Apakah kamu sering menunda-nunda pekerjaan dan kesulitan mengatur waktu? Jika benar, mungkin kebiasaan ini termasuk ke dalam perilaku self sabotaging dan bisa berdampak buruk bagi kehidupan.
Meski perilaku self sabotage sering kali tidak disadari oleh orang tersebut, tetapi hal ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk pola pengasuhan di masa kecil.
Lantas, apa itu sabotaging? Mari ketahui lebih lanjut terkait perilaku self sabotage dan cara mengatasinya dengan tepat.
Apa Itu Self Sabotage (Self Sabotaging)?
Self sabotage (self sabotaging) adalah perilaku atau pola pikir yang dapat mencegah seseorang untuk melakukan apa yang diinginkan guna mencapai tujuan.
Sulit untuk mengidentifikasi apakah kita telah melakukan self sabotage, terutama karena dampaknya tidak segera dialami saat itu juga.
Menurut Gracia Ivonika, M.Psi., Psikolog, tanda-tanda dari self sabotage bisa tampak jelas dan tidak.
“Intinya, self sabotage ditandai dengan sikap dan perilaku yang secara sadar atau tidak kita pilih dan lakukan. Akan tetapi, malah menghalangi atau membatasi hal baik bagi diri kita. Sehingga, kita pun lebih sering merasakan tekanan, kesedihan, dan lainnya,” tuturnya.
“Namun, di sisi lain, kita tidak benar-benar membantu diri untuk keluar dari siklus tersebut,” tambah Psikolog Gracia. Terdapat beberapa contoh self sabotage yang umum terjadi dalam kehidupan sehari-hari:
- Menunda pekerjaan yang sudah seharusnya diselesaikan
- Menyalahkan orang lain ketika mengalami hal yang buruk
- Memilih untuk pergi ketika segala sesuatu tidak berjalan secara lancar
- Sulit mengatur waktu
- Memilih berdebat atau berkelahi dengan teman atau pasangan
- Memiliki hubungan dengan orang yang memberikan pengaruh tidak baik untuk diri kita
- Kesulitan memenuhi kebutuhan
- Merendahkan diri sendiri
Artikel Lainnya: Ciri Orang Manipulatif yang Perlu Diwaspadai
Penyebab Self Sabotage
Berdasarkan pengertian sabotase diri di atas, sebenarnya tidak ada orang yang berniat untuk menyabotase dirinya sendiri.
Sabotase diri sendiri dipengaruhi berbagai faktor kompleks dalam diri dan hidup seseorang. Faktor tersebut kemudian mengarahkan seseorang pada pemaknaan negatif tentang keberhargaan diri, kemampuan yang dimiliki, dan lainnya.
Berikut beberapa faktor yang bisa menyebabkan seseorang menyabotase dirinya sendiri:
1. Pola yang Dipelajari Ketika Masa Kecil
Sabotase diri bisa terjadi karena pola yang dipelajari ketika masa kanak-kanak dan dilakukan secara berulang.
Misalnya, orang tuamu tidak pernah memberikan perhatian, kecuali saat mereka marah. Mungkin saja kamu merasa bahwa membuat orang marah jadi salah satu cara mendapatkan apa yang diinginkan.
2. Dinamika Hubungan Masa Lalu
Jika pernah merasa tidak didukung atau didengarkan dalam hubungan percintaan, kamu bisa kesulitan berkomunikasi secara efektif dalam hubungan selanjutnya.
Saat mengalami konflik dengan pasangan, kamu cenderung memilih untuk diam dan tidak mengungkapkan apa yang dipikirkan dan dirasakan.
3. Takut Gagal
Takut gagal dalam pekerjaan, hubungan, atau menjadi orang tua yang baik mungkin bisa membuat kamu secara tidak sengaja menyabotase diri sendiri untuk menghindari kegagalan tersebut.
Pikiran bawah sadarmu akan menganggap bahwa saat tidak mencoba hal tersebut, maka kamu tidak akan merasakan gagal.
4. Kebutuhan untuk Memegang Kendali
Ketika memegang kendali, mungkin kamu merasa siap untuk menghadapi situasi apa pun. Contohnya saat menunda mengerjakan tugas, kamu mungkin khawatir tidak bisa menulisnya dengan baik.
Kamu pun tahu jika dikerjakan di menit terakhir deadline, kualitas tulisan tersebut mungkin tidak akan baik. Namun, kamu merasa berhasil mengendalikan hasilnya karena memang memilih untuk menuliskannya di waktu-waktu terakhir.
Artikel Lainnya: Penyebab Orang Suka Menyerang Balik Saat Ditegur
Bahaya Self Sabotage
Membiarkan diri kamu terjebak dalam self sabotaging, nantinya akan berdampak buruk bagi kualitas hidup, contohnya:
- Prestasi kerja menurun hingga kehilangan pekerjaan karena suka menunda pekerjaan
- Karir tidak bisa berkembang akibat kamu takut gagal dalam mencoba berbagai tantangan kerja
- Hubungan dengan pasangan menjadi rusak karena kerap bertengkar
- Stres dan menyebabkan susah tidur
Jika kamu terus menyabotese diri, kesehatan fisik dan mental akan semakin menurun. Sistem kamu bisa melemah dan jadi mudah sakit, dan berbagai penyakit seperti hipertensi maupun depresi karena emosi negatif yang terus menumpuk.
Cara Mengatasi Self Sabotage
Pola pikir yang merugikan alias self sabotage bisa terjadi secara otomatis tanpa kamu menyadarinya. Supaya tidak berdampak buruk terhadap kehidupan, berikut tips dari Psikolog Gracia Ivonika untuk mengatasi self sabotage:
- Sadari dengan melakukan refleksi, apakah diri kita selama ini melakukan atau mengalami tanda-tanda self-sabotage?
- Minta tanggapan dari orang yang dipercaya untuk mendapatkan perspektif tentang sikap atau perilaku kita selama ini
- Jika hasilnya benar, jabarkan perilaku-perilaku yang mengarah ke self sabotage
- Buat komitmen dengan diri sendiri untuk keluar dari siklus perilaku tersebut satu-per satu
- Buat rencana bertahap untuk fokus pada target perilaku self sabotage yang ingin dikurangi atau diubah
- Minta bantuan atau dukungan dari orang yang dipercaya
- Jangan ragu berkonsultasi dengan profesional agar bisa mendapatkan penanganan yang tepat
Artikel Lainnya: Merasa Putus Asa? Ini Cara Mengatasinya!
Dari pemaparan di atas, apakah kamu mengalami tanda-tanda self sabotage? Jika sering menunda-nunda sebuah pekerjaan, cobalah untuk mengikuti langkah-langkah untuk mengatasi perilaku tersebut.
Jangan sungkan untuk meminta bantuan dari psikolog jika kamu kesulitan untuk mengubahnya. Manfaatkan layanan Tanya Dokter untuk berkonsultasi secara online supaya lebih praktis. KlikDokter, solusi untuk #JagaSehatmu
- Psychology Today. Diakses 2023. Self-Sabotage.
- Positive Psychology. Diakses 2023. What Is Self-Sabotage? How to Help Stop the Vicious Cycle.