Kematian adalah bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan. Namun, bagi mereka yang ditinggalkan, tentu ada perasaan duka mendalam yang membuatnya lebih sensitif. Oleh karena itu, Anda yang melayat harus memikirkan baik-baik ucapan belasungkawa.
Perasaan duka ini tengah menyelimuti aktris dan penyanyi Bunga Citra Lestari (BCL) beserta keluarga. Sang suami, Ashraf Sinclair (40), meninggal dunia pada hari Selasa (18/2) dini hari, diduga karena serangan jantung.
BCL dan Ashraf menikah pada 8 November 2008 silam dan dilangsungkan di Indonesia dan Malaysia. Setelah menikah, keduanya main film bareng, yaitu Saus Kacang. Pernikahan keduanya dikaruniai seorang putra, yaitu Noah Sinclair (9).
Sejak berita kepergian Ashraf, baik teman-teman, sesama figur publik, serta warganet mengucapkan belasungkawa. Melihat pemberitaan media, Selasa siang kediaman BCL dan Ashraf dipenuhi teman dan kerabat almarhum untuk melayat.
Jenazah dilaporkan diberangkatkan ke tempat peristirahatannya terakhir di San Diego Hills, Karawang, Jawa Barat, pada pukul 14.02 WIB, dari rumah duka di kawasan Pejaten, Jakarta Selatan.
Setelah pemakaman mendiang, diperkirakan teman dan kerabat akan terus berdatangan ke rumah duka untuk melayat sekaligus menghibur keluarga yang ditinggalkan.
Artikel lainnya: Jangan Cuma Menghibur, Ini Cara Membantu Mengatasi Rasa Duka
Jangan Asal Bicara
Melayat adalah salah satu ungkapan duka yang bersifat universal. Tak hanya untuk mendoakan almarhum, tetapi juga untuk menghibur orang-orang yang ditinggalkan, yang tentunya diselimuti perasaan duka. Karenanya, tata cara atau etika melayat mesti diperhatikan.
Karena perasaan duka yang dirasakan bisa membuat orang-orang terdekat yang ditinggalkan jadi lebih sensitif, sebaiknya hindari kata ucapan orang meninggal seperti di bawah ini.
1. "Saya Merasakan Apa yang Anda Rasakan"
Khususnya bila Anda tidak pernah ditinggal mati oleh pasangan, jangan katakan ucapan tersebut. Ini karena faktanya memang Anda tak tahu bagaimana rasanya.
Jika memang Anda pernah merasakannya, tetap saja hindari ucapan tersebut. Hal ini karena Anda memang tak tahu perasaan orang tersebut. Selain itu, ucapan tersebut juga terkesan membandingkan. Ingat, setiap orang punya cara atau responsnya sendiri dalam menghadapi duka.
2. “Dia Sudah Berada di Tempat yang Terbaik”
Meskipun pemikiran bahwa orang yang meninggal dunia ditempatkan di tempat yang lebih baik atau calon penghuni surga menciptakan kenyamanan tersendiri, ucapan tersebut juga disebut-sebut tidak tepat.
Sederhananya, siapa, sih, yang mau ditinggal oleh orang yang dicintainya? Keluarga atau pasangan yang ditinggalkan pasti ingin tetap bersama-sama, ketimbang ditinggal mati.
Artikel lainnya: Hal yang Sebaiknya Tak Diucapkan pada Wanita yang Mengalami Keguguran
3. “Segalanya Akan Jadi Lebih Mudah”
Hindari mengucapkan ini kecuali memang Anda adalah seorang peramal yang tahu apa yang akan terjadi di masa depan.
Secara realistis, mungkin segalanya akan jadi lebih mudah. Namun, bila duka yang dirasakan sangat mendalam, orang-orang yang berduka hanya ingin Anda untuk mengakui atau mengerti perasaannya.
4. “Anda Bisa Menikah Lagi”
Ucapan ini cukup sering diucapkan ke suami atau istri yang ditinggal mati. Pikir, deh, mereka baru saja kehilangan seseorang yang dicintai dan tentunya perasaan cinta itu masih besar. Mendengar Anda menasihati untuk menikah lagi adalah hal terakhir yang ingin mereka dengar.
Sekali lagi, memproyeksikan masa depan adalah ungkapan belasungkawa yang sia-sia. Saat seseorang benar-benar berduka, ia bisa mengalami gejala mirip depresi, dan orang dengan depresi sering kali kesulitan membayangkan masa depan yang lebih baik dari yang ia tengah rasakan.
Mungkin saja orang yang ditinggalkan tersebut akan menjalin hubungan lagi. Namun, yakinlah, membicarakan kemungkinan ini hanyalah buang-buang waktu.
5. “Sudah Jalan Tuhan”
Atau bisa juga ucapan seperti: “ini sudah takdir Tuhan”, “ada hikmah di balik setiap kejadian”, dan sebagainya.
Meski banyak yang merasa nyaman atau lebih baik mendengar ucapan tersebut, tetapi kematian juga banyak membuat orang mempertanyakan tentang Tuhan. Pemahaman seseorang akan “rencana” Tuhan, dan kepercayaan mereka secara umum. Ini bahkan bisa dirasakan pada orang-orang yang diketahui religius.
Pada orang-orang yang tidak religius, ucapan seperti itu bisa membuatnya merasa asing atau teralienasi.
6. “Jangan Menangis”
Ucapan tersebut atau “kamu kuat” juga dikatakan kurang pantas diucapkan saat sedang melayat. Ingat, ketahanan atau cara menyikapi kesedihan pada tiap individu bisa berbeda-beda—tak ada yang lebih kuat atau lebih lemah, cara yang benar maupun salah.
Biarkan orang-orang yang baru saja ditinggal sosok tercintanya mengekspresikan kesedihannya tanpa menghakiminya.
Selain itu, menangis di depan anak-anak bukanlah hal yang buruk. Anak akan paham tentang kapan dan bagaimana ia bisa berduka akibat kehilangan. Menyembunyikan emosi atau sengaja terlihat tegar dan tenang malah bisa membuat anak bingung, dan membuat mereka harus melakukan hal serupa.
Jadilah Pendengar yang Baik
Dari KlikDokter, dr. Dejandra M. Rasnaya menyarankan, selain dengan menghibur, jadilah pendengar yang baik.
“Berusahalah lebih baik lagi untuk mendengar apa pun yang dikatakan orang tersebut. Jangan hanya mendengarnya sekilas, tetapi simak dengan penuh perhatian,” kata dr. Dejandra.
“Selain itu, mendengarkanlah karena Anda ingin mengerti dan memahami perasaan atau kondisi orang yang diajak bicara, bukan untuk menimpali, menyalahkan, atau menghakiminya,” tambahnya.
Itulah hal-hal yang sebaiknya tidak diucapkan saat sedang melayat, meski sebetulnya maksud hati tak ada rasa ingin menyakiti. Mudahnya, tempatkan diri Anda pada kondisinya, lalu bayangkan perlakuan atau ucapan apa yang ingin didapat atau didengar. Jangan sampai apa yang dikatakan atau dilakukan malah menambah duka.
Setelah melayat, Anda menjadi punya pertanyaan seputar kesehatan mental? Coba tanyakan langsung ke fitur LiveChat dalam aplikasi KlikDokter.
(RN/AYU)