Osteoporosis (keropos tulang) adalah penyakit degeneratif yang utamanya menyerang wanita lanjut usia. Penelitian dari International Osteoporosis Foundation menemukan bahwa 1 dari 4 wanita di Indonesia yang berusia 50–80 tahun memiliki risiko terkena osteoporosis.
Wanita memang diketahui memiliki risiko osteoporosis 4 kali lebih tinggi dibandingkan pria.
Faktanya, tulang adalah jaringan yang dinamis. Di sepanjang hidup manusia, tulang akan mengalami proses pembentukan dan pengeroposan. Sejak bayi hingga sekitar usia 30 tahun, tulang akan lebih banyak dibentuk.
Setelah melewati usia 30 tahun, pembentukan tulang akan berkurang atau berhenti sama sekali. Pada usia 40 tahun ke atas, akan lebih banyak massa tulang yang dipecah.
Hal inilah yang menjadi alasan mengapa osteoporosis lebih sering terjadi pada orang lanjut usia, khususnya wanita.
Estrogen (hormon seksual wanita) bertanggung jawab untuk meningkatkan pembentukan massa tulang. Pada wanita menopause, estrogen sudah tidak lagi diproduksi oleh indung telur. Hal ini membuat wanita lebih berisiko terkena osteoporosis.
Nah, saat osteoporosis terjadi, tulang akan kehilangan kemampuan untuk mempertahankan kepadatannya. Kondisi ini dapat menyebabkan gejala nyeri tulang. Lebih parah lagi, tulang yang keropos juga dapat dengan mudah patah meski hanya terkena benturan ringan atau tertarik lantaran melakukan gerakan tertentu.
Osteoporosis sering hadir tanpa terdeteksi. Kondisi tersebut biasanya baru diketahui saat penderita mengalami patah tulang.
Oleh karena itu, osteoporosis juga sering disebut penyakit senyap (silent disease) karena proses pengeroposan tulang berjalan perlahan dan baru menjadi parah setelah bertahun-tahun.
Hindari makanan ini untuk cegah osteoporosis
Ada beberapa faktor risiko yang membuat Anda lebih rentan terkena osteoporosis, di antaranya adalah:
- Memiliki riwayat keluarga dengan osteoporosis atau patah tulang
- Menjalani operasi pengangkatan indung telur
- Mengalami menopause dini
- Tidak memenuhi asupan kalsium dan vitamin D setiap hari
- Kebiasaan merokok
- Mengonsumsi obat tertentu untuk jangka panjang
Di luar itu, osteoporosis juga bisa terjadi akibat mengonsumsi makanan yang salah. Beberapa makanan yang dimaksud adalah:
-
Makanan tinggi garam
Penelitian membuktikan bahwa wanita menopause yang mengonsumsi makanan tinggi garam berisiko lebih tinggi untuk mengalami osteoporosis.
Ini disebabkan karena garam (natrium) dalam jumlah berlebih dapat mengakibatkan tingginya kadar kalsium yang hilang dari dalam tubuh.
Oleh karena itu, Dietary Guidelines for American merekomendasikan agar Anda tidak mengonsumsi natrium lebih dari 2300 miligram (satu sendok teh) per hari.
-
Minuman soda
Minuman bersoda mengandung asam fosfor, yang dapat meningkatkan pengeluaran kalsium ke dalam urine.
Ini artinya, semakin banyak minuman soda yang Anda konsumsi, semakin besar pula kalsium yang keluar dari dalam tubuh. Bukannya baik, hal ini malah membuat Anda semakin rentan mengalami osteoporosis.
Jadi, dibandingkan dengan mengonsumsi minuman bersoda, alangkah lebih baik jika Anda mengonsumsi air putih atau minuman yang mengandung vitamin D dan kalsium seperti susu atau yoghurt.
-
Kopi
Kopi mengandung kafein yang dapat meningkatkan pengeluaran kalsium dari tulang. Setiap 100 miligram kafein yang dikonsumsi, Anda akan kehilangan 6 miligram kalsium dari tulang.
Jadi, meski menjadi minuman favorit, konsumsi kopi tetap harus dibatasi. Anda masih tetap boleh minum kopi, namun disarankan untuk dibatasi maksimal 300 miligram kafein per hari (sekitar 450 mililiter kopi).
Persiapkan kesehatan tulang Anda menghadapi hari tua. Cegah osteoporosis sejak saat ini dengan menghindari makanan-makanan yang telah disebutkan di atas. Sebagai gantinya, konsumsilah makanan sehat yang mengandung kalsium dan vitamin D dalam jumlah seimbang setiap hari.
(NB/ RH)