Kesehatan Mental

Kenali Ciri Hypersex dan Cara Tepat Mengatasinya

Aprinda, 11 Jun 2023

Ditinjau Oleh Iswan Saputro, M.Psi., Psikolog

Hypersex adalah gangguan mental yang bisa berdampak buruk untuk kualitas hidup. Seperti apa tanda dan cara mengatasinya? Simak ulasannya berikut ini!

Kenali Ciri Hypersex dan Cara Tepat Mengatasinya

Saat kita berhubungan seks, tubuh mengirimkan sinyal melalui saraf ke otak, yang bereaksi dengan melepaskan bahan kimia yang membuat kamu merasa senang. Itulah sebabnya, seks bisa menimbulkan kepuasan serta membuat hubungan kamu dengan pasangan jadi lebih langgeng.

Namun, sensasi menyenangkan yang ditimbulkan bisa membuat orang jadi kecanduan dan berujung dengan hypersex. Lantas, apa itu hypersex dan bagaimana penanganannya?

Apa Itu Hypersex (Hiperseksual)?

Hypersex atau hiperseksual artinya kondisi ketika seseorang memiliki dorongan untuk melakukan aktivitas seksual secara berlebihan. 

Disampaikan oleh Iswan Saputro, M.Psi., Psikolog, hypersex (hiperseksual) adalah salah satu gangguan seksual, yang secara medis tergolong dalam gangguan obsesif kompulsif atau kecanduan.

“Jadi, orang yang mengalami hypersex bisa menghabiskan waktu lama (berjam-jam) untuk melakukan aktivitas seksual, masturbasi, berfantasi seks, atau kecanduan film porno. Manifestasinya bukan cuma berhubungan intim saja”, papar psikolog Iswan.

Dalam kasus parah, orang dengan penyakit mental ini kesulitan mengendalikan diri sehingga rela menghabiskan banyak uang untuk mendapatkan kepuasan. “Mereka bisa saja menggunakan jasa prostitusi, mengikuti forum seks di internet, atau menjadi anggota platform seks berbayar lainnya”, tambahnya.

Hiperseksualitas dikatakan sebagai gangguan psikologis karena dampak yang ditimbulkan tidak cuma kesehatan fisik saja, tapi juga secara sosial, ekonomi, psikologis, dan produktivitas seseorang sebagai manusia.

Ciri-Ciri Hypersex

Psikolog Iswan menyebutkan ciri-ciri seseorang yang hypersex, di antaranya:

  • Sulit mengendalikan dorongan seksual, misalnya ingin terus-menerus melakukan hubungan intim, menonton konten pornografi, atau masturbasi
  • Adanya peningkatan kecanduan terhadap hal yang berbau seks, misalnya sebelumnya melakukan masturbasi satu bulan sekali namun sekarang bisa lebih banyak daripada itu 
  • Tidak kunjung mendapatkan kepuasaan dari aktivitas yang dilakukan, sekalipun variasi aktivitasnya jadi bertambah atau frekuensinya jadi lebih sering
  • Menyadari apa yang dilakukan tidak benar dan merasa bersalah hingga membenci diri sendiri
  • Berusaha untuk lepas dari obsesinya tapi sering kali gagal dan kambuh dalam prosesnya
  • Menghindari interaksi sosial agar bisa melakukan aktivitas seksual 
  • Dalam beberapa situasi, orang dengan kondisi ini rentan mengalami penyakit mental, seperti gangguan kecemasan atau depresi

Artikel Lainnya: Hubungan Antara Depresi dan Kecanduan Pornografi

Apa Penyebab Hypersex?

Penyebab pasti hiperseksualitas tidak diketahui. Akan tetapi, ini mungkin terkait dengan kesehatan mental dan fisik seseorang.

Berikut adalah berbagai kondisi yang membuat seseorang lebih berisiko mengalami hiperseks:

  • Gangguan bipolar
  • Tumor dan cedera pada lobus frontal otak
  • Penyalahgunaan obat
  • Riwayat gangguan makan
  • Pernah mengalami pelecehan seksual, khususnya di kalangan wanita

Bagaimana Cara Mengatasi Hypersex?

Ada beberapa cara mengatasi hiperseks, di antaranya:

1. Psikoterapi

“Level pengobatannya tidak cuma konseling, tapi psikoterapi (terapi psikologis), di mana ada rancangan yang membuat pasien menyadari sumber masalahnya apa, pencetusnya apa, dan dampaknya seperti apa pada kualitas hidup”, jelas psikolog Iswan.

Salah satu metode perawatannya adalah Cognitive Behavioral Therapy (CBT). Tujuannya, untuk mengidentifikasi pikiran yang tidak rasional atau pikiran negatif. Lalu mengubah pola pikir pasien jadi lebih positif dan membuat kebiasaan baru yang bisa mengurangi dorongan hypersex.

2. Terapi Keluarga

“Jika seseorang lebih terbuka dengan pasangan atau keluarga, ini jauh lebih baik. Karena salah satu pencetus hiperseks adalah kondisi emosional yang tidak stabil dan ini bisa ditenangkan oleh support system-nya, seperti keluarga atau pasangan”, papar psikolog Iswan.

3. Terapi Kelompok

Bila terapis menemukan kasus hypersex pada beberapa orang, perawatan ini bisa dilakukan. Tujuannya, agar pasien tidak merasa berjuang sendiri dalam mengatasi hiperseks. 

“Mereka juga bisa saling sharing, saling memahami, dan dapat meningkatkan harga diri masing-masing”, paparnya lebih lanjut.

4. Farmakoterapi

Terakhir, psikolog Iswan menyebutkan terapi obat-obatan sebagai cara untuk mengatasi hiperseks. Perawatan ini dilakukan jika pasien yang mengalami hiperseks juga menunjukkan gejala depresi, kecemasan, atau gangguan lainnya.

“Jika pasien mengalami mood yang berantakan, ia bisa mendapatkan obat berupa mood stabilizer”, ucap psikolog Iswan. Namun dosis dan jenis obat disesuaikan dengan tingkat keparahan dan kondisi kesehatan pasien atas saran dokter.

Artikel Lainnya: Cara Atasi Kecanduan Seks

Jika kamu punya banyak pertanyaan seputar kesehatan mental, segera konsultasikan ke psikolog. Lebih mudah, kamu bisa download aplikasi KlikDokter dan dapatkan berbagai informasi untuk bantu #JagaSehatmu. 

Manfaatkan fitur Tanya Dokter di aplikasi KlikDokter untuk konsultasi dengan psikolog lebih mudah dan cepat!

(NM)

  • Ciocca, G., et al. (2018). Hypersexuality: The controversial mismatch of the psychiatric diagnosis.
  • Dutta, E., et al. (2017). Hypersexuality – a cause of concern: A case report highlighting the need for psychodermatology liaison.
  • Krueger, R. B. (2016). Diagnosis of hypersexual or compulsive sexual behavior can be made using icd-10 and dsm-5 despite rejection of this diagnosis by the American Psychiatric Association.