Tagar JusticeForAudrey sedang menjadi topik pembicaraan hangat warganet akibat terjadinya pengeroyokan dan penganiayaan oleh 12 orang pelajar SMA di Pontianak terhadap seorang remaja perempuan berusia 14 tahun bernama Audrey. Mengutip Liputan6.com, tagar tersebut dilontarkan warganet sebagai bentuk pembelaan dan menuntut keadilan untuk Audrey. Kekerasan fisik yang dialami Audrey sungguh mengundang keprihatinan.
Kasus kekerasan pada remaja yang menimpa Audrey tergolong sebagai salah satu bentuk perundungan alias bullying. Lebih dari itu, bullying dalam hal ini bukan hanya sekadar kekerasan verbal, tetapi juga kekerasan fisik dan dilakukan secara berkelompok. Menurut hukum, kejadian yang menimpa Audrey sudah termasuk sebagai kasus penganiayaan.
Dikutip dari berbagai sumber, penganiayaan yang dilakukan oleh para pelaku berupa membenturkan kepala korban ke aspal, menendang perut korban berkali-kali, penyiraman air secara bergantian, serta pencekikan. Bukan hanya itu, wajah Audrey juga sempat ditendang sehingga mengalami perdarahan di hidung dan mulut, bonyok, kepala benjol, memar, dan berbagai luka di bagian tubuh lainnya. Bahkan, ada pula yang melaporkan bahwa satu pelaku mencoba melakukan penyerangan di organ kemaluan korban.
Efek yang mungkin dialami Audrey
Kasus bullying yang termasuk penganiayaan pastinya akan mempunyai banyak efek, tidak saja bagi korban, tetapi juga keluarga dan teman-temannya. Salah satu efek yang sangat mungkin terjadi akibat kasus tersebut adalah trauma fisik, seperti:
-
Trauma tumpul
Trauma tumpul adalah cedera atau luka yang terjadi akibat benturan benda tumpul, seperti batu, besi, sepatu, tinju, lantai, dan lain-lain. Penganiayaan yang dilakukan pelaku terhadap Audrey rata-rata menyebabkan trauma tumpul.
Trauma tumpul yang terjadi pada bagian perut dapat menyebabkan kerusakan organ dalam, seperti hati, lambung, pankreas, atau limpa. Jika organ-organ tersebut mengalami cedera, yang paling ditakutkan adalah perdarahan di bagian dalam perut. Hal tersebut dapat membuat korban kehabisan darah dan meninggal dunia.
-
Perdarahan dan gegar otak
Penganiayaan terhadap Audrey juga dilakukan pada bagian kepala. Trauma tumpul pada kepala dapat menyebabkan cedera otak, sehingga korban mengalami gegar otak. Bahkan, tak menutup kemungkinan bahwa korban juga mengalami perdarahan di otak. Jika hal ini sampai terjadi, korban bisa mengalami penurunan kesadaran. Kondisi ini berbahaya dan butuh penanganan segera.
-
Tulang retak atau patah
Hantaman yang dilakukan oleh pelaku kepada korban dapat menyebabkan luka di bagian dalam tubuh. Jika kekuatan benda yang menghantam dan tenaga hantaman lebih kuat daripada tulang manusia, maka dapat terjadi retak atau bahkan patah tulang.
-
Gangguan jalan napas
Jika terjadi patah tulang hidung akibat trauma tumpul pada wajah, maka jalan napas akan terganggu. Selanjutnya, darah dari hidung dan mulut juga dapat membeku, kondisi ini semakin menghambat jalan napas.
Selain itu, jika pencekikan terhadap Audrey dilakukan cukup kuat, tulang di sekitar tenggorok bisa saja cedera. Hal ini nantinya juga menghambat jalan napas, yang pada akhirnya bisa membuat korban benar-benar tidak bisa bernapas.
-
Disfungsi Seksual
Penyerangan yang dilakukan pada organ seksual korban bisa menimbulkan berbagai luka, baik di luar maupun dalam. Hal ini akan memengaruhi fungsi seksual korban ketika ia dewasa kelak.
Dengan mengetahui efek yang mungkin terjadi pada Audrey, bullying dan segala bentuk penganiayaan serta kekerasan fisik maupun verbal lainnya tidak bisa dibiarkan begitu saja. Karena, selain melanggar hukum, hal tersebut juga bisa memberikan dampak buruk bagi korban, berupa trauma fisik dan psikis, yang bahkan mampu mengancam masa depan dan keselamatan jiwa korban.
(NB/ RVS)