Pernahkah Anda mendengar istilah osteoartritis dan osteoporosis? Meski merupakan hal yang berbeda, banyak orang masih bingung membedakan keduanya. Nyeri pada tulang dan sendi sering dihubungkan dengan orang-orang yang sudah lanjut usia. Namun, pada kenyataannya, orang di usia produktif dewasa pun bisa mengalami hal tersebut.
Seputar Osteoarthritis
Osteoartritis adalah suatu penyakit degeneratif yang banyak disebabkan oleh banyak faktor. Penderita osteoartritis mengalami degenerasi struktur tulang rawan sendi yang menyebabkan peradangan.
Keluhan nyeri dan kaku di sekitar sendi yang terlibat pun muncul. Umumnya osteoartritis sering menyerang sendi lutut maupun di sekitar panggul, meski dalam beberapa kasus dapat terjadi pada tulang belakang.
Penyakit ini banyak diderita wanita maupun pria, dengan usia rata-rata 40-50 tahun. Meski demikian, tak menutup kemungkinan dewasa muda yang berusia diatas 20 tahun dapat mengalami hal ini.
Beberapa faktor risiko yang dapat meningkatkan terjadinya osteoartritis pada seseorang. Antara lain, riwayat keturunan dalam keluarga, kelebihan berat badan, merokok, dan riwayat trauma.
Gejala yang muncul pada penyakit osteoartritis selain nyeri dan kaku pada sendi yang terlibat, tak jarang disertai dengan bengkak di daerah sekitar sendi. Bengkak ini terjadi akibat adanya penumpukan cairan di dalam sendi. Selain bengkak, seorang yang menderita osteoartritis juga sering mengeluhkan adanya bunyi gemeretak pada tulang rawan sendi yang terkena saat beraktivitas.
Dalam menegakkan diagnosis, dibutuhkan pemeriksaan seperti radiologi untuk melihat adanya penyempitan rongga sendi yang disertai dengan pembentukan tulang baru di sekitar tepi sendi. Dengan melihat radiologi, biasanya dokter dapat menentukan derajat keparahan dari penyakit osteoartritis untuk pengananan terapi selanjutnya.
Penyakit degeneratif seperti osteoarthritis dapat menyebabkan kualitas hidup seseorang menurun karena merasakan nyeri yang berkelanjutan. Oleh sebab itu, tujuan pengobatan dari penyakit osteoarthritis adalah mengatasi nyeri melalui pemberian obat-obatan, fisioterapi, hingga terapi pembedahan (penggantian sendi) jika diperlukan.
Seputar Osteoporosis
Osteoporosis adalah penyakit tulang yang ditandai dengan menurunnya kepadatan tulang. Akibatnya, tulang akan rawan mengalami patah tulang. Biasanya osteoporosis menyerang tulang-tulang besar seperti tulang belakang, tulang paha, dan tulang pinggul.
Osteoporosis lebih banyak menyerang wanita dibandingkan pria. Hal ini terjadi karena pada wanita terjadi perubahan hormon, terutama pasca menopause. Selain faktor hormonal, osteoporosis juga dapat terjadi akibat penggunaan obat-obatan jangka panjang. Misalnya, kortikosteroid, konsumsi alkohol dan merokok, defisiensi kalsium, serta kurang bergerak sejak usia muda.
Tidak seperti osteoartritis yang merasakan nyeri dan kaku, penderita osteoporosis umumnya tidak merasakan gejala bila tidak disertai dengan gejala pemberat lainnya. Biasanya, seseorang akan mengeluhkan rasa tidak nyaman di sekitar tulang belakang. Namun, keluhan ini akan hilang dengan sendirinya.
Pada beberapa orang akan muncul penampakan postur tubuh yang semakin membungkuk. Atau secara tidak sengaja membentur sesuatu yang keras atau terjatuh, sehingga mengalami patah tulang yang ditandai dengan adanya perubahan bentuk tulang, nyeri, maupun bengkak.
Untuk mengetahui apakah seseorang mengalami osteoporosis atau tidak, dokter akan menyarankan pemeriksaan kepadatan tulang dengan DEXA (Dual Energy X-Ray Absorptiometry). Pemeriksaan ini akan membandingkan hasil penderita dengan standar kepadatan tulang yang sesuai dengan usia dan jenis kelamin.
Osteoporosis tidak dapat sembuh. Untuk mencegah komplikasi lebih lanjut, pemberian obat-obatan seperti suplemen kalsium dan vitamin D hingga terapi pengganti hormon dapat digunakan.
Perbedaan osteoartritis dan osteoporosis adalah perjalanan penyakitnya. Kalau osteoartritis adalah peradangan di sekitar tulang rawan sendi, osteoporosis adalah menurunnya kepadatan tulang. Namun, baik osteoartritis maupun osteoporosis sama-sama menurunkan kualitas hidup seseorang. Jadi mulai sekarang, lakukan pencegahan dini dengan menerapkan pola hidup sehat. Anda dapat pula menjalani skrining osteoporosis, serta mencukupi kebutuhan kalsium dan vitamin D setiap hari.
[HNS/ RVS]