasakan kebas sebelum maupun sesudah munculnya lesi (jaringan abnormal) pada kulit.
Berbeda dengan penyakit kulit umumnya, ruam kulit pada kusta disertai kurang rasa (hipestesi) yang menyebabkan sebagian tubuh penderitanya tidak merasakan apapun ketika disentuh.
Artikel Lainnya: Penyebab Ujung Jari Terasa Kebas yang Mesti Anda Waspadai
Pada beberapa kasus, penderita kusta juga bisa mengalami mati rasa, lho. Inilah yang menyebabkan penderita kusta tidak merasakan nyeri saat terluka.
Selain kebas dan ruam kulit, gejala kusta lain yang dapat muncul adalah:
- Rambut rontok
- Kerusakan mata yang bisa berujung kebutaan
- Pembesaran saraf
- Kelemahan otot hingga menyebabkan kelumpuhan, terutama otot kaki dan tangan
- Kebotakan pada alis dan bulu mata
- Mata menjadi kering dan jarang mengedip yang bisa menimbulkan kebutaan
- Jari putus
Perlu diketahui penyakit kusta bukanlah penyakit kutukan. Penyakit ini dapat diobati dengan baik sehingga rantai penularannya dapat diputus dan komplikasi kusta dapat dicegah.
Cara ideal untuk memutus rantai penularan dan mencegah komplikasi penyakit kusta adalah dengan melakukan diagnosis dini dan pengobatan yang tepat untuk penderita kusta.
Sayangnya, stigma terkait kusta justru membuat penyakit ini sulit diberantas. Karena itu, setiap orang, termasuk penderita kusta dan keluarganya, perlu melakukan sejumlah upaya bersama.
Upaya yang dimaksud, misalnya memberikan penyuluhan dan dukungan, memantau kondisi dan gejala kusta, serta mendidik masyarakat setempat mengenai pencegahan cedera dan pembersihan luka.
Penyebarluasan informasi tentang kusta di masyarakat juga sangat penting agar penderita dapat menjalani hidup dengan baik tanpa stigma sekaligus mencegah penularan kusta kepada orang lain.
Kamu punya pertanyaan lain terkait kusta? Yuk, tanya dokter kulit online di KlikDokter secara langsung. Tidak lupa, #JagaSehatmu ya dengan download aplikasi KlikDokter untuk mengetahui topik seputar kesehatan secara umum.
(ADT/JKT)