Skoliosis merupakan kondisi kelainan tulang yang ditandai dengan kelengkungan abnormal di tulang belakang. Ketika seseorang mengalami skoliosis, tulang belakangnya tampak melengkung ke samping seperti membentuk huruf S atau C.
Penyebab skoliosis bermacam-macam. Misalnya saja, kasus skoliosis kongenital dapat terjadi karena pembentukan tulang belakang yang tidak sempurna saat bayi masih di dalam kandungan.
Kemudian, ada skoliosis degeneratif yang disebabkan oleh kerusakan tulang belakang secara perlahan. Penyakit parkinson serta osteoporosis diduga memicu skoliosis jenis degeneratif.
Di samping itu, juga ada kondisi skoliosis idiopatik yang sampai saat ini tidak diketahui secara pasti penyebabnya.
Pengobatan Medis Skoliosis
Menurut dr. Valda Garcia, pengobatan skoliosis akan diberikan tergantung kepada derajat keparahannya.
“Biasanya paling sering disarankan untuk fisioterapi. Terus, juga bisa dikasih brace sebagai penyangga supaya posisi tubuhnya mendekati posisi anatomis normal. Bisa juga dilakukan tindakan operasi kalau derajatnya berat,” jelas dr. Valda.
Artikel Lainnya: Manfaat Yoga untuk Penderita Skoliosis
Sementara itu, dilansir Webmd, perawatan skoliosis terbagi menjadi tiga.
-
Observasi
Beberapa anak ada yang mengalami kondisi skoliosis idiopatik, sehingga dokter tidak mengetahui apa penyebab pastinya. Kondisi tersebut biasanya terjadi di tengah tahun-tahun percepatan pertumbuhan anak, yakni usia 10 hingga 18 tahun.
Dokter akan memantau anak-anak yang tulang punggungnya melengkung dengan sudut kurang dari 20 derajat.
-
Orthosis atau Penggunaan Brace
Jika lengkungan berukuran 20 hingga 40 derajat, kemungkinan dokter akan merekomendasikan anak untuk memakai penyangga punggung atau brace. Tujuannya untuk mengontrol lengkungan sehingga anak tidak perlu dioperasi.
Artikel Lainnya: Brace, Cara Menangani Skoliosis Tanpa Operasi
-
Operasi
Ketika lengkungan tulang belakang mencapai 45 hingga 50 derajat, kondisi tersebut dikhawatirkan akan memburuk dan bahkan bisa memengaruhi cara kerja paru-paru. Dokter dapat merekomendasikan operasi fusi tulang belakang yang telah terbukti menghentikan peningkatan lengkungan.
Terapi atau Perawatan Nonmedis untuk Penderita Skoliosis
Di samping itu, perawatan nonmedis lain seperti olahraga juga bisa menjadi alternatif untuk mengurangi keparahan skoliosis. “Olahraga seperti yoga dan pilates bisa membantu menjaga postur tubuh tetap baik,” sebut dr. Valda.
-
Yoga
Pada dasarnya, latihan yoga bertujuan untuk meningkatkan otot melalui peregangan, posisi menahan, dan latihan pernapasan. Beberapa metode yoga juga mencakup meditasi.
Seberapa banyak yoga dapat membantu mengatasi masalah punggung memang belum terbukti. Tetapi, mereka yang sakit punggung mengaku dapat tertolong dengan rutin melakukan yoga.
Artikel Lainnya: Apakah Kebiasaan Tertentu Bisa Jadi Penyebab Skoliosis?
-
Pilates
Pilates adalah latihan yang fokus kepada penguatan otot perut dan punggung. Ada juga gerakan yang fokus dengan penekanan postur serta pernapasan.
Latihan pilates tidak disarankan bagi mereka yang mengalami sakit punggung parah. Sebaiknya, penderita skoliosis bertanya lebih dulu tentang pelatihan pilates kepada instruktur atau dokter.
Aktivitas lain seperti berlari, berjalan kaki, dan sepak bola juga dapat membantu menjaga kekuatan tulang. Aktivitas tersebut sangat penting jika Anda ingin mencegah serta mengurangi keparahan skoliosis.
Sementara itu, bagi orang yang mengalami skoliosis degeneratif, dokter dapat merekomendasikan terapi fisik, peregangan, dan latihan untuk membantu membangun kekuatan.
Konsumsi obat yang dijual bebas di apotek dan penggunaan brace dalam waktu singkat juga dapat membantu meredakan rasa nyeri. Cari tahu informasi kesehatan lain tentang perawatan dan pengobatan skoliosis di aplikasi Klikdokter.
(OVI/JKT)