Osteoporosis dan osteomalasia diketahui punya kemiripan dalam hal mengakibatkan tulang rapuh. Meski begitu, keduanya bisa dibedakan berdasarkan definisi, penyebab, serta ciri atau gejala pada penderitanya. Simak penjelasannya lebih lanjut!
Definisi
Osteoporosis adalah penyakit tulang yang ditandai dengan menurunnya kepadatan tulang secara keseluruhan. Tulang pun menjadi keropos dan rentan mengalami patah tulang. Sementara itu, osteomalasia adalah kelainan pada tulang yang menyebabkan tulang lunak, sehingga mudah patah.
Penyebab
Osteoporosis atau pengeroposan tulang terjadi akibat ketidakmampuan tubuh mengatur kandungan mineral dalam tulang dan disertai rusaknya bagian dalam tulang. Penyebab utamanya adalah faktor hormonal dan bertambahnya usia.
Wanita diketahui lebih rentan mengalami osteoporosis ketimbang pria. Kemudian, seiring bertambahnya usia atau usia diatas 35 tahun akan membuat massa tulang semakin menurun.
Bedanya dengan osteomalasia adalah, kelainan tulang tersebut disebabkan oleh kekurangan vitamin D, fosfat, dan kalsium. Ketiga komponen tersebut merupakan zat utama yang mendukung kesehatan tulang, sehingga tulang akan terbentuk dengan kuat. Selain itu, osteomalasia juga bisa disebabkan oleh kemampuan tubuh yang tidak memadai dalam menyerap vitamin D dan mendapatkan sedikit paparan sinar matahari. Itulah kenapa osteomalasia dapat terjadi pada anak-anak.
Gejala
Osteoporosis termasuk dalam kategori “silent killer” karena tidak menunjukkan gejala yang menandakan adanya penurunan kepadatan tulang, kecuali terdeteksi saat tes kepadatan tulang. Sering kali, osteoporosis ketahuan setelah pasien mengalami jatuh dan patah tulang.
Osteomalasia sendiri gejalanya bisa diketahui dengan jelas karena adanya perubahan bentuk tulang, misalnya pada tulang punggung, lengan, dan tungkai bawah. Penderita juga bisa mengalami kaki yang melengkung ke dalam menyerupai huruf “O”, dada busung, serta lutut menyerupai huruf “X”.
Pada orang dewasa kelemahan tulang membuat tulang menjadi lunak dan menjadi pendek, sehingga penderita akan berkurang tinggi badannya. Tulang tengkorak yang memendek dapat mengubah bentuk tulang toraks (bagian antara kepala dan perut). Hal ini membuat pasien terlihat seperti bungkuk.
Gejala lain yang dapat menyertai termasuk penurunan berat badan, kelemahan otot, nyeri tulang, serta kesulitan menelan.
Diagnosis
Diagnosis osteroprosis dapat ditegakkan dengan menggunakan pemeriksaan bone mineral density (BMD) untuk melihat kepadatan tulang. Pada osteomalasia, pemeriksaan darah untuk melihat kadar vitamin D, kalsium, dan fosfat wajib dilakukan.
Selain itu, dapat pula dilakukan pemeriksaan rontgen untuk kedua penyakit di atas, mengingat ada komplikasi berupa retak atau patah tulang.
Pengobatan
Prinsip pengobatan osteoporosis adalah meningkatkan kepadatan tulang dan menghindari risiko jatuh. Pengobatan dapat disesuaikan dengan usia, jenis kelamin, tingkat keparahan, atau kondisi medis lainnya.
Penderita osteoporosis perlu diberikan asupan kalsium dan vitamin D. Selain itu dapat pula diberikan bisphosphonate, strontium ranelate, serta obat-obatan yang bersifat hormonal.
Pada pengobatan pasien dengan osteomalasia, pilihan pengobatan harus didiskusikan dengan dokter. Namun berdasarkan penyebabnya, pengobatan osteomalasia bisa diupayakan dengan cara mengatasi kekurangan vitamin D dan kekurangan fosfat.
Pencegahan
Meski osteoporosis dan osteomalasia adalah kondisi medis yang berbeda, tetapi prinsip pencegahan antara keduanya kurang lebih sama, yaitu dengan melakukan tips di bawah ini.
- Konsumsi makanan tinggi kalsium seperti produk susu, kacang-kacangan, atau ragi.
- Konsumsi makanan tinggi vitamin D seperti minyak ikan, telur, sereal, roti, susu, atau yoghurt.
- Kurangi sodium, garam, atau makanan yang diasinkan.
- Hindari makanan tinggi lemak.
- Hindari minum kopi secara berlebihan karena dapat mengeluarkan kalsium terlampau banyak, kurangi juga minuman soft drinks karena dapat menghambat penyerapan kalsium.
- Hindari minuman beralkohol dan rokok karena dapat menyerap cadangan kalsium dalam tubuh.
- Jaga berat badan tetap ideal.
- Pastikan sering terkena sinar matahari pagi hari. Paparan terhadap sinar matahari bisa didapat selama 15-30 menit pada jam 6-9 pagi.
- Rutin berolahraga.
Sampai di sini, jangan lagi bingung dalam membedakan osteoporosis dan osteomalasia, ya! Meski sama-sama bikin tulang rapuh, tetapi osteoporosis adalah kondisi berbeda, yang cara penangangannya pun tak sama. Apabila Anda mengalami gejala yang disebutkan di atas apalagi memiliki faktor risiko, sebaiknya periksakan diri ke dokter untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan.
(RN)