Kesehatan Mental

Mengatasi Stigma: Kondisi Mental Tidak Hanya Soal Iman

Stigma seputar kesehatan mental dan hubungannya dengan agama di masyarakat Indonesia. Temukan pemahaman yang luas tentang faktor-faktor penyebab gangguan mental dan pentingnya perawatan yang holistik.

Mengatasi Stigma: Kondisi Mental Tidak Hanya Soal Iman

Pembahasan agama bagi masyarakat Indonesia sangat kental sehingga tidak heran banyak aspek kehidupan dikaitkan dengan agama, salah satunya kesehatan mental. Tidak jarang rendahnya keimanan dijelaskan sebagai faktor yang membuat seseorang mengalami gangguan mental.

Gangguan depresi, kecemasan, dan stres seringkali dihubungkan dengan rendahnya intensitas ibadah dan keimanan seseorang. Namun, faktanya sebuah gangguan mental disebabkan oleh banyak faktor.

Sering mendengar nasihat untuk memperbanyak ibadah sebagai solusi dari gangguan mental, namun belum diikuti oleh empati dan pemeriksaan psikologis yang mendalam. Kesehatan mental tidak hanya dipengaruhi oleh iman atau spiritualitas, namun jauh lebih kompleks.

Artikel yang ditulis oleh redaksi KlikDokter dan Psikolog Iswan Saputro kali ini dibuat untuk membantu melawan stigma tentang kesehatan mental dan meningkatkan kesadaran bahwa rendahnya iman seseorang tidak langsung berkaitan dengan gangguan mental.

Artikel lainnya: Depresi Spiritual, Membuat Orang Hilang Keyakinan

Kesehatan Mental, Lebih Sekadar Keimanan

Dukungan agama atau spiritualitas seseorang dapat menjadi faktor yang penting dalam menjaga kesehatan mental. Selain keimanan, banyak faktor lain yang memengaruhi kesehatan mental secara, seperti:

1. Genetik

Banyak penelitian menemukan bahwa faktor genetik dapat memengaruhi kesehatan mental dan risiko gangguan mental tertentu. Riwayat keluarga dengan gangguan mental tertentu dapat menjadi faktor risiko bagi keturunannya.

2. Kepribadian

Tipe kepribadian tertentu memiliki kerentanan untuk mengalami permasalahan mental dan menentukan bagaimana manajemen stres yang dilakukan.

3. Kesehatan fisik

Kondisi fisik memiliki hubungan dengan kesejahteraan psikologis, seperti adanya pengaruh hormon dan fungsi organ tertentu dalam tubuh.

4. Zat kimia otak

Ketidakseimbangan zat kimia dalam otak dapat memengaruhi aspek psikologis dan kesehatan mental, seperti produksi dopamin, serotonin, atau adrenalin.

5. Pengalaman traumatik

Masa lalu yang traumatik dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami gangguan mental tertentu, misalnya PTSD, depresi, dan kecemasan.

6. Kondisi psikososial

Stres kerja, kesehatan lingkungan yang buruk, konflik interpersonal, atau keuangan dapat memengaruhi kesehatan mental seseorang.

Artikel lainnya: Jenis-Jenis Depresi yang Perlu Kamu Tahu

Pentingnya Menyadari Keragaman Pengalaman

Setiap orang memiliki keunikan dan pengalaman yang kompleks (individual differences), termasuk kondisi kesehatan mental. Misalnya, kecemasan yang dirasakan oleh seseorang belum tentu disebabkan oleh faktor yang sama dengan kecemasan yang dirasakan orang lain.

Rendahnya literasi kesehatan mental dan empati dapat menciptakan stigma, stereotip, dan asumsi dalam masyarakat. Dengan menyadari setiap orang memiliki perjalanan hidup yang berbeda-beda dapat membentuk sikap saling menghargai dan tidak mudah menghakimi.

Melawan stigma kesehatan mental di Indonesia dapat dimulai dengan memastikan akses mendapatkan dukungan dan perawatan terjangkau oleh masyarakat, baik melalui institusi atau platform kesehatan, pendidikan, atau dukungan informal lainnya.

Artikel lainnya: Penyebab dan Dampak Depresi dalam Hubungan

Pentingnya Dukungan Komunitas

Dukungan komunitas atau masyarakat menjadi faktor penting dalam melawan stigma tentang kesehatan mental. Literasi yang baik dapat membantu seseorang melewati kesulitan hidup dengan bantuan yang tepat dan sesuai dengan kebutuhannya.

Dukungan komunitas bisa diperoleh dari lembaga pemerintahan, sektor pendidikan, komunitas agama, teman sebaya, dan keluarga. Mendukung satu sama lain dan membangun jaringan dukungan yang kuat dapat membantu seseorang merasa lebih kuat dan tidak sendirian.

Artikel lainnya: Depresi, Lebih dari Sekadar Gangguan Kesehatan Mental

Mengatasi Stigma Melalui Pendidikan dan Kesadaran

Literasi, pendidikan, dan kesadaran bersama tentang kesehatan mental adalah kunci untuk mengatasi stigma. Edukasi berkelanjutan dengan melibatkan berbagai pemangku kepentingan dan latar belakang dapat menciptakan masyarakat yang lebih empatik, suportif, dan inklusif.

Isu kesehatan mental yang kompleks membutuhkan pendekatan yang holistik dengan mempertimbangkan dan melibatkan aspek agama, sosial, budaya, dan keragaman pengalaman yang dimiliki oleh setiap orang.

Ya, kesehatan mental adalah hal yang kompleks dan dapat dipengaruhi oleh banyak faktor yang berbeda, dan tidak selalu berkaitan dengan tingkat iman seseorang. Penting untuk mengatasi stigma terkait kesehatan mental dan menyadari bahwa setiap individu memiliki pengalaman yang unik.

Dengan membangun kesadaran, dukungan, dan pemahaman yang lebih baik tentang kesehatan mental, kita dapat menciptakan masyarakat yang lebih inklusif dan mendukung bagi semua individu, tanpa memandang latar belakang agama atau kepercayaan mereka.

Jika Kamu ada pertanyaan seputar tema diatas Kamu bisa gunakan layanan Tanya Dokter untuk chat dengan psikolog dan buatlah jadwal konsultasi dengan Psikolog.

Kamu bisa gunakan semua layanan kesehatan KlikDokter dengan Download aplikasi KlikDokter di PlayStore dan AppStore.