Osteoporosis merupakan kondisi yang umumnya terjadi pada orang yang sudah lanjut usia. Namun belakangan, osteoporosis juga mulai menyerang di usia muda.
Faktor genetik atau keturunan sering disangka sebagai penyebab pengeroposan tulang yang terjadi lebih cepat. Apa kata medis terkait hal ini?
Apa Itu Osteoporosis?
Osteoporosis atau tulang keropos adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan penurunan densitas atau kepadatan tulang.
Sebanyak 1 dari 3 wanita, dan 1 dari 12 pria di atas usia 50 tahun terdiagnosis penyakit ini.
Osteoporosis dapat meningkatkan risiko terjadinya fraktur atau patah tulang.
Hal itu dibuktikan oleh data epidemiologi yang menunjukkan bahwa angka kejadian fraktur lengan atau fraktur sendi panggul semakin meningkat seiring bertambahnya usia.
Penurunan densitas tulang memang merupakan bagian dari proses penuaan.
Pada wanita, densitas tulang mulai menunjukkan penurunan beberapa tahun setelah menopause –yang merupakan periode waktu di mana menstruasi berhenti dan sel telur tidak lagi diproduksi oleh ovarium.
Artikel Lainnya: Mengenal Tanda Awal Serangan Osteoporosis
Secara umum, wanita memiliki risiko osteoporosis yang lebih tinggi dibandingkan pria, terutama apabila menopause terjadi sebelum usia 45 tahun.
Namun demikian, ada pula sebagian orang yang dikatakan memiliki kecenderungan untuk mengalami osteoporosis.
Lantas, bagaimana dengan faktor genetik atau keturunan? Benarkah genetik berpengaruh pada terjadinya osteoporosis di kemudian hari?
Sebelum lebih lanjut, Anda perlu tahu tentang penyebab osteoporosis terlebih dahulu.
Faktor Risiko dan Penyebab Osteoporosis
Berikut ini adalah beberapa faktor risiko dan penyebab osteoporosis yang wajib Anda ketahui:
-
Kebiasaan Merokok
Rokok mengandung ribuan zat berbahaya, salah satunya nikotin. Senyawa ini daat mempercepat proses penghancuran sel tulang.
Selain itu, nikotin juga bisa membuat kadar dan aktivitas hormon estrogen berkurang, sehingga susunan sel tulang tidak kuat dalam menghadapi proses pelapukan.
-
Konsumsi Obat Jangka Panjang
Obat kortikosteroid, heparin dan antikejang dapat menyebabkan efek samping oteoporosis. Efek ini khusunya terjadi jika obat-obatan tersebut dikonsumsi dalam jumlah tinggi dan secara jangka panjang.
-
Tidak Berolahraga
Malas olahraga atau enggan membuat tubuh bergerak bisa menghambat pembentukan masa tulang. Hal ini juga bisa mengganggu kepadatan massa tulang di dalam tubuh Anda.
Artikel Lainnya: Cegah Osteoporosis dengan Hindari Makanan Ini
-
Kurang Asupan Kalsium
Jika Anda tidak mendapatkan asupan kalsium dari makanan, tubuh akan mengeluarkan hormon untuk mengambil pasokan kalsium dari bagian tubuh lain, termasuk tulang.
Semakin banyak kalsium yang diambil dari tulang, semakin besar pula risiko terjadinya osteoporosis.
-
Konsumsi Daging Merah Berlebih
Daging merah memang baik bagi kesehatan, asalkan dikonsumsi dalam jumlah tepat secara teratur.
Namun, jika Anda terlalu banyak makan daging merah, kandungan fosfor di dalamnya bisa merangsang pembentukan hormon parathyroid. Ini akan menyebabkan pelepasan kalsium, yang akhirnya memicu osteoporosis.
-
Minum Soda Terlalu Sering
Tidak jauh berbeda dengan konsumsi daging merah berlebih, kebiasaan minum soda terlalu sering atau dalam jumlah banyak secara berkelanjutan juga bisa menyebabkan osteoporosis.
Hal ini terjadi karena minuman bersoda juga memiliki kandungan fosfor yang tinggi.
-
Kebanyakan Minum Alkohol
Minum alkohol dalam jumlah banyak secara terus-menerus bisa menyebabkan tulang keropos. Alkohol juga bersifat ‘racun’ bagi tubuh, sehingga bisa proses pembentukan massa tulang bisa terhambat.
Osteoporosis dan Faktor Genetik
Sebuah penelitian di University of Barcelona, Spanyol, menemukan bahwa terdapat kaitan antara susunan genetik seseorang dengan risiko untuk mengalami osteoporosis.
Para peneliti menyebutkan bahwa seseorang dengan varian genetik 677C>T memiliki kecenderungan lebih tinggi untuk mengalami penurunan densitas tulang yang lebih drastis dibandingkan yang tidak.
Artikel Lainnya: 5 Tips Penting untuk Penderita Osteoporosis
Penelitian yang dipublikasikan oleh jurnal kesehatan Calcified Tissue International itu mengatakan bahwa osteoporosis adalah penyakit yang juga dikaitkan dengan gen 677C>T, selain Alzheimer dan kardiovaskular.
Jadi, bisa dikatakan bahwa faktor genetik memang memiliki peran tersendiri pada terjadinya penyakit osteoporosis. Dengan ini dapat dikatakan bahwa osteoporosis adalah penyakit keturunan.
Para pakar menyampaikan bahwa pencegahan merupakan cara terbaik untuk menurunkan risiko terjadinya fraktur atau patah tulang akibat osteoporosis.
Tak perlu khawatir, meski memiliki faktor risiko osteoporosis yang merupakan penyakit keturunan, Anda tetap bisa mencegahnya dengan melakukan olahraga rutin dan memenuhi asupan kalsium maupun vitamin D setiap hari.
(NB/RH)