Transplantasi sumsum tulang adalah prosedur medis untuk menggantikan sumsum tulang yang rusak akibat penyakit, infeksi, atau kemoterapi. Prosedur ini melibatkan transplantasi sel punca (stem cells). Sel tersebut diharapkan memproduksi sel darah baru dan meningkatkan pertumbuhan sumsum baru.
Sel punca dalam sumsum tulang pada individu yang sehat akan memproduksi sel darah merah yang membawa oksigen ke seluruh tubuh. Manfaat lainnya memproduksi sel darah putih untuk melawan infeksi, serta trombosit yang berperan penting dalam pembekuan darah.
Kapan Anda Butuh Transplantasi Sumsum Tulang?
Tindakan transplantasi sumsum tulang bisa dilakukan ketika seseorang tidak cukup sehat melakukan fungsinya. Penyebabnya bisa karena infeksi kronis, penyakit, atau pengobatan kanker. Ini umumnya alasan seseorang perlu transplantasi sumsum tulang.
- Thalassemia, yaitu kelainan darah bawaan ketika tubuh memproduksi hemoglobin dengan bentuk abnormal, sebagai bagian integral dari sel darah merah.
- Anemia aplastik, yaitu ketika tubuh tidak mampu memproduksi sel darah dalam jumlah yang cukup.
- Kerusakan sumsum tulang akibat kemoterapi.
- Anemia sel sabit, yaitu kelainan darah akibat kelainan genetik yang ditandai dengan bentuk sel darah merah yang abnormal.
- Kanker yang berdampak pada sumsum tulang, seperti kanker darah (leukemia), kanker kelenjar getah bening (limfoma), dan kanker darah yang menyerang sel plasma di sumsum tulang (multiple myeloma).
- Neutropenia kongenital, yakni kelainan bawaan yang menyebabkan infeksi berulang.
Artikel Lainnya 7 Komplikasi Kanker yang Perlu Anda Tahu
Jenis-jenis Transplantasi Sumsum Tulang Belakang
Terdapat beberapa jenis transplantasi sumsum tulang berdasarkan dari mana sel sumsum tulang yang sehat itu berasal. Dalam mayoritas, pendonor adalah anggota keluarga terdekat seperti orang tua, kakak, atau adik, yang disebut sebagai allogeneic transplant.
Transplantasi akan lebih efektif apabila sel punca yang diberikan memiliki kesamaan genetik dengan penerimanya. Bila tidak ada pendonor dari keluarga terdekat, dokter akan mencari daftar pendonor yang memiliki kecocokan.
Jenis kedua adalah autologous transplant, yang melibatkan penggunaan sel punca yang sehat dari pasien. Biasanya dokter akan “memanen” sel punca pasien sebelum memulai terapi yang dapat merusak sel, seperti kemoterapi atau radiasi. Setelah pengobatan tersebut selesai, sel punca yang dipanen tadi dikembalikan ke dalam tubuh pasien.
Lalu, ada pula donor sumsum tulang dari tali pusat bayi, yaitu sel punca yang masih belum berkembang sempurna. Jenis transplantasi ini akan sangat membantu bila tidak ada pendonor dewasa yang sesuai dengan pasien, atau pada pasien yang membutuhkan transplantasi sesegera mungkin.
Artikel Lainnya: Yuk, Kenali Penyakit Multiple Myeloma Lebih Jauh!
Hal yang Dilakukan Saat Transplantasi
Transplantasi dilakukan seperti transfusi darah yang memerlukan beberapa sesi selama beberapa hari. Para dokter akan memberikan cairan darah, nutrisi, dan obat-obatan melalui selang infus untuk melawan infeksi dan mendorong pertumbuhan dari sumsum tulang.
Selama prosedur berlangsung, pasien akan rentan terhadap infeksi. Itu sebabnya, ditempatkan di ruangan khusus untuk mencegah infeksi. Respons tubuh terhadap transplantasi sumsum tulang akan berbeda-beda. Ini tergantung dari usia, kesehatan secara umum, dan alasan mengapa transplantasi dibutuhkan.
Hal yang Dilakukan Saat Transplantasi
Transplantasi dilakukan seperti transfusi darah yang memerlukan beberapa sesi selama beberapa hari. Para dokter akan memberikan cairan darah, nutrisi, dan obat-obatan melalui selang infus untuk melawan infeksi dan mendorong pertumbuhan dari sumsum tulang.
Selama prosedur berlangsung, pasien akan rentan terhadap infeksi. Itu sebabnya, ditempatkan di ruangan khusus untuk mencegah infeksi. Respons tubuh terhadap transplantasi sumsum tulang akan berbeda-beda. Ini tergantung dari usia, kesehatan secara umum, dan alasan mengapa transplantasi dibutuhkan.
Apakah Proses Donor Sumsum Menyakitkan?
Donasi sumsum tulang dilakukan di bawah pengaruh anestesi umum (bius total) atau regional (memblokir rasa sakit di sebagian anggota tubuh). Ini supaya pendonor tidak akan merasakan rasa sakit selama proses donor berlangsung.
Ketidaknyamanan dan efek samping setelah donor bisa berbeda-beda pada tiap individu. Kebanyakan pendonor mengalami efek samping berupa berikut ini.
- Nyeri di punggung atau panggul.
- Kelelahan
- Nyeri otot.
- Sakit kepala.
- Memar pada lokasi pengambilan sumsum tulang.
Ada beberapa pendonor yang melaporkan rasa sakit, ada sebagian lainnya yang tidak merasakan sakit yang terlalu signifikan. Sejumlah pendonor mendeskripsikan nyerinya mirip tulang pinggul yang pegal atau rasa sakit seperti jatuh dengan posisi bokong terlebih dulu. Nyerinya ini bisa dirasakan selama beberapa hari hingga beberapa minggu.
Transplantasi sumsum tulang merupakan prosedur medis yang memerlukan persiapan yang matang, tidak boleh sembarangan. Bila salah orang terdekat Anda harus menjalani transplantasi sumsum tulang, beri ia dukungan tanpa henti dan ikut serta membantu segala persiapannya.
(RN/AYU)